Tim Matching Fund Ubaya Ikuti Monitoring dan Evaluasi dari Ditjen Diktiristek
SURABAYA –KEMPALAN: Sebagai satu-satunya perguruan tinggi swasta di Indonesia yang masuk lima besar Jumlah Tim Penerima Matching Fund tahun 2022, Universitas Surabaya (Ubaya) sudah hampir di penghujung penyelesaian implementasi matching fund. Kini, seluruh tim mengikuti monitoring dan evaluasi (monev) yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek).
Monev bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program matching fund dan realisasi dana, mengidentifikasi kendala dan memberikan masukan kepada pelaksana program untuk kelancaran MF, serta memberikan masukan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Dikti) tentang pelaksanaan program secara keseluruhan. Hasil dari monev adalah rekomendasi perbaikan pelaksanaan program, rekomendasi pencairan pendanaan tahap kedua, penilaian terhadap pelaksanaan program MF, serta rekomendasi untuk Ditjen Dikti mengenai pengelolaan dan pelaksanaan program MF.
Monev dilakukan secara luring dan daring. Monev luring dilakukan di Ubaya pada 4-5 November 2022 dengan diikuti oleh 13 tim yang mendapat pendanaan 500 juta sampai lebih dari 1 milyar. Sedangkan, monev daring dilakukan melalui Zoom Meeting dan diikuti oleh 12 tim matching fund yang mendapat pendanaan di bawah 500 juta.
Koordinator Tim Pengelola Matching Fund Ubaya 2022, Dr. Hazrul Iswadi, S.Si., M.Si. mengatakan, Ubaya telah mempersiapkan seluruh tim dengan mengadakan monev secara internal. “Ubaya melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) membuat pelatihan dengan mendatangkan reviewer dari Ditjen Dikti. Sesudah itu, kami juga melakukan beberapa kali koordinasi dengan tim agar monev yang sesungguhnya dapat berjalan lancar,” jelasnya.
Hazrul menyebut, semua tim telah melakukan monev dengan baik. Bahkan, melalui pencapaian matching fund, Ubaya berhasil mendapat insentif program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berbasiskan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebesar 500 juta. “Melalui pencapaian ini, kami harap akan semakin banyak dosen yang mengusulkan proposal untuk MF. Karena kalau banyak inovasi yang dihasilkan, efeknya terasa sangat besar dan bermanfaat tak hanya untuk Ubaya, namun juga untuk mitra dan masyarakat,” harapnya. (Zha Zha Elenita Santoso)
Editor: Freddy Mutiara
