Tirakat Anies dan Manuver Ganjar

waktu baca 5 menit
Anies Baswedan di Masjid Al-Basyariah, Sewulan, Madiun.

KEMPALAN: Lebaran bukan momen politik. Tetapi, menjelang lebaran ini terasa ada political race, atau balapan politik, di antara para kandidat presiden. Ganjar Pranowo mendapatkan dorongan baru dari Presiden Jokowi setelah jeblok terkena dampak pembatalan Piala Dunia U20. Ganjar digandeng oleh Jokowi seharian dalam kunjungan ke Jawa Tengah.

Tidak mau kalah. Erick Thohir, yang ikut babak belur akibat pembatalan Piala Dunia, berusaha keras untuk bounce back, memantul balik, memperbaiki posisi elektabilitasnya. Erick menyebar banyak paket bergambar dirinya dalam kemasan berbagai produk makanan yang beredar di pasar. Erick juga mendompleng bersama Presiden Jokowi dalam acara bagi-bagi sembako kepada pengemudi ojol di depan Istana Negara (14/4).

Pada 10 hari terakhir Ramadhan menjelang lebaran kegiatan semakin padat dan ramai. Di banyak masjid orang-orang ramai melakukan iktikaf untuk berburu lailatul qadar. Di banyak mal dan pasar orang ramai belanja berburu diskon. Di tempat lain para politisi sibuk berburu momentum untuk meningkatkan popularitas dan mendongkrak elektabilitas.

Ganjar dan Erick juga memanfaatkan momentum ini. Dua orang ini sama-sama babak belur dan berusaha keras mengembalikan elektabilitas. Ganjar akan memakai momen mudik lebaran untuk menunjukkan kinerjanya yang baik sekaligus memperbaiki citranya yang sempat melorot. Sebagai kepala daerah Jawa Tengah yang akan menerima jumlah pemudik terbesar, Ganjar punya kesempatan bagus untuk unjuk diri dan unjuk kinerja.

Erick Thohir sebagai menteri BUMN tidak punya kaitan langsung dengan mudik. Tetapi, momen lebaran tentu tidak akan dibiarkan berlalu begitu saja. Erick pun memanfaatkannya dengan ikut mendampingi Jokwo bagi-bagi parsel sembako kepada pengemudi ojol. Setelah Ganjar mendapat endorsement dengan mendampingi Jokowi seharian dalam kunjungan ke Jawa Tengah, Erick mencari-cari kesempatan untuk mendampatkan endorsement tipis-tipis. Karena itu momentum bagi-bagi parsel sembako itu dimanfaatkan oleh Erick untuk promosi diri.

Kubu Ganjar terlihat sangat serius berbenah untuk mengembalikan elektabilitas. Salah satunya dengan membuat manuver berani dengan meniupkan kabar bahwa Ganjar sudah mengantongi tiket pencapresan dari PDIP. Katanya, Ganjar mendapat reward dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan memberi tiket capres karena Ganjar sudah terbukti lulus uji kesetiaan.

Kabar yang berembus mengatakan bahwa dengan menyuarakan penolakan terjadap kehadiran timnas Israel pada Piala Dunia U20 Ganjar sudah membuktikan bahwa dia tetap tegak lurus terhadap perintah partai. Ganjar disebut sudah berhasil melewati ujian kesetiaan, dan segera diganjar dengan diberi tiket pencapresan. Kabarnya tiket segera diserahkan kepada Ganjar dalam waktu dekat.

Ternyata isu ini malah membuat PDIP tidak nyaman. Sekjen Hasto Kristiyanto berang oleh isu ini. Kabarnya isu ini disebar oleh FX Hadi Rudyatmo mantan walikota Solo yang dikenal sebagai heavy weight pendukung kelas berat Ganjar Pranowo. Gegara isu itu Rudy sampai dimarahi oleh Hasto.

Sementara itu momen Ramadhan dipakai oleh Anies Baswedan untuk menjalani program pribadi yang disebutnya sebagai ‘’Tirakat Ramadhan’’. Ini merupakan program pribadi yang tidak ada hubungannya dengan partai. Selama dua minggu sejak hari ke-10 Ramadhan Anies mengadakan road show senyap berkeliling ke beberapa daerah.

Anies menyebutnya sebagai tirakat, karena selama road show ini berusaha keras untuk tirakat bicara dan berusaha untuk lebih banyak mendengar. Selama ini, dalam berbagai kegiatan Anies lebih sering diminta untuk berbicara. Kali ini, selama 2 minggu Anies puasa bicara dan lebih banyak mendengar.

Road show ini tidak dirancang dengan schedule yang rinci. Anies berjalan sesuai dengan keinginannya, dan ketika muncul keinginan untuk berhenti dan mampir kepada seseorang ia pun melakukannya. Anies memulai perjalanan dari Surabaya kemudian di Bangil dan Pasuruan. Setelah itu bergerak ke Tuban dan kemudian menyusuri pantai utara.

Anies mampir ke Pesantren Langitan lalu melanjutkan perjalanan menemui beberapa kiai dan ulama. Di daerah Demak Anies berhenti di pinggir jalan dan menemui warga yang rumahnya terendam air rob. Anies berdialog dengan warga dan mendengarkan keluh kesah mereka. Dari dialog ini banyak terungkap hal-hal kecil tetapi penting yang selama ini tidak terungkap di publik.

Anies bertemu dengan ulama di Demak. Ketika Anies hendak melanjutkan perjalanan Anies diingatkan supaya tidak melewati Kudus. Anies pun menurut dan mengubah rute supaya tidak melewati Kota Kudus. Anies tidak bertanya mengapa tidak boleh lewat Kudus. Setiap kali mendapatkan nasihat dari orang alim Anies memilih sami’ma wa atho’na, mendengar dan mematuhi.

Perjalanan berlanjut ke Wonosobo dan Temanggung. Dalam perjalanan Anies mampir ke warung pinggir jalan karena waktunya berbuka puasa. Warung cukup ramai, dan Anies duduk di sebuah kursi. Kebetulan di sebelah Anies ada pasangan suami-istri yang memakai kaos bergambar Ganjar Pranowo. Anies tidak sempat menyapa pasangan itu, karena setelah makan pasangan itu berlalu.
Di sepanjang perjalanan Anies mampir untuk berziarah ke makam Sarwo Edie Wibowo, makam Jenderal Sudirman, dan makam Ki Ronggo Warsito. Anies berziarah ke makam Bung Karno di Blitar dan mengunjungi dalang senior Ki Sukron Suwondo. Anies kemudian bergerak ke Kediri dan Mojokerto.

Etape terakhir adalah wilayah Mataraman. Anies mengunjungi beberapa tempat di Madiun dan Ponorogo. Anies seperti pulang kampung karena dia baru membeli sebuah rumah joglo tua di Desa Tegalsari, Jetis, Ponorogo. Bangunan bersejarah abad ke-18 itu oleh masyarakat sekitar disebut sebagai ‘’Ngguron’’ dari kata ‘’perguruan’’.

Anies mengumpulkan warga kampung dan mengadakan syukuran kecil menempati rumah baru. Kepada warga sekitar Anies mengatakan akan mengembalikan rumah itu pada fungsi awalnya sebagai ‘’ngguron’’. Rumah itu akan dijadikan pusat pendidikan dan pengajaran serta pengembangan budaya dan agama.

Malam harinya Anies mengikuti i’tikaf di Masjid Jami Tegalsari yang bersejarah. Masjid ini dibangun di awal abad ke-19 oleh ulama besar Kiai Mohammad Besari. Karena bertepatan dengan malam ke-23 dan malam Jumat Kliwon, ribuan jamaah hadir untuk i’tikaf. Diperkirakan sekitar 6 ribu jamaah mengikuti acara itu. Anies mengikuti dengan khusyuk di tengah malam sampai dini hari.

Anies mengakhiri rangkaian roadshow menuju Yogyakarta melewati Pacitan dan menyusuri pantai selatan. Tirakat Ramadhan diselesaikan dengan senyap tanpa gaduh dan tanpa publikasi. ()

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Asolih

    Saya doakan pk Anis di berikan kesehatan & kekuatan menuju hajatan besar bangsa indonesia,saya rindu pemimpin yg selalu menjungjung tinggi ke ilmuan,amanah,jujur dan pro rakyat kecil tanpa syarat,,bravo pk anies smoga allah swt senantiasa melindungi beliau,,amin🙏🙏

    Balas
Sudah ditampilkan semua