Menarik kalau Dibikin Feature
KEMPALAN: Beberapa hari lalu Pak Karyanto mantan redaktur ‘halaman daerah Jawa Timur’ Harian Pos Kota dan mantan redaktur ‘halaman opini’ Harian Surya memposting foto lawas yang isinya empat orang pada sebuah momen, di grup WA Alumni AWS Stikosa.
Hayo tebak, di foto ini ada siapa saja, Begitu kalimat yang disampaikan Pak Karyanto.
Mbak Tri Diah salah satu member grup ini ngomen: “Saya tahunya cuma Pak Karyanto, itu yang paling kiri,”.
Lantas Pak Farid Dimjati anggota paling sepuh berusia 86 tahun, menulis: “Saya tahu Mas Amang”.
Mbak Tri lantas menjawab: “Yang sebelah kanan Pak Karyanto, ya?”.
Saya jawab: “Ya, betul”.
Ikut berkomentar: Heru, Edi Sutedjo, Herry Siswa, dan sejumlah alumni lainnya.
Nah, dari postingan foto oleh Pak Karyanto ini, pada akhirnya banyak yang tahu, siapa-siapa yang ada di foto tersebut. Di antaranya diketahui adalah M. Chotib yang ada di sebelah kanan saya, dan Sutrisno Kasim yang ada di sebelah kanan M. Chotib.
Chotib adalah teman seangkatan saya di Akademi Wartawan Surabaya: 1975. Pada perkembangannya Chotib yang tinggal di Gresik, menjadi salah satu Kepala Seksi di Humas Petrokimia, Gresik.
Sedangkan Sutrisno Kasim pada saat pengambilan posisi itu adalah koresponden Harian Pos Kota di Sidoarjo. Pada perkembangannya Mas Tris yang Angkatan 1974 di AWS menjadi Ketua KNPI Sidoarjo dan anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo.
Sedangkan Edy Subagijo yang ada di belakang saya dengan terlihat separuh wajah, pernah sebagai koresponden Pos Kota di Surabaya, wartawan Pos Kota pusat dan salah satu redaktur Harian Memorandum di Surabaya.
Saya yang menjadi bagian di foto tersebut, saat itu adalah koordinator liputan Harian Pos Kota Perwakilan Jawa Timur.
Foto yang dibuat pada sekira tahun 1978 dalam rangka Pentas Wisata CB Group Mingguan Pos Film (bagian dari Pos Kota Group) memang sulit ditebak siapa-siapanya. Maklum sudah 46 tahun lalu. O iya, CB adalah singkatan dari Calon Bintang, kumpulan muda-mudi yang bergerak di ranah kreativitas seni. Ketua Perwakilan Jawa Timur adalah Errol Jonathans yang saat itu juga Ketua Senat Mahasiswa AWS yang kelak adalah pioner jurnalistik berita di Indonesia. Pernah menjadi Direktur Utama Radio Suara Suara Surabaya.
Dhimam Abror salah seorang alumni AWS agaknya tertarik dengan percakapan di grup whatsapp alumni ini. Ketertarikan itu disampaikan langsung ke nomor WA saya.
Di bawah ini saya kutipkan pesannya ke saya, tanpa saya edit: Menarik ini dibuat features.
Lantas disusul dengan kalimat: Bahwa AWS adalah kawah candradimuka yang melahirkan para jurnalis yang tersebar di media-media besar regional dan nasional.
Tentang Abror tentu mayoritas wartawan di Jawa Timur tahu, siapa sesungguhnya sosok ini. Bukan sekadar alumnus Akademi Wartawan Surabaya, tapi sebagai salah satu tokoh pers yang pernah menjadi Ketua PWI Jawa Timur 2 periode, mantan pemimpin redaksi Harian Jawa Pos, mantan pemimpin redaksi Harian Surya, pernah menjadi ketua yayasan yang menaungi Stikosa AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya Almamater Wartawan Surabaya), dan tentu seabrek jabatan lain dalam kaitan dunia pers dan jabatan di luar itu, misalnya pernah menjabat Ketua Pengurus Daerah PSSI Jawa Timur.
Jurnalis mumpuni yang pernah menjadi koresponden Jawa Pos di Sydney selama empat tahun sebelum naik jabatan redpel dan pemred ini adalah seorang doktor ilmu komunikasi lulusan Unpad.
Jadi, manakala Abror punya gagasan bagaimana jika para alumnus AWS di-feature-kan, sadar atau tidak sadar sudah melalui kesadaran intelektualitasnya.
Maka, membayangkan posisi alumni AWS sebagaimana diusulkan Abror, yang pertama-tama ada di benak saya adalah para alumnus yang 3-4 angkatan di atas saya, juga 3-4 angkatan di bawah saya mereka semua sudah terlihat potensinya di dunia pers.
Maaf, saya hanya menyinggung alumni yang kiprah dan auranya ada di seputar dunia pers, baik bercitra nasional maupun nasional. Kendati begitu belum tentu yang berkecimpung di pers regional kualitasnya kalah dengan mereka yang berkiprah secara nasional, terutama bagi mereka yang bekerja di Ibukota.
Sedangkan yang berkecimpung di luar pers dan meraih sukses, next akan saya informasikan melalui tulisan terpisah.
Lantas siapa saja mereka yang 3-4 tahun angkatannya di atas saya dan 3-4 tahun dibawah saya, yang potensinya di dunia pers saya anggap potensial, selain nama-nama yang sudah saya singgung pada awal tulisan ini? (Bersambung).
Amang Mawardi, penulis, tinggal di Surabaya.
