Presiden Gay

waktu baca 5 menit
Edgard Rinkevics (Tangkapan layar)

KEMPALAN: Edgars Rinkevics secara resmi dilantik sebagai presiden Latvia pada Sabtu (8/7). Rinkevics menjadi kepala negara gay pertama di Uni Eropa. Dia secara terbuka mengakui bahwa dirinya gay dan tetap mendapatkan dukungan dari konstituennya.

Rinkevics pertama kali mengakui bahwa dirinya gay pada 2014. Sejak itu, dia telah menjadi pendukung vokal hak-hak LGBT. Perkawinan sesama jenis adalah ilegal di Latvia. Namun, pengadilan konstitusi negara itu mengakui hubungan sesama jenis tahun lalu.

Rinkevics sebelumnya menjabat sebagai menteri luar negeri sejak 2011. Pada Mei, Rinkevics dipilih oleh parlemen Latvia untuk menjadi presiden dalam pemungutan suara putaran ketiga. Dalam pidato pengukuhannya, Rinkevics berjanji untuk terus mendukung upaya Ukraina melawan Rusia. Selain itu, Rinkevics juga mendorong kesetaraan dan mengatasi kesenjangan sosial dalam masyarakat.

Rinkevics akan mewakili Latvia pada KTT NATO di Vilnius, Lithuania. Latvia adalah salah satu dari tiga negara Baltik, termasuk Lituania dan Estonia, yang bergabung dengan Uni Eropa pada 2004 setelah melepaskan diri dari Uni Soviet pada awal 1990-an. Pada umumnya, posisi presiden adalah seremonial. Namun, presiden Latvia dapat memveto undang-undang dan menyerukan referendum.

Uni Eropa pernah memiliki kepala pemerintahan gay, tetapi tidak pernah memiliki kepala negara gay. Mantan perdana menteri Belgia, Elio di Rupo adalah kepala pemerintahan gay pertama di Uni Eropa.

Perdana Menteri Belgia Elio Di Rupo tercatat sebagai perdana menteri gay pertama di Eropa. Pria kelahiran 18 Juli 1951 ini adalah pemimpin negara pertama di era modern yang secara terbuka mengaku sebagai homoseksual. Elio Di Rupo menjabat posisi perdana menteri Belgia selama 2011 hingga 10 Oktober 2014 lalu.

Di Rupo diakui sebagai politikus sosialis paling berpengaruh di dunia saat ini. Partai Sosial Demokrat yang dia pimpin sudah lama tidak memerintah Belgia. Terakhir kali kelompok kiri berkuasa di negara tetangga Belanda itu adalah pada 1979.

Di Amerika, kabinet Joe Biden mempunyai menteri gay pertama, yaitu Pete Buttigieg yang menjabat sebagai menteri perhubungan. Buttigieg melakukan pernikahan sejenis dengan seorang guru bernama Chasten Glezman dan secara terbuka tampil sebagai pasangan dalam acara resmi di Gedung Putih. Pasangan ini bahkan sudah mempunyai bayi adopsi kembar.

Perusahaan-perusahaan transnasional raksasa juga sudah mengumumkan dukungan terhadap LGBTQ. Tim Cook, CEO Apple Inc secara terbuka mengumumkan bahwa dirinya gay dan mendukung kesamaan perlakuan non-diskriminatif terhadap LGBTQ di perusahaannya dan di seluruh dunia. Perusahaan transnasional yang mendukung LGBTQ antara lain, Microsoft, Google, Coca Cola , Walt Disney, Visa. Yahoo!, Unilever dan masih banyak lagi.

Di Indonesia, kelompok LGBTQ sangat agresif mengampanyekan perjuangannya. Terbaru komunitas LGBTQ se-ASEAN akan menggelar pertemuan di Jakarta 17 Juli sampai 21 Juli 2023. Acara ini diorganisir oleh ASEAN SOGIE Caucus, organisasi di bawah Dewan Ekonomi dan sosial PBB, bersama Arus Pelangi dan Forum Asia.

Pertemuan bertajuk ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) merupakan tempat berkumpulnya para aktivis LGBTQ Asia Tenggara untuk saling terhubung serta memperkuat advokasi satu sama lain. ”AAW diharapkan dapat menjadi salah satu alat bagi para aktivis LGBT di kawasan ini untuk menemukan regionalisme alternatifnya sendiri,” jelas pengumuman Arus Pelangi dalam unggahan di Instagram.

Muncul banyak akun yang menentang pertemuan itu. Pemilik akun Instagram Sayyidah Khoirulnisa menolak acara itu. Dalam unggahan videonya ia mengatakan “Apakah kalian rida negeri Muslim terbesar ini dijadikan tempat untuk berkumpulnya orang-orang yang memperjuangkan perilaku menyimpang kaum Nabi Luth? Jika kalian tidak setuju, mari kita tolak Asian Queer Advovacy Week.”

Menurut dia, LGBT tak bergerak secara individual di Indonesia. Mereka melakukan berbagai upaya dan gerakan dengan membentuk organisasi, yang bertujuan mempengaruhi kebijakan negara-negara di Asia. Ada banyak negara dan organisasi, baik global maupun lokal, yang menjadi agennya, seperti PBB, Uni Eropa, pemerintah Inggris, Amerika Serikat, dan perusahaan global.

Kampanye penolakan juga muncul di laman change.org. Dalam narasi pembuka disebutkan bahwa komunitas LGBT terus bergerak dan menampakkan eksistensinya. Pernikahan sesama jenis telah dilegalkan di puluhan negara di dunia. Banyak pula organisasi, global maupun lokal yang menjadi agennya.

Misalnya PBB yang telah mengeluarkan resolusi tentang pengakuan hak-hak LGBT pada 2011, selanjutnya melalui organisasi di bawahnya seperti UNDP, UNAIDS, UNCHR, WHO, dll mereka berusaha merealisasikannya.

Negara Barat seperti Amerika juga tak ketinggalan berperan sebagai agen LGBT. Presiden AS Joe Biden menandatangani Memorandum Presiden tentang Memajukan Hak Asasi Manusia LGBTQ di Seluruh Dunia, dan menunjuk Utusan Khusus pertama untuk Memajukan Hak Asasi Manusia LGBTQ di Departemen Luar Negeri. Utusan ini pernah akan berkunjung ke Indonesia tetapi dibatalkan karena penolakan keras dari publik.

Narasi penolakan di change.org berbunyi: Apakah kita rela negeri kita ini yang dikenal sebagai negeri muslim terbesar, menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang memperjuangkan perilaku menyimpang yang menyelisihi fitrah itu? Jika tidak, maka mari tolak ASEAN Queer Advocacy Week dengan menandatangi petisi ini. Semakin banyak suara kita, maka semakin kuat simbol penolakan atas forum ini.

‘’Semoga petisi ini dapat dijadikan pertimbangan berbagai pihak, termasuk dapat mendesak penguasa yang seharusnya berkewajiban melindungi rakyatnya dari bahaya perilaku sesat LGBTQ.’’

Belum banyak yang menandatangani petisi penolakan ini, masih sekitar 400-an orang. Meski demikian, penolakan yang terus berdatangan dari berbagai kelompok masyarakat bisa jadi akan memberi tekanan kepada pihak keamanan untuk mempertimbangkan kembali even tersebut.

Konser grup musik Coldplay di Jakarta November mendatang juga memantik kontroversi. Kelompok Alumni 212 dengan tegas menolak konser itu dan mengancam akan mengepung konser. Alasan utama adalah karena Coldplay secara terbuka mendukung LGBTQ.

Rencana kumpul-kumpul gay se-ASEAN di Jakarta hampir pasti akan ditentang oleh PA 212. Sangat mungkin kumpulan ini akan batal karena kerasnya penolakan masyarakat. ()

BACA LAINNYA

Coldplay dan LGBT

Kempalan News
0

Malang Darurat LGBT

Kempalan News
0
0
0

Samurai Biru

Kempalan News
0

Iran

Kempalan News
0

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *