Di Acara The Leader 2045, Wali Kota Eri: Jangan Tidur, Bangun dan Bangkitlah Pemuda Surabaya!

waktu baca 4 menit

SURABAYA-KEMPALAN: Pemkot Surabaya bersama Karang Taruna Surabaya menggelar The Leader 2045 Youth & Growth Gold Generation di DBL Arena, Selasa (7/11) malam. Hadir dalam acara itu sebanyak 5 ribu pemuda dan pemudi Surabaya dari berbagai organisasi, mulai dari perwakilan Karang Taruna se Surabaya, paskibraka, Cipayung plus dan berbagai organisasi pemuda lainnya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berorasi membakar semangat arek-arek Surabaya. Ia meminta semua pemuda Surabaya harus bangun dan bangkit untuk kebaikan Surabaya ke depannya. “Siapa yang akan merubah kota ini, kalau bukan kalian semuanya. Ubah Kota Surabaya ini dengan kekuatan para pemudanya,” kata Wali Kota Eri dengan suara lantang menggelegar.

Menurutnya, saat ini semua elemen pemuda di Surabaya hadir dan berkumpul untuk menyatukan kekuatan demi Kota Surabaya. Ia juga menegaskan bahwa para pemuda itu tidak perlu ragu untuk melakukan perubahan di Kota Surabaya. “Di tangan kalianlah masa depan Surabaya. Jangan Tidur! Bangun dan bangkit para pemuda Surabaya!” katanya disambut tepuk tangan yang gemuruh.

Ditemui seusai acara, Wali Kota Eri menyampaikan bahwa dalam forum itu dia ingin mengingatkan bahwa tahun 2045 adalah tahunnya anak-anak yang sekarang ini masih menempuh pendidikan di bangku SMA dan juga mahasiswa. Makanya, ia menyadarkan mereka untuk menyiapkan diri menjadi pemimpin di tahun 2045 mendatang. “Jangan tidur, biasanya pemuda itu kan lupa, dan senangannya tidur, makanya kali ini dia harus bangkit,” kata dia.

Selain itu, peran para pemuda itu sangat penting. Bahkan, ia menegaskan tidak akan ada proklamasi kemerdekaan kalau tidak ada peran para pemuda di Rengasdengklok. Bagi dia, tidak akan ada perubahan di Surabaya dan juga negara Indonesia kalau pemudanya tidak pernah menjadi bagian dari pembangunan sebuah kota dan juga negara.

“Ketika menjadi bagian dari kota dan negara ini, maka bagaimana caranya mereka harus ikut dalam berpolitik, politiknya harus diubah dengan jiwa kepemudaan seperti kita dulu dengan politiknya Rengasdengklok maka adalah proklamasi kemerdekaan itu. Jadi, saya berharap para pemuda itu ikut ambil bagian dalam merubah Surabaya dan merubah Indonesia,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia memastikan sudah membangun Rumah The Next Leader di Jalan Cimanuk nomor 27. Di rumah itulah semua pemuda berkumpul dari berbagai organisasi kepemudaan, baik Cak dan Ning, karang taruna, pelajar SMA dan semua pemuda Surabaya menjadi satu kesatuan di rumah tersebut.

“Melalui rumah itulah saya ingin mereka menyampaikan ide-ide mereka, menyampaikan apa yang diinginkan untuk pembangunan Surabaya ke depannya. Di situlah mereka bisa mengeluarkan semua aspirasinya, apapun itu, sehingga anggaran pemerintah kota juga akan bergerak kepada para pemuda Surabaya,” ujarnya.

Wali Kota Eri juga menegaskan bahwa hari ini dia sebagai Wali Kota Surabaya hanya menjaga dan menyiapkan kota ini untuk para pemuda Surabaya. Makanya, ia meminta pemuda Surabaya itu tidak boleh tidur, harus bangkit dan harus bisa mewarnai dan mereka harus bisa merubah Kota Surabaya.

“Jadi, sekarang waktunya mereka bangkit!. Karena ingat sekali lagi, tahun 2045 adalah miliknya pemuda itu. Makanya, kita ingin para pemuda itu benar-benar dilibatkan dalam pembangunan Kota Surabaya,” katanya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Surabaya Fuad Benardi juga menyampaikan orasinya di depan ribuan pemuda dan pemuda Surabaya. Ia menyampaikan bahwa para pemuda inilah yang akan menjadi generasi penerus bangsa, merekalah yang akan meneruskan tampuk kepemimpinan di bangsa ini.

“Makanya kita berkumpul sekarang ini untuk bergerak supaya satu visi dan misi bagaimana membuat anak-anak Surabaya menjadi terdepan di Indonesia. Negara tanpa anak muda akan rontok. Kota Surabaya tanpa anak mudanya yang kreatif tidak akan bisa maju. Jadi, ayo kita bangkit bersama menjadi agen perubahan. Pasti bisa,” tegasnya.

Ia juga berharap anak-anak Surabaya terus bergandeng tangan ke depannya. Bagi dia, perbedaan itu adalah hal biasa, tapi yang paling penting bagaimana semuanya bisa membangun Surabaya untuk menjadi lebih baik.

“Pak Wali Kota sudah membuat pondasi yang kuat untuk kita, bagaimana kita berkiprah di Kota Surabaya. Ayo dengan pondasi yang kuat itu kita bersama-sama membangun Surabaya menjadi lebih baik lagi ke depannya,” pungkasnya. (Dwi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *