Sarmuji: Caleg DPRD Jatim Minimal Raih 100 Ribu Suara
SURABAYA-KEMPALAN: Para anggota Fraksi Golkar di DPRD Jatim maupun kabupaten/kota diharapkan menjadi ujung tombak partai dengan menjadi koordinator bagi caleg dan menjadi etalase Partai Golkar di masing-masing dapil pada Pemilu 2024 mendatang.
Harapan ini disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Jatim Muhammad Sarmuji saat Bimtek di Hotel Shangri-La Surabaya, Kamis (21/9) malam.
Menurut Sarmuji, anggota Fraksi Golkar terdahulu memiliki tugas berat dibandingkan dengan caleg yang akan memperebutkan suara di Pileg nanti. Namun, kata dia, mereka sudah berkampanye lebih dulu melalui jasmas, sosialisai perda kepada penyelenggara maupun pemerintah daerah hingga desa.
“Kini saatnya, kita meminta para anggota fraksi ini untuk membesarkan hati menerima caleg Golkar lainnya di wilayahnya. Kita tidak perlu galau atau sensitif, kalau ada pendatang yang baru masuk,” ujar Sarmuji.
Dia berharap, anggota fraksi berperan seperti koordinator para caleg yang akan turun di Pemilu 2024. “Contohnya saya sendiri, yang satu fraksi dengan Pak Harun selama ini berkomunikasi dengan para caleg baru yang ada di dapil saya. Nyaris tidak ada masalah dalam berusaha untuk meraih kemenangan di Pemilu 2024 nanti,” terang Sarmuji.
“Saya ingin semua anggota fraksi menjadi ujung tombak pemenangan Partai Golkar di Pileg tahun 2024. Saya sampaikan bahwa seluruh anggota DPRD Jatim harus mampu meraih minimal di atas 100 ribu suara. Angka ini bukan saya sampaikan pada enam bulan sebelum pemilu, tetapi sudah pernah saya sampaikan empat tahun lalu,” sambung Wakil Ketua Komis VI DPR RI ini.
Sarmuji menilai kalau empat tahun sebelum pemilu sudah dilakukan. Artinya ada rentang waktu cukup panjang untuk konsolidasi menata tim dan menata jaringan agar bisa memenuhi 100 ribu suara sesuai dengan keinginan.
“Kalau ada caleg-caleg yang kuat kita pasang di dapil yang kuat. Ini agar lebih termotivasi untuk berlari lebih kencang demi suara partai. Saya minta dengan sisa waktu yang ada saat ini, kita minta agar anggota fraksi menjadi etalase di masing-masing dapil . Baik buruknya hasil yang dicapai oleh Golkar bisa ditentukan oleh baik buruknya anggota fraksi,” tutur Sarmuji.
Sebagai etalase partai, ia berharap penilaian masyarakat terhadap anggota fraksi bisa tembus. Karena itu kinerja anggota fraksi tidak boleh biasa-biasa saja. Anggota fraksi tidak boleh diam seribu bahasa.
“Jika anggota fraksi diam, rakyat menilai Golkar kali ini menunjukkan performa yang tidak bagus. Sebaliknya, jika anggota fraksi menyuarakan apa yang dilakukan di ruang-ruang rapat sidang dengan cukup baik, Insya Allah nama Golkar ikut terangkat,” jelentrehnya.
Yang kedua, lanjut Sarmuji, dengan sisa waktu ini dia juga meminta agar anggota fraksi menjadi pengendali grassroot di masing-masing dapil. Dengan sekurang-kurangnya setiap anggota fraksi mampu meraih 100 ribu suara, sehingga di tingkat kabupaten/kota Golkar sekurang-kurangnya bisa mencapai 12 sampai 15 ribu suara untuk masing-masing dapil.
Pada Pileg 2019 lalu, banyak caleg yang tidak melengkapi para saksi. Ini karena dianggap para saksi hanya untuk menjaga suara saja. Tetapi, jika mereka diposisikan sebagai penggalang suara, akan membuat suara Partai Golkar lebih banyak lagi pada Pemilu 2024 nanti.
Sarmuji mengingatkan anggota fraksi mampu menyiapkan para saksi dan diharapkan hal itu tidak menjadi beban. Justru sebaliknya, dengan memiliki peranan dalam Pemilu 2024 nanti, para anggota fraksi diberi kesempatan menjadi penyangga suara partai sekaligus untuk mengamankan suara Golkar di masing-masing dapil. Ada beban, tetapi ada juga insentif di balik itu. (Dwi Arifin)
