Petani Kacang dan Tukang Kayu

waktu baca 5 menit
Ilustrasi: Jimmy Carter - Jokowi (foto: france24 - suara nasional)


Oleh: Dhimam Abror Djuraid

KEMPALAN: Tidak ada ‘’hil yang mustahal’’ dalam politik. Impossible is nothing. Seorang petani kacang bisa menjadi presiden Amerika Serikat. Seorang tukang mebel bisa menjadi presiden di Indonesia.

James Earl Carter (1924-2024). Lebih dikenal sebagai Jimmy Carter. Menjadi presiden pertama Amerika dari daerah pinggiran. Latar belakangnya sederhana, dari daerah kampung Georgia di bagian selatan Amerika.

Carter bukan ‘’dekengan pusat’’. Ia muncul sebagai ‘’fresh face’’ wajah segar yang mewakili politisi daerah yang jujur dan bersahaja. Publik Amerika sudah muak dan bosan dengan politisi Washington yang dianggap lacur dan korup. Carter pun mengalahkan petahana Gerard Ford pada pilpres 1976 dan menjadi presiden ke-39.

Joko Widodo, muncul dalam kancah politik nasional dengan ‘’wajah ndeso’’ yang khas. Ia menjadi walikota Solo. Kemudian menjadi gubernur Jakarta dengan mengalahkan petahana. Lalu menjadi presiden dua periode.

Sama-sama berasal dari latar belakang ndeso, Carter dan Jokowi punya jalan pensiun yang berbeda. Carter balik ke kampungnya menjadi private citizen, warga negara biasa yang sederhana. Jokowi balik ke kampungnya di Colomadu. Tapi masih cawe=cawe dalam politik. Jokowi masih aktif menata karir politik anak-anak dan menantunya. Juga mengendorse banyak kepala daerah dalam pilkada serentak 2024.

Jimmy Carter meninggal dunia (30/12) dalam usia 100 tahun. Ia memegang rekor sebagai presiden Amerika Serikat dengan usia paling panjang. Istri Carter, Rosalynn, meninggal dunia November tahun lalu dalam usia 96 tahun.

Sebelum Carter ada George H.W Bush, atau George Bush senior, presiden ke-41, yang sepantaran dengan Carter, sama-sama lahir 1924. Bush meninggal 2018 yang lalu dalam usia 94 tahun. Sepeninggalan Bush, Carter menjadi presiden Amerika yang paling panjang umur.

Carter menjadi presiden yang unik. Ia berasal dari Georgia, negara bagian di wilayah selatan Amerika Serikat. Wilayah selatan dianggap pinggiran, karena jauh dari Washington DC, episentrum politik Amerika Serikat.

Latar belakang keluarganya petani kacang yang kaya. Kemudian Carter masuk ke Angkatan Laut pada 1946. Ia pensiun pada 1953 setelah ayahnya meninggal dunia. Carter kemudian balik ke Georgia dan meneruskan pertanian kacang keluarga yang terbengkelai selama ayahnya sakit.

Ketekunan Carter membuat usaha pertaniannya bangkit. Keluarganya kembali kaya raya. Carter kemudian masuk ke dunia politik dengan menjadi anggota Senat, mewakili kampungnya selama dua periode.

Lalu Carter mencalonkan diri menjadi gubernur pada 1971. Nama besar keluarganya yang terkenal dermawan dan baik hati membuatnya bisa memenangkan pemilihan gubernur dengan relatif mudah. Dari situ nama Carter mulai moncer di pentas nasional.

Carter menandai munculnya fenomena politik baru ‘’new-south’’ yang mewakili kemunculan politisi baru dari pinggiran. Carter mewakili politisi ‘’tampang ndeso rejeki kota’’, tampilan orang kampung, tapi kaya raya.

‘’Nama saya Jimmy Carter dan saya mencalonkan diri sebagai presiden,’’ katanya dengan muka berseri-seri saat berpidato pada konvensi Partai Demokrat, 1976. Ia memperoleh tiket dari Partai Demokrat untuk maju sebagai capres.

Ia menghadapi Gerard Ford, petahanan dari Partai Republik yang babak belur karena skandar Watergate. Dua tahun sebelumnya, Presiden Richard Nixon dimakzulkan oleh DPR karena terbukti mengetahui pembobolan kantor Partai Demokrat di Watergate, Washington DC. Nixon menjadi presiden pertama yang dipecat oleh DPR.

Gerard Ford yang semula wapres, menggantikan Nixon sebagai presiden. Ford kemudian mengampuni Nixon sehingga terhindar dari kemungkinan hukuman pidana.

Reputasi Partai Republik anjlok. Sebaliknya Jimmy Carter dan Partai Demokrat sedang gacor. Dalam pilpres 1976 terjadi pertarungan sengit, dan Carter menang tipis 51 persen.

Begitu menjabat sebagai presiden Carter langsung menghadapi berbagai persoalan ekonomi politik yang rumit. Kondisi ekonomi jatuh akibat embargo minyak oleh Arab Saudi. Pengangguran meningkat.

Pemerintahan Carter menghadapi krisis luar negeri yang berat dalam kasus Iran, 1979. Syah Reza Pahlevi yang menjadi boneka Amerika dijatuhkan oleh revolusi Islam Syiah di bawah komando Ayatullah Khumaeni.

Krisis terbesar yang dialami Amerika adalah penyanderaan 63 diplomat Amerika di Teheran oleh mahasiswa garis keras Iran. Sandera disekap di Kedubes Iran selama 14 bulan sejak November 1979 sampai Januari 1981.

Carter mengirim misi penyelamatan dengan kode ‘Operation Eagle Claw’’ ‘’Operasi Cakar Elang’’. Operasi gagal. Helikopter Elang jatuh. Delapan orang tewas.

Popularitas Carter anjlok di dalam negeri. Ketika itu proses pilpres sudah memasuki episoide akhir. Ronald Reagan, penantang Carter dari Partai Republik mencitrakan dirinya sebagai koboi yang akan mampu mengalahkan lawan-lawan Amerika.

Carter kalah telak dalam pilpres 1980. Reagan menyapu bersih kemenangan di 44 negara bagian. Carter hanya menang di enam negara bagian, termasuk di kampungnya sendiri.

Carter dianggap presiden gagal saat memerintah. Tapi, ia justru sukses setelah pensiun. Reputasinya berbalik dengan cepat menjadi sangat positif. Ia pulang kampung dan hidup sangat serderhana di rumah satu lantai dengan dua kamar.

Selama pensiun Carter menghabiskan waktunya untuk kegiatan kemanusiaan dan perdamaian. Ia mendirikan ‘’Carter Center’’ yang memberi bantuan kemanusiaan dan perdamaian di seluruh dunia.

Ia tidak cawe-cawe dalam politik dalam negeri. Ia tidak mau jualan buku biografi yang biasa dilakukan oleh mantan presiden. Ia tidak mau keliling pidato di kampus atau di perusahaan global.

Kegiatan itu selalu mendatangkan uang besar bagi mantan presiden Amerika. ‘’Saya tidak pernah bercita-cita menjadi kaya dalam hidup,’’ begitu katanya. Atas jasa-jasanya ia menerima penghargaan Nobel Perdamaian pada 2002.

Jalan pensiun yang diambil presiden Indonesia beda dengan Carter. Rata-rata pensiunan presiden Indonesia mendirikan partai. SBY mendirikan Partai Demokrat dan menyiapkan anak-anaknya untuk menduduki posisi strategis. Megawati menjadi ketua umum PDIP sampai sekarang. Mega belum menunjukkan tanda-tanda mau pensiun.

Joko Widodo tetap aktif dalam politik setelah pensiun. Malah sekarang terlibat dalam pusaran ‘’power play’’, perang kekuasaan, melawan Megawati, mentor politiknya sendiri.

Petani kacang di Amerika, tukang mebel di Indonesia, sama-sama bisa mencapai puncak kekuasaan. Tapi jalan pensiun yang ditempuh berbeda. Publik akan melihat dimana terminal Jokowi akan berakhir. (DAD)

Editor: Izzat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *