Jika Kembali Terpilih di Pilgub Jatim, Khofifah Janji Tingkatkan Tunjangan Imam Masjid
SURABAYA-KEMPALAM: Calon Gubernur Jawa Timur Nomor Urut 2 Khofifah Indar Parawansa hadir dalam Penganugerahan Masjid Award 2024 yang digelar Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) di Gedung Islamic Center Surabaya, Rabu (23/10).
Dalam acara yang dihadiri ratusan pengurus masjid dan imam dari berbagai wilayah di Jatim tersebut, Khofifah memastikan akan melanjutkan dan meningkatkan program tunjangan kehormatan bagi para imam masjid di Jatim apabila terpilih kembali sebagai gubernur di Pilgub 2024 mendatang.
“Imam masjid adalah garda terdepan dalam membimbing umat. Program tunjangan kehormatan yang sudah berjalan sejak 2019 akan terus saya tingkatkan jika diberi amanah memimpin kembali,” kata Khofifah dalam sambutannya.
Ia juga menambahkan bahwa hingga saat ini setiap imam masjid di Jatim menerima tunjangan kehormatan sebesar Rp 2,5 juta per bulan.
Menurut Khofifah tunjangan tersebut merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah kepada para imam yang telah memberikan kontribusi besar dalam menjaga dan memakmurkan masjid.
Karena itu, ke depan ia akan mengupayakan agar jumlah tunjangan ini bisa ditingkatkan. “Sehingga semakin memberikan motivasi bagi para imam dalam menjalankan tugasnya,” harap Khofifah.
Dalam sambutannya, Khofifah juga menyampaikan bahwa pada awal terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, ia diajak diskusi oleh Jusuf Kalla (JK). “Saat itu yang beliau bahas pertama adalah sound system,” katanya.
Sehingga kemudian dilakukanlah sound systemisasi di seluruh masjid se Indonesia. Karena sering setiap kali khotbah Jumat, masjidnya kurang begitu kuat sound-nya. Selain itu, tidak semua masjid ber-AC. Tidak semua ada blower dan kipas angin. Sehingga sumuk ditambah sound system yang kurang kuat.
“Bagaimana pesan-pesan khotbah bisa diterima oleh jemaah. Maka, ke mana-mana beliau (JK) menyampaikan bahwa sound system masjid harus dibenahi,” lanjut Khofifah.
Berikutnya, Khofifah juga kembali diajak diskusi oleh JK, bagaimana adanya UKM berbasis masjid. Tidah harus koperasi. UKM berbasis masjid ini bisa berbentuk kemitraan yang dibangun oleh masjid dengan berbagai distributor produk-produk yang bisa menambah income masjid untuk memakmurkan jemaahnya.
“Ada hal yang selalu Pak JK sampaikan, sering kali yang kita diskusikan adalah memakmurkan masjidnya. Titik. Tapi menurut Pak JK adalah memakmurkan masjid dan jemaahnya. Jadi ada dua yang perlu dimakmurkan. Pertama yang dimakmurkan adalah masjidnya dan yang kedua adalah jemaahnya,” kata Khofifah sambil menunjukkan dua jarinya.
Kemakmuran jemaah penting, karena JK tak ingin mereka terjerat rente. Sebab, semua kiai, bu nyai, dan mubalig dan mubaliqah menyatakan bahwa rente haram. Tapi mereka tidak punya opsi.
Terbukti, kata Khofifah, masih ada penjual cendol, penjual gorengan, dan penjual nasi pecel ketika berangkat ke pasar tidak punya modal, sehingga mengandalkan permodalan dari rente yang ada di pasar.
“Karena itu Pak JK sering kali pesan agar yang dimakmurkan tidak hanya masjid, tapi juga jemaahnya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia Provinsi Jatim Muhammad Sujak dalam sambutannya memuji peran Khofifah sebagai inisiator program tunjangan kehormatan untuk para imam masjid di Jatim.
Menurut Sujak, sejak program ini diluncurkan pada 2019, sudah banyak imam masjid yang merasakan manfaatnya.
“Program tunjangan kehormatan ini adalah wujud nyata perhatian Ibu Khofifah terhadap para imam masjid di Jawa Timur. Sebagai salah satu gubernur yang sangat peduli dengan pengembangan masjid dan kesejahteraan imam, beliau telah memastikan bahwa setiap imam mendapatkan apresiasi yang layak,” katanya.
Di bawah kepemimpinan Khofifah, Pemprov Jatim telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp31,5 miliar untuk tunjangan kehormatan ini. “Program ini merupakan langkah yang sangat positif dalam meningkatkan kesejahteraan imam masjid dan mendorong mereka untuk terus berkontribusi dalam pembangunan spiritual masyarakat,” ujarnya.
Dengan program yang sudah berjalan ini, lanjut Sujak, ia berharap apabila terpilih kembali sebagai gubernur Khofifah dapat terus melanjutkan program ini. Bahkan mengembangkannya ke tingkat yang lebih tinggi.
Sebagai Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah juga dikenal sangat aktif dalam memperjuangkan isu-isu keagamaan dan kesejahteraan umat di berbagai bidang.
Khofifah pun menegaskan bahwa peran masjid sebagai pusat pembinaan umat harus terus didukung, baik dari segi sarana, prasarana, maupun kesejahteraan para pemangku kepentingannya. Termasuk para imam masjid.
“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat pengembangan masyarakat. Karena itu, imam masjid memegang peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin,” pungkas Khofifah. (Dwi Arifin)