Menko Muhadjir Ajak Akademisi Kembangan Pola Pendidikan yang Tepat
YOGYAKARTA-KEMPALAN: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengajak akademisi untuk mengembangkan pola pendidikan yang tepat sesuai dengan kondisi masyarakat, agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dengan negara-negara lain.
Hal itu disampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam Forum Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Ilmu Pendidikan yang digelar oleh Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta di The Alana Hotel Yogyakarta, pada Rabu (5/7).
Forum bertema “Transformasi Ilmu Pendidikan sebagai Landasan Utama Membangun Kualitas Sumber Daya Indonesia Unggul”.
Nampak hadir dalam forum tersebut Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Sumaryanto, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Solehuddin, Rektor Universitas Negeri Gorontalo Eduart Wolok, dan Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Negeri Yogyakarta Suyanto.
Hadir juga sejumlah pakar yang menjadi pembicara dalam forum itu, antara lain Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta Achmad Dardiri, Guru Besar University of Sydney Prof David Evans, Guru Besar dari National Chiayi University Taiwan Prof Kuo-Hung Huang, serta Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Prof Nunuk Suryani, dan Guru Besar Michigan State University Prof Lyn Paine.
“Perkembangan ilmu pendidikan sangat diharapkan bisa beradaptasi dengan situasi yang terus bergerak cepat. Ini perlu sebuah proses transformasi yang cepat, juga tepat untuk membangun kualitas sumber daya kita yang lebih unggul,” ujarnya.
Menurut Muhadjir, akademisi memiliki andil besar dalam mendorong pembangunan manusia serta penguasaan teknologi yang menjadi salah satu pilar untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Untuk itu dia mengajak peran serta para akademisi untuk mengembangkan pola pendidikan yang tepat sesuai dengan kondisi masyarakat agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dengan negara-negara lain.
Untuk mendukung itu, ia juga memaparkan desain besar siklus pembangunan manusia dan kebudayaan (Siklus PMK) yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam membentuk pola pendidikan yang tepat itu.
“Ini (Siklus PMK) sudah dirancang sedemikian rupa, sudah tersistem. Ini bisa menjadi bagian dari transformasi pendidikan,” imbuhnya sambil menunjuk desain besar siklus PMK.
Pada siklus tersebut, Muhadjir secara detail menjelaskan keenam fase mulai dari sektor yang paling hulu yaitu 1000 hari pertama kehidupan hingga sektor yang paling hilir masyarakat lansia.
Turut dijelaskan juga upaya pemerintah dalam mengimplementasikan keenam fase tersebut, yang beberapa diantaranya adalah gerakan masyarakat sehat (Germas), sistem jaminan sosial nasional (SJSN), program bantuan sosial, gerakan revolusi mental dan pembangunan kebudayaan, serta penanggulangan bencana dan disabilitas.
“Semua Ini menurut saya juga bagian dari program pendidikan. Karena tidak hanya urusan mikroskopik, tetapi juga makroskopik. Perlu perluasan wawasan untuk mewujudkan ini,” katanya.
Muhadjir berkesempatan memberikan penganugerahan kepada para tokoh pendidikan sebanyak 17 Guru Besar yang telah memberikan kontribusi perkembangan keilmuan yang besar dari sejumlah perguruan tinggi.(*/ANO)