Kemungkinan Rusia Stop Pasokan Gas, Negara Eropa Mulai Panik!

waktu baca 2 menit
Fatih Birol, Direktur Eksekutif International Energy Agency (Twitter @fbirol)

PARIS-KEMPALAN: Fatih Birol, Kepala International Energy Agency, memperingatkan bahwa di musim dingin ini Rusia kemungkinan akan menyetop pasokan gas ke Eropa. Hal tersebut memang belum tentu terjadi, tetapi ada baiknya Eropa perlu mempersiapkan rencana darurat.

Diambil dari kutipan Detik.com, beberapa negara Eropa dalam beberapa pekan terakhir ini menyatakan bahwa mereka menerima gas lebih sedikit dibandingkan dari apa yang mereka harapkan.

Namun, pejabat Rusia menyangkal hal tersebut dan mengklaim bahwa hal itu merupakan kesalahan teknis dan bukan dilakukan dengan sengaja. Sebelum adanya invasi Ukraina oleh Rusia, beberapa negara di Eropa mengimpor gas sekitar 40 persen dari Rusia, tetapi saat ini angka tersebut turun menjadi 20 persen.

Fatih yakin jika hal tersebut merupakan bagian dari strategi Rusia dengan mempersulit negara Eropa untuk mengisi pasokan gas nya dan meningkatkan pengaruh Rusia di musim dingin.

“Saya tidak akan mengesampingkan Rusia terus menemukan masalah yang berbeda di sana-sini, dan terus mencari alasan untuk mengurangi pengiriman gas ke Eropa dan bahkan mungkin menghentikannya sepenuhnya,” ungkapnya.

Pada minggu lalu, aliran gas alam melalui Nord Stream 1 yang merupakan salah satu pipa utama dari Rusia ke Eropa kapasitasnya hanya sebesar 40 persen. Para Ahli banyak yang ragu dengan penjelasan Rusia bahwa hal ini disebabkan oleh masalah teknis.

Fatih mengatakan bahwa krisis gas yang sedang terjadi saat ini membenarkan adanya tindakan darurat dalam jangka pendek untuk mengurangi permintaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara atau jika memungkinkan memperpanjang umur pembangkit listrik tenaga nuklir.

Jika pasokan gas Rusia diberhentikan secara total, Fatih mengatakan perlu adanya tindakan drastis. “Saya tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Eropa akan membutuhkan penjatahan gas yang terencana dan teratur,” tutur Fatih.

“Saya tidak mengatakan ini adalah skenario dasar, tetapi melihat beberapa bulan terakhir, jika bukan beberapa tahun, pengalaman yang kami miliki Rusia sebagai mitra energi, ini adalah skenario yang tidak dapat kami abaikan untuk saat ini.” Tambahnya.

Dikutip dari Suara.com Timmermans mengatakan bahwa 10 dari 27 negara anggota Uni Eropa telah mengeluarkan peringatan dini darurat pasokan gas yang merupakan pertama sepanjang sejarah.

Pada Kamis (23/6/2022), Jerman telah memasuki siaga gas darurat kedua. Siaga gas darurat tahap pertama Jerman diterbitkan pada bulan Maret kemarin. (Detik/Kompas/Suara, Arlita Azzahra Addin)

Editor: Reza Maulana Hikam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *