Rifda Widi

waktu baca 11 menit
Foto: Rifda Ammarina (Foto: hajinews.id)

KEMPALAN: RIFDA tergolong telat tahu: bahwa gugusan Pulau Widi sudah ada yang punya. Ketika meninggalkan Widi sore itu (lihat Disway kemarin) Rifda masih berpikir bagaimana agar bisa berbuat untuk membangunnya.

Dia pengusaha. Dia putra daerah. Dia wanita aktif. Dia sudah melihat sendiri begitu besarnya potensi pariwisata di Widi.

Baru ketika heboh-heboh lelang itu Rifda tahu: 2 minggu lalu. Bahwa Widi ternyata sudah dimiliki oleh PT Leadership Islands Indonesia. Masa pengelolaan PT LII pun sangat panjang. Ada yang menyebut bisa diperpanjang sampai 99 tahun.

Rifda Ammarina lahir di Ternate. Sampai tamat SMA masih di pulau itu. Belum pernah ke Jawa. Padahal bapaknyi alumni ITB. Lalu menjadi pimpinan dinas pekerjaan umum di Ternate.

BACA JUGA: Lelang Widi

“Kali pertama ke Jawa setelah tamat SMA itu. Saya diterima di IPB tanpa tes,” kata Rifda. Dia pun ambil jurusan sosial ekonomi.

Pekerjaan pertama Rifda setelah lulus IPB adalah di Indofood. Di bagian riset. Lalu bekerja di Mustika Ratu-nya Mooryati Soedibyo, sebagai manajer public relation. Dia harus bekerja untuk cari modal usaha.

Pertama terjun ke bisnis, Rifda tidak di bidang pertanian. Dia menjadi subkontraktor listrik kecil-kecilan. Lama-lama besar.

Dia pun mulai diperhitungkan. Dia masuk 14 pengusaha yang mendapat bimbingan khusus dari menteri Pertambangan dan Energi, waktu itu, IB Sudjana. Tiga dari 14 orang itu sangat sukses di kemudian hari. Pun di bidang politik. Tiga orang itu menjadi menteri. Ada yang di era presiden SBY dan ada yang di era Presiden Jokowi.

Setelah itu Rifda pilih ”menghilang”. Dia hamil. Begitu sulit Rifda mendapat kehamilan. Maka ketika akhirnya bisa hamil dia membuat keputusan besar: meninggalkan dunia usaha. Rifda konsentrasi penuh dengan kehamilannyi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *