Trofi Ajang Eropa Sudah di depan Mata Bayer Leverkusen

waktu baca 2 menit
Trofi Liga Europa yang akan diperebutkan Bayer Leverkusen dan Atalanta BC di Aviva Stadium, Dublin, Kamis dini hari (23/5). (Foto: DAZN)

DUBLIN-KEMPALAN: Setelah sukses menjuarai Liga Jerman untuk kali pertama musim ini, Bayer Leverkusen yang dibesut Xabi Alonso kembali bermimpi. Kali ini, mereka pun mulai bermimpi memenangi ajang Eropa.

Kamis dini hari (23/5), Leverkusen bakal menjalani final Liga Europa melawan Atalanta BC di Aviva Stadium, Dublin. Ini jadi final ajang Eropa pertama Leverkusen pada dekade 2000-an ke atas.

Kali terakhir, klub yang berjuluk Die Werkself tersebut mencapai final ajang Eropa saat 2001—2002 lalu. Ketika itu, Leverkusen yang masih diperkuat Michael Ballack, takluk di final atas Real Madrid.

BACA JUGA: Setelah Bawa Leverkusen Juarai Liga Jerman untuk Kali Pertama, Ini Hadiah untuk Xabi

Bek tengah sekaligus kapten Leverkusen Jonathan Tah konfiden klubnya bisa menjuarai Liga Europa musim ini. Dia menegaskan, ruang ganti Leverkusen sudah melupakan soal yang terjadi ketika 16 Besar Liga Europa dua musim lalu.

Ketika itu, Leverkusen disingkirkan Atalanta. Dalam dua leg, klub yang berjuluk La Dea itu selalu mampu mempecundangi Leverkusen. Makanya, Leverkusen pun kalah dengan agregat gol 2-4.

Tumbang 2-3 di Gewiss Stadium, Bergamo pada leg pertama, Leverkusen juga takluk 0-1 saat menjamu Atalanta di BayArena, Leverkusen dalam leg kedua. ’’Kali ini, hasilnya di laga ini akan berbeda (Leverkusen yang menang),’’ koar Tah, seperti dilansir dari laman Kicker.

Dia tidak percaya dengan repetisi kekalahan terjadi pada klubnya. Dia hanya menyebut kekalahan tersebut akan memberikan pedoman bagi dia dan rekan-rekannya saat harus meladeni anak asuh Gian Piero Gasperini tersebut.

’’Kami telah berkembang sebagai sebuah tim, kami akan menemukan solusi lain (untuk membekuk Atalanta), dan mempersiapkan diri dengan baik,’’ sambung Tah. Lagipula, di belakang kemudi Leverkusen juga ada Xabi.

Di tangan Xabi, Leverkusen sudah menjelma sebagai klub yang menakutkan. Terutama di dalam lini serangannya. Perubahan paling terlihat adalah dari sisi formasi permainan, yang sudah berubah jadi 3-4-2-1.

BACA JUGA: Berpeluang Treble Musim Ini, Begini Kata Xabi

Uniknya, skema ini sama seperti yang juga sudah lama diusung Gasperini di Atalanta. Di final inilah Gasperini akan menunjukkan siapa yang terbaik di antara mereka. ’’Kami di laga ini hanya berharap mereka (Leverkusen) melakukan kesalahan,’’ harap Gasperini, kepada laman resmi UEFA. (YMP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *