Surat dari Honolulu (3): Mahalo Hawai’i, Mahalo East-West Center
Reza Maulana Hikam (Mahasiswa S2 University of Hawai’i at Manoa)
HONOLULU-KEMPALAN: Mungkin sudah 3 bulan berada di Honolulu, Hawai’i. Banyak agenda yang sangat menarik ketika kita bisa berkuliah di luar negeri, bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara, berbagi cerita tentang kebudayaan mereka, membangun relasi dan koneksi, bahkan terlibat dalam acara-acara yang sangat membantu kita untuk mengenal lebih jauh tempat kita belajar.
Mungkin itu yang saya dapatkan ketika malam pukul 8 pada hari Kamis (12/10) mendapatkan surat elektronik dari Dekan Program Pendidikan East-West Center. Beliau mengundang saya dan Nazar, seorang mahasiswa asal Afganistan, turut serta dalam tur di Pearl Harbor. Walaupun sebelumnya sudah pernah berpikiran untuk berangkat ke sana, tapi undangan ini tak boleh terlewatkan.
Nampaknya minggu kedua dari bulan November 2023 menjadi minggu yang sangat padat, karena pada hari Selasa (17/10) ada undangan juga untuk makan malam bersama para pendonor East-West Center. Pada agenda tersebut, mahasiswa yang didanai EWC akan dipertemukan dengan para pendonor agar saling mengenal satu sama lain. Acaranya sangat asik karena kita dapat mendengar berbagai kisah bagaimana para pendonor tersebut bisa berhubungan dengan EWC.
Para pendonor juga diberikan waktu untuk bertemu dengan mahasiswa yang mereka danai dan berkoneksi dengan mereka. Acara tersebut diiringi juga dengan pemutaran video dari mahasiswa yang memberikan dampak kepada masyarakat, salah satunya adalah mahasiswa asal Indonesia, Imaculata Kurniasanti (biasa dipanggil Mbak Ima). Puncak acara adalah makan bersama dengan para pendonor sembari membangun koneksi.
Tepat sehari usai acara, pada Rabu (18/10) di sore hari, saya bergegas untuk mengikuti tur di Pearl Harbor yang dipandu oleh sejarawan Brian “Disco” Bennett. Hadir juga Gubernur Guam, Lou Leon Guerrero; Presiden East-West Center, Suzanne Vares-Lum; Dekan Program Pendidikan East-West Center, Ann Hartman dan Wakil Komandan Armada Pasifik Amerika Serikat, Laksamana Muda Blake L. Converse.
Agenda tersebut dimulai dengan sesi berbincang antara para pengikut tur yang mana saya diperkenalkan kepada salah satu Eksekutif Dewan Gubernur East-West Center dari Indonesia, Chris Kanter. Beliau sudah terpilih pada posisi tersebut selama 12 tahun. Akan tetapi, karena padatnya agenda, saya tak sempat berbincang alam bersama Pak Chris.
Tur diawali dengan penjelasan dari Disco mengenai kapal-kapal yang berada di Pearl Harbor saat serangan Jepang terjadi. Di antaranya USS Missouri, USS Arizona, USS Utah dan USS Nevada. Menariknya, USS Missouri masih berada di Pearl Harbor saat saya berkunjung ke sana, mungkin salah satu dari sedikit kapal yang berhasil diperbaiki dan tidak karam sepenuhnya.
Brian juga menuturkan tentang kejadian serta anekdot di seputar serangan Pearl Harbor sekaligus kekalahan Jepang di Pasifik. Tokoh-tokoh yang disebutkan di antaranya adalah Douglas McArthur, Chester Nimitz, dan Harry S. Truman. Ia menunjukkan bangkai kapal yang karam akibat serangan tersebut, salah satunya menjadi monumen, yakni USS Arizona. Tur menggunakan perahu Amerika Serikat, yang dikemudi oleh para pelaut dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Agendanya terlaksana mulai jam 4:45 sore sampai 7:00 malam.
Namun, hari itu bukan hari terakhir saya bertemu Pak Chris Kanter. Keesokan harinya, Kamis (19/10), atas undangan Mbak Ima, Pak Chris sambaing ke asrama EWC, Hale Manoa. Kami berkumpul di dapur lantai 3 asrama dan berbincang dengan beliau, dari sanalah saya tahu bahwa Pak Chris juga punya universitas sendiri, Swiss German University.
Pertemuan sederhana itu diikuti oleh mahasiswa Indonesia lainnya, Retno Kusumaningrum dan Akhmad Haris (Accang). Di sana kami bertukar informasi, berbincang santai dan berbagi pengalaman. Usai makan malam, Pak Chris meminta nomor HP para mahasiswa dan saya mulai berbincang santai dengan beliau.
Chris Kanter adalah diplomat berpengalaman yang selain menjadi Eksekutif Dewan Gubernur East-West Center juga menjadi Penasehat Ekonomi Presiden Republik Indonesia dan tim negosiator Pemerintah Indonesia untuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan dan World Trade Organization selama masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan untuk Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang pada masa Joko Widodo.
Sebelum menjadi Board of Governor, beliau belum pernah bersentuhan dengan East-West Center, akan tetapi karena pengalamannya, dia diusulkan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menempati posisi tersebut ketika dimintai nama oleh kongres AS. Apabila saya tak mendapat beasiswa ini, tak mungkin saya bisa merasakan pengalaman luar biasa, maka dari itu, perkenankan saya untuk mengucapkan mahalo yang berarti ‘terima kasih’ dalam Bahasa Hawai’i. (Reza Hikam)