Anies dan Tongkat Tanduk Rusa

waktu baca 4 menit

KEMPALAN: LANGKAH Anies memang susah ditebak, ibarat pemain catur, Anies adalah grandmaster yang memainkan bidak – bidaknya tanpa bisa diprediksi oleh lawannya. Sehingga tak jarang Anies berani melangkah kesarang lawan dan membuat langkah yang mematikan.

Itulah yang dilakukan Anies dalam beberapa hari ini di Jawa Timur dan di Jawa Tengah. Di Jawa Timur yang dikenal dengan basis NU dan Abangan, Anies melakukan aktivitas taktis dengan mengunjungi pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo. Pesantren ini dikenal sebagai pesantren tua dan sudah banyak melahirkan ulama dan tokoh – tokoh agama yang tersebar diseluruh Indonesia. Apalagi pesantren ini sekarang dipimpin oleh KH Mutawakkil Alalloh yang saat ini juga menjabat sebagai ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur. Selain itu, KH. Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah, S.H., M.M yang lahir di Genggong, 22 April 1959 adalah seorang pengusaha, tokoh pendakwah sekaligus kholifah ke empat dari pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Jawa Timur.

Kunjungan Anies ke Pesantren ini tentu menjadi simbol bahwa Anies sangat dekat dengan siapapun, sehingga tak ada alasan apapun untuk mengatakan bahwa Anies didukung oleh kelompok radikal, sebagaimana fitnah yang disebarkan oleh para pembenci Anies dan buzzer yang dibayar oleh oligarki dan istana.

BACA JUGA: Adil dan Sejahtera Itu Perjuangan Anies

Dalam kunjungannya ke Jawa Tengah yang juga dikenal dengan basis PDIP, Anies juga melakukan silaturahmi ke Habib Novel Alaydrus di Pondok Pesantren Ar-Raudhah, Solo, Jumat ( 28/10/28 ). Tentu kunjungan Anies ini meski hanya silaturahmi biasa tetapi mengandung pesan bahwa Anies sangat dekat dengan kalangan NU Jateng dan para habaib.

Hal yang menarik dalam kunjungan ke Pesantren Ar – Raudah, Anies dihadiahi sebuah tongkat yang berasal dari tanduk rusa yang tidak dipotong, tapi lepas secara alami.

Dalam ensiklopedia filosfi Jawa, Rusa adalah simbol keanggunan, daya tahan, dan umur panjang. Ini juga merupakan simbol kelimpahan. Sedangkan Tongkat sebagaimana penjelasan yang dimuat dalam Jatim.nu.or.id yang ditulis oleh Firdausi, Wakil Sekretaris Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Sumenep, bahwa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti sepotong bambu, rotan, kayu, yang agak panjang untuk menopang atau pegangan ketika berjalan, menyokong dan sebagainya. Dalam bentuk fisiknya tidak pasti lurus, ada juga yang sedikit melengkung atau bengkok. Namun tongkat juga memiliki fungsi beragam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *