Tak Sekadar Visi-Misi, tapi Rekam Jejak Nyata Beraneka Pengabdian Ubaya di Kafe Gartenhutte Trawas
MOJOKERTO-KEMPALAN: Sebuah kafe dengan bangunan nan unik, berpemandangan indah, dan berudara sejuk di kaki pegunungan. Nama kafe tersebut adalah Gartenhutte. Jika diminta menebak lokasi kafe itu, kebanyakan akan mengatakan di salah satu negara di Eropa. Ternyata tidak. Kafe Gartenhutte berlokasi tidak jauh dari Kota Surabaya. Tepatnya di Desa Selotapak Kabupaten Mojokerto.
Memang, nama Gartenhutte berasal dari Bahasa Jerman. Terdiri dari dua kata, garten berarti taman dan hutte berarti gudang atau tempat penyimpanan. Gartenhutte berarti tempat penyimpanan yang dikelilingi oleh taman bunga. Dimulai dengan satu bangunan relatif kecil pada tahun 2019, Kafe Gartenhutte terus berkembang, baik dari segi bangunan fisik mau pun prasarana-prasarana lain, sehingga saat ini menjadi salah satu kafe yang sangat ramai di daerah Trawas.

Salah satu pendiri Elang Yuda Waskita menjelaskan kafe Gartenhutte Trawas bukan hanya semata bisnis yang berorientasi hanya pada keuntungan. “Kafe ini adalah kafe rakyat. Wisata kuliner yang bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Visi kami adalah mewujudkan pariwisata desa yang bermutu, bermartabat dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Artinya Gartenhutte bukan sekadar bisnis kafe. Kami ingin mengembangkan wisata desa juga,” kata Elang, panggilan akrabnya. Namun, visi dan misi itu tak sekadar visi dan misi, tetapi diwujudkan dalam rekam jejak nyata berbagai karya pengabdian Ubaya di sana.
Desa pasti mendapat manfaat dari banyaknya wisatawan yang datang. Bukan hanya dari besarnya belanja yang dikeluarkan wisatawan untuk pembelian makanan dan oleh-oleh, tetapi juga dari adanya lapangan kerja baru yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk desa.
“Sejak awal Kafe Gartenhutte melibatkan penduduk Desa Selotapak. Untuk pembangunan fasilitas fisik dan juga operasional. Saat ini lebih dari 50 karyawan yang berasal dari penduduk Desa Selotapak terlibat dalam operasional. Ada staf dapur, penerima tamu, kasir, petugas kebun, petugas parkir, dan lainnya. Sebagian besar adalah karyawan tetap. Ada juga yang paruh waktu. Kami juga bekerja sama dengan beberapa mitra yang memasok menu makanan. Para mitra tersebut semuanya merupakan warga Desa Selotapak,” Elang menambahkan.

Perkembangan pesat Kafe Gartenhutte ternyata tidak terlepas dari dukungan yang diberikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Surabaya (Ubaya). Sejak awal pembangunannya, yaitu pada tahun 2019, beberapa tim dari LPPM Ubaya aktif melakukan pendampingan dan pelaksanaan program-program pengabdian kepada masyarakat desa termasuk pada Kafe Gartenhutte ini. LPPM Ubaya melihat perkembangan aktivitas wisata di Kecamatan Trawas, termasuk Desa Selotapak, pada tahun- tahun terakhir ini berkembang dengan pesat. Potensi keindahan alam yang begitu elok di kaki Gunung Penanggungan.
Pelbagai program dijalankan dengan skema pemberdayaan masyarakat. Program-program tersebut antara lain didanai oleh Universitas Surabaya melalui Pengabdian Internal, Kemenristek-BRIN melalui skim PKW Desa Wisata Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, Kemendikbud melalui Program Matching Fund Peningkatan Perekonomi Masyarakat Desa Selotapak melalui Pengembangan Wisata Gartenhϋtte Berbasis Pemberdayaan Masyarakat, dan PT Astra Internasional melalui Program Desa Sejahtera Astra.
Gartenhϋtte bersama-sama dengan dosen-dosen Ubaya menyelenggarakan berbagai macam aktivitas dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kompetensi masyarakat Desa Selotapak yang dapat berguna dalam meningkatkan jumlah wisatawan untuk berkunjung ke Desa Selotapak dan Gartenhϋtte. Semua karyawan Gartenhϋtte adalah warga Desa Selotapak sehingga peningkatan kompetensi masyarakat Desa Selotapak akan berkorelasi positif dan langsung dengan kompetensi karyawan Gartenhϋtte.
Pada tahun 2022 ini Kafe Gartenhutte Trawas didampingi secara intensif oleh Tim Matching Fund Ubaya. Dosen Fakultas Bisnis & Ekonomika Ubaya Erna Andajani memimpin tim yang beranggotakan beberapa dosen Fakultas Teknik dan Fakultas Psikologi Ubaya yaitu Endah Asmawati, Veronica Indrawati, Agung Prajitno, Heru Arwoko, dan Afinnisa Rasyida.
“Kegiatan Matching Fund Kedai Reka yang kami jalankan ini berjudul Pengembangan Gartenhutte sebagai Wisata Edukasi Keluarga Ramah Lingkungan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat. Tim ini merupakan kombinasi beberapa bidang ilmu, yaitu Bisnis & Ekonomi, Teknik Elektro, Informatika, dan Psikologi. Secara garis besar ada dua kelompok program kegiatan. Pertama, pengembangan inovasi wisata edukasi. Yang kedua adalah penggunaan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan,” papar Erna Andajani.
Pendampingan juga dilakukan oleh beberapa mahasiswa sebagai bagian program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mereka memberi pelatihan tentang inovasi wisata, penerapan teknologi tepat guna, serta pembuatan wahana baru.
Salah satu wahana baru yang dikembangkan di Kafe Gartenhutte Trawas adalah Gartenhutte Swing. Pengunjung dapat menikmati sensasi berayun. Berayun pada ketinggian memacu detak jantung lebih cepat. Pemandangan luar biasa berlatar belakang pegunungan memanjakan mata para pengunjung.
“Sangat menarik wahana ini. Berayun pada ketinggian daerah pegunungan. Tersaji pemandangan keindahan alam yang menakjubkan. Kami memilih mengembangkan wahana ini. Seuai dengan konsep Gartenhutte yang mempertahankan konsep alam. Terpadu keindahan sawah dan gunung. Pada bulan Desember ini wahana ini sudah siap digunakan oleh para pengunjung. Silakan datang dan nikmati sajian kuliner, wahana-wahana yang ada, dan pemandangan indah di Trawas nan sejuk ini,” demikian Erna Andajani mengakhiri penjelasannya. (Bambang Priambodo)
Editor: Freddy Mutiara
