Rusia Lagi di Ambang Gagal Bayar Utang, Putin Keluarkan Dekrit!
JAKARTA-KEMPALAN: Vladimir Putin, Presiden Rusia, di tengah ancaman default atau gagal bayar utang ia menandatangani dekrit sebagai penetapan prosedur sementara demi memenuhi kewajiban untuk membayar utang luar negeri Rusia.
Dekrit tersebut juga menyatakan bahwa pada hari pembayaran nilai tukar akan didasarkan pada nilai tukar di pasar uang internal Rusia.
Pusat kekuasaan Rusia atau biasa disebut Kremlin mengatakan berulang kali bahwa Rusia tidak memiliki alasan untuk membayar utang luar negerinya. Pemerintah Rusia mengatakan bahwa mereka memiliki dana untuk memenuhi utangnya tersebut, tetapi tidak dapat membayar bunga kepada pemegang obligasi.
Barat dituduh oleh Putin telah mendorong Rusia ke titik default buatan. Oleh karena itu, di bawah kepemimpinannya ia memberi perintah kepada pemerintah untuk memilih bank dalam 10 hari yang bisa menangani pembayaran Eurobonds di bawah skema yang baru.
Rusia akan mempertimbangkan dalam kewajiban negaranya akan terpenuhi jika membayar dengan menggunakan rubel.
Dampak dari gagal bayar utang kepada sebuah negara adalah membuat reputasi negara tersebut menjadi turun. Bagi sebuah negara, gagal bayar utang merupakan suatu kerugian karena berarti negara tersebut hanya bisa mengakses utang dengan bunga yang tinggi.
Pada kuartal pertama tahun 2022 Utang Luar Negeri Rusia turun menjadi USD 453,50 miliar dibandingkan kuartal keempat tahun 2021 sebesar USD 478,20 miliar.
Namun, Rusia terancam default karena sanksi yang datang secara bertubi-tubi dan membuat cadangan devisanya turun serta dibekukan.
National Settlement Depository telah ditransfer uang tunai oleh Rusia, tetapi dana tersebut kemungkinan terkendala untuk disalurkan karena adanya sanksi.
Pekan lalu Kementrian Keuangan Rusia mengatakan bahwa negaranya akan membayar rubel pada Eurobonds yang nantinya bisa dikonversi ke mata uang asing.
“Apa yang mereka lakukan adalah membangun mekanisme kementerian keuangan untuk melakukan pembayaran dalam rubel ke bank yang tidak berada di bawah sanksi Barat,” ungkap ekonom utama di Oxford Economics, Tatiana Orlova.
Pada 27 Mei rusia harus membayar dua bunga sebesar USD 71,25 juta dan 26,5 juta euro. Rusia memiliki masa tenggang selama 30 hari untuk membayar bunga tersebut.
Konflik peperangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat Vladimir Putin terpojokkan oleh negara-negara Barat. Oleh karena itu, Vladimir Putin memberikan berbagai sanksi mulai persoalan individu, keuangan, dan perdagangan. (CNN/CNBC/Detik, Arlita Azzahra Addin)
Editor: Reza Maulana Hikam
