Sukadiono: Warga Muhammadiyah Tidak Akan Diarahkan untuk Memilih Salah Satu Pasangan Capres-Cawapres

waktu baca 2 menit
Ketua PWM Jatim Sukadiono (tengah) saat Diskusi "Menakar Arah Suara Politik Muhammadiyah Jawa Timur dalam Pemilu 2024" di Kantor PWM Jatim, Senin (23/10).

SURABAYA-KEMPALAN: Warga Muhammadiyah tidak akan diarahkan untuk memilih salah satu pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2024.

Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr.dr. Sukadiono menegaskan hal ini di sela Diskusi “Menakar Arah Suara Politik Muhammadiyah Jawa Timur dalam Pemilu 2024” di Kantor PWM Jatim, Senin (23/10).

“Sebagai ormas keagamaan, PWM Jatim tidak memberikan dukungan resmi kepada siapapun pasangan capres dan cawapres. Sesuai doktrin, Muhammadiyah tidak boleh berpolitik praktis. Muhammadiyah hanya akan berbicara mengenai kriteria pemimpin,” katanya.

Menurut Sukadiono, pihaknya bakal menjaga jarak yang sama dengan seluruh pasangan calon. Dalam posisi tersebut, secara kelembagaan mereka tidak akan menggiring warganya untuk condong kepada salah satu kontestan Pilpres.

“Artinya, kita tidak akan memberikan arahan kepada warga Muhammadiyah untuk memilih salah satu pasangan calon,” tegasnya.

Sedang terkait Pilpres, PWM Jatim hanya akan berbicara mengenai indikator kepemimpinan yang patut diperhatikan oleh para warga Muhammadiyah. Setidaknya ada empat kriteria pemimpin. Yakni, sidiq, amanah, tabligh, dan fathonah yang merupakan sifat pada diri Nabi Muhammad SAW.

Adapun arti dari keempat sifat itu adalah jujur atau benar, dapat dipercaya, menyampaikan semua kebenaran serta cerdas. “Tabligh itu bukan hanya speaking saja, tapi juga aspek listening. Tidak hanya pandai berkomunikasi tapi juga pandai mendengarkan,” jelas Sukadiono.

Disamping itu, lanjutnya,  yang tidak kalah penting juga adalah figur yang memberikan kontribusi kepada Muhammadiyah untuk pengembangan persyarikatan sekaligus amal usaha muhammadiyah. Sukadiono menyatakan,  pihaknya membuka pintu yang sama kepada siapa saja yang ingin silaturahmi.

“Saya kira karena kita menjaga jarak yang sama. Maka kalau mau menerima, ya semua harus diterima karena untuk silaturahminya itu,” ujar Sukadiono.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.
menegaskan bahwa tidak ada partai politik yang menjadi anak emas dan anak kandung Muhammadiyah. Namun, pihaknya memahami tidak boleh apatis dengan partai politik. Sebab, Muhammadiyah punya kader-kader potensial yang menjadi pengurus partai politik.

“Karena itu, Muhammadiyah akan mendukung warga Muhammadiyah yang maju menjadi calon anggota legislatif (caleg). Inilah yang menjadi tugas persyarikatan Muhammadiyah untuk menginventarisir kader potensial yang menjadi caleg. Kami tidak ingin suara Muhammdiyah mubadzir dalam Pemilu 2024 nanti,” pungkas Sukadiono. (Dwi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *