Vialli dan Keriuhan 1,5 Tahun Lalu

waktu baca 3 menit
Gianluca Vialli (Foto: Twitter)

LONDON-KEMPALAN: Dunia sepak bola kembali kehilangan sosok terbaik dalam sejarahnya. Setelah di 29 Desember lalu kehilangan Pele yang menghembuskan nafas terakhir, maka pada Jumat (6/1) giliran legenda sepak bola Italia Gianluca Vialli yang menyusul Pele.

Sama seperti Pele yang hidupnya “dihabisi” penyakit kanker usus besar, Vialli juga “dikalahkan” kanker pankreas. Vialli meninggal dunia pada usia 58 tahun setelah mendapatkan perawatan intensif di sebuah rumah sakit di London.

BACA JUGA: Pele Meninggal Dunia Setelah Empat Tahun Melawan Kanker

BACA JUGA: Pele Dimakamkan Hari Ini, Begini Kesan Jacksen Tiago

Vialli meninggal dunia setelah 1,5 tahun merasakan keriuhan terakhir yang mungkin belum dia rasakan semasa hidup. Yaitu melihat Italia memenangi Euro 2020, prestasi yang tidak pernah mampu dia catat di timnas Italia. Mentok dia hanya mampu membawa Gli Azzurri (julukan Italia) finis di posisi ketiga dalam Piala Dunia 1990 di kandang sendiri.

Vialli bisa merasakan atmosfer pesta juara Euro 2020 setelah mempecundangi tuan rumah Inggris lewat drama adu penalti 3-2 di Wembley Stadium, London, setelah hanya bermain imbang 1-1 sampai babak tambahan.

Vialli bukan juru taktik yang memenangkan Italia. Status pelatih dijabat rekan baiknya, Roberto Mancini. Vialli hanya mendampingi Mancio (sapaan akrab Mancini) sebagai Ketua Delegasi timnas Italia dalam Euro 2020 itu.

Gianluca Vialli (kiri) dan Roberto Mancini (kanan) saat merayakan trofi juara Euro 2020 untuk timnas Italia. (Foto: The Sun)

Tapi, bisikan-bisikan legenda UC Sampdoria, Juventus, dan Chelsea itu yang jadi suntikan berharga untuk Mancio dan Giorgio Chiellini dkk saat itu. ’’Dia (Vialli) adalah orang hebat yang selalu ingin melihat kami tersenyum dan tidak menangis,’’ kenang Chiellini kepada Sky Italia.

Chiello (sapaan akrab Chiellini) bahkan menganggap tidak ada yang bisa menyamai kolaborasi Mancini-Vialli di belakang layar timnas Italia seperti dalam Euro 2020. ’’Dia (Vialli) akan selamanya berpasangan dengan Mancini, mereka saling melengkapi, mereka sempurna,’’ sambung Chiellini dalam kenangannya bersama Vialli itu.

Gelandang Italia Jorginho pun merasa bersyukur pernah mengenal sosok seperti Vialli. Dia menganggap, suksesnya memimpin Italia memenangi Euro 2020 juga andil dari Vialli. Itu dia ungkapkan di unggahan Instagram-nya.

’’Saya beruntung mengenal pria hebat seperti Luca (sapaan akrab Vialli). Saya banyak mendengarkan nasehat-nasehatnya dan berbagi emosi yang indah. Dia selalu di hatiku. Terima kasih Luca,’’ tulis Jorgi (sapaan akrab Jorginho).

Belum ada kabar kapan pemakaman Vialli. Yang jelas, jenazahnya akan dimakamkan di London beberapa hari ke depan. Meski begitu, di Turin dan Genoa karangan bunga berdatangan ke markas Juventus dan Sampdoria. Publik Italia melepas kepergian legendanya yang seolah bersatu dengan Pele di alam fana. ’’Sepertinya dewa sepak bola sekarang sedang mengatur pertandingan yang penting di alam sana,’’ tulis mantan gelandang Sampdoria dan asisten pelatih timnas Belanda Clarence Seedorf dalam unggahan Instagram-nya. Addio, Luca! (Yunita Mega Pratiwi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *