Seni Lukis Cukil Sederhana tapi Bernilai Tinggi

waktu baca 2 menit
Seni lukis cukil karya Dinyos

SIDOARJO-KEMPALAN: Seni lukis cukil (mencukil) memang terkesan sederhana, namun memerlukan ketekunan dan kesabaran. “Perlu ketekunan,” kata Dinyos
pelaku seni lukis cukil dari komunitas seni lukis cukil yang bermarkas di Kampung Seni Pondok Mutiara Sidoarjo

Dinyos yang ditemui ketika demo lukis cukil di Salah satu cafe di Sidoarjo mengatakan melukis cukil bisa dilakukan dengan berbagai obyek baik manusia maupun flora dan fauna, “Warna dari seni lukis cukil orisinal hitam,” ujar Dinyos
sembari menambahkan jika harus dua warna maka memerlukan proses khusus.

Dalam sejarahnya di awal tahun 1950-an seni cukil belum diminati secara serius oleh para seniman. Para pelukis dan pematung biasanya selain hanya membuat cukilan kayu untuk mengisi waktu luang juga menggunakan petalatan dan bahannya pun sederhana.

“Misalnya menggunakan kentang atau ubi jalar yang digores seperti membuat stempel, maupun menggunakan batang bambu yang dicukil kemudian dicapkan ke atas kertas merang atau kertas padi,” ungkap Dinyos.

Dinyos pelukis cukil

Menurut seniman lukis cukil murah senyum ini salah satu kelebihan dari teknik cukil ini dapat dilihat dari hasil eksperimen visual yang menarik. “Pada zaman dulu juga untuk membuat poster perjuangan atau reklame-reklame.”

Para pelukis lukisan cukil menggunakan perpaduan dari tinta berbagai macam warna. Meskipun proses pembuatannya belum menggunakan alat-alat yang tidak lebih canggih dari sekarang ini,” jelas Dinyos.

Selain itu, kelebihan lain jenis seni ini, teknik yang dimilikinya dapat diterapkan ke beberapa medium yang berbeda, di antaranya permukaan kayu (woodcut), linoleum (linocut) dan logam (metalcut).
“Penerapan dari teknik cukil kayu, linoleum dan logam sebenarnya sama saja satu dengan yang lainnya, yang membedakan
hanyalah pada media cukilnya.”

Hal ini membuat teknik cukil menjadi teknik cetak sangat sederhana dan relatif mudah dilakukan. “Diluar kesederhanaan proses hasil cetak dari teknik cukil tetap memiliki nilai yang sama tingginya dengan media teknik seni lainnya, seperti lukisan,” beber Dinyos yang pernah membuat karya seni cukil ukuran 90×70 meter. (kris maryono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *