Menjaga Hati
KEMPALAN: Penyakit hati adalah gangguan yang ada pada hati dan perasaan seseorang. Dalam Islam, penyakit hati yang ada pada setiap orang dapat mempengaruhi perilaku dan perbuatannya. Penyakit hati sering diidentikkan dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela seperti dengki, iri hati, arogan, emosional dan lainnya.
Sejatinya, manusia adalah mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Manusia memiliki beberapa unsur utama dalam dirinya, yaitu jasmani (badan manusia), rohani (ruh manusia), dan nafsani (jiwa manusia).
Unsur rohani memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan unsur jasmani. Ruh bersifat tak terlihat oleh mata manusia. Begitupula unsur jiwa yang merupakan unsur penghubung antara badan dan ruhnya manusia. Unsur jiwa manusia terbagi menjadi tiga bagian, yaitu akal, hati dan nafsu. Unsur hati bertanggung jawab dalam menolong, mengawal dan mengendalikan anggota badan dan jiwa manusia.
Hasan Muhammad as-Syarqawi membagi penyakit hati dalam sembilan bagian, yaitu; pamer (riya), marah (al-ghadhab), lalai dan lupa (al-ghaflah wan nisyah), was-was (al-was-wasah), frustasi (al-ya’s), rakus (tamak) terperdaya (al-ghurur), sombong (al-ujub) serta dengki dan iri hati (al-hasd walhiqd).
Pada dasarnya, hati manusia sifatnya mudah berbolak-balik. Oleh karena itu menjaga hati bukanlah perkara yang mudah. Rosulullah SAW bersabda, “Ketahuilah bahwa dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh anggota dan jika rusak maka rusaklah seluruhh anggota, ketahuilah itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Menurut KH. Ali Mustafa Yaqub, mengutip seorang ulama besar Madzhab Hanafi mengatakan bahwa penyakit hati itu disebabkan dua hal. Pertama adalah Syahwat dan yang kedua adalah Syubhat. Syahwat adalah keinginan atau disebut dengan hawa nafsu. Sedangkan syubhat adalah kekeliruan dalam memahami agama. Penyakit hati yang ditimbukan oleh syubhat itu lebih berbahaya daripada penyakit hati yang ditimbulkan oleh syahwat.
Kita harus menjaga dan berupaya semaksimal mungkin agar hati nurani kita jangan sampai diracuni virus syahwat dan syubhat ini. Sebab suara hati nurani atau suara batin, conscientia atau kesadaran ini adalah kesadaran moral yang tumbuh di dalam hati manusia dan mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Hati nurani erat kaitannya dengan kesadaran diri. Dalam artian, seseorang yang mempunyai hati nurani berarti memiliki kesadaran untuk membedakan antara tindakan yang benar dan yang salah. Biasanya hati nurani muncul dalam bentuk bisikan halus yang datang dari jiwa paling dalam, hanya sepintas, bersifat jujur dan intuitif (pemahaman sesuatu tanpa penalaran rasional).
Apakah hati bisa sakit dan kenapa sakit ? Sebagaimana organ tubuh yang lain, hati manusia juga sering mengalami sakit. Hal ini disebabkan karena manusia jauh dari petunjuk dan tuntunan ajaran agama Islam sehingga dalam perjalanan hidup manusia itu tidak ada pegangan moral yang dapat dipakai untuk mengendalikan segala perbuatannya.
Maradu Al-Qalbi atau sakit hati, Ma’asiy Al-Qalby atau penyimpangan hati dan Mahlakah Al-Qalbi atau kehancuran hati, adalah rupa-rupa penyakit hati. Penyakit ini bisa menyerang manusia dan muncul dengan ditandai oleh kecenderungan manusia lebih asyik melakukan perbuatan buruk atau perbuatan dosa.
Namun begitu, Islam sudah menyediakan solusinya untuk mengobati penyakit hati ini. Solusinya antara lain dengan mengerjakan shalat baik itu shalat yang wajib manupun sunnah. Kita harus menjadikan shalat sebagai kebutuhan bukan beban yang memberatkan.
Yang kedua yaitu dengan membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab suci firman Allah SWT. Dengan membaca Al-Qur’an dapat membuat hati jadi tenang dan fokus. Selain itu dengan membaca Al-Qur’an dapat menambah pahala dan barokah dalam kehidupan.
Yang terakhir dengan Membaca Zikir. Berzikir adalah merupakan salah satu ibadah untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesibukan tidak lantas menjadi alasan pembenar untuk tidak melakukannya.
Kehidupan itu cuma dua hari. Satu hari berpihak kepadamu dan satu hari melawanmu. Maka pada saat ia berpihak kepadamu, jangan bangga dan gegabah; dan pada saat ia melawanmu bersabarlah. Karena keduanya adalah ujian bagimu. Mari selalu ber ikhtiar menjaga hati agar selalu baik. (*)
Editor: DAD
