Voltaire

waktu baca 6 menit
ILUSTRASI: Demo mahasiswa 11 April 2022. (Foto: tangkapan layar twitter)

KEMPALAN: Ade Armando dikeroyok massa saat datang ke demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR RI (11/4). Seorang netizen berkomentar mengutip filsuf Prancis Voltaire , ‘’Aku berbeda pendapat denganmu, tetapi aku akan membela sampai mati kebebasanmu untuk mengemukakan pendapat’’.  Netizen lain berkomentar, Voltaire bisa berkomentar seperti itu karena di Prancis ketika itu tidak ada Ade Armando, Denny Siregar, Abu Janda, Eko Kuntadi, dan kawan-kawan.

Voltaire dikenal sebagai pembela kebebasan berpendapat. Sepanjang kiprah intelektualnya ia dikenal sebagai tokoh yang ugal-ugalan dan tidak pernah takut berdebat. Ia berangasan dan suka menyerang agama dan status quo. Karena keberangasannya itu ia pernah digebuki massa dan beberapa kali dijebloskan ke penjara oleh ancient regime.

Apa yang diungkapkan oleh Voltaire mengenai kebebasan berbicara dan berpendapat adalah standar moral yang diharapkan berlaku kapan saja dan dimana saja. Tapi, seringkali standar moral berubah karena kepentingan kekuasaan.

Seseorang bebas mengemukakan pendapat, tetapi tidak selalu bebas setelah mengemukakan pendapat. Itu terjadi di Indonesia karena ada undang-undang ITE yang bisa menjerat dengan pasal karet yang mulur mengekeret.

BACA JUGA: Demo Mbah Nun

Orang bebas berpendapat, tapi bisa saja kemudian dikeroyok preman bayaran yang diorder oleh seorang politisi yang marah. Hal itu dialami oleh Ketua KNPI Haris Pratama. Seseorang yang berkomitmen untuk memberantas korupsi dicegat di subuh hari sepulang dari masjid dan disiram dengan air keras ke muka yang menyebabkan sebelah mata rusak seumur hidup. Itulah yang dialami oleh Novel Baswedan.

Enam orang anak muda yang mengawal Habib Rizieq tewas terbunuh di tengah jalan dengan luka tembak jarak dekat. Anak-anak muda ini tidak bisa melawan petugas yang terlatih dan bersenjata lengkap. Pengadilan mengadili kasus itu dan membebaskan para pelaku penembakan.

Perjuangan memperoleh kebebasan berbicara dan berpendapat di negeri ini masih butuh perjalanan yang panjang. Sudah banyak yang menjadi korban untuk perjuangan menuju kebebasan. Tetapi, mungkin dibutuhkan tumbal atau pioner seperti Voltaire seperti yang terjadi sebelum revolusi Prancis.

Konsistensi Voltaire dalam perjuangan kebebasan membawa pengaruh besar dalam kehidupan civil society di Prancis. Kekuatan kelas menengah menjadi semakin besar dan menjadi tulang punggung utama dalam revolusi 1789 yang menumbangkan status quo ancient regime.

BACA JUGA: Anies 4 President

Voltaire pejuang yang gigih dan cerdas. Piawai membuat humor dan acap melontarkan kalimat satire yang pedas terhadap kekuasaan. Sikapnya yang ceplos-ceplos dan suka nyinyir terhadap kekuasaan membuatnya dijebloskan ke penjara Bastille.

Setahun meringkuk di penjara, semangatnya tak pernah padam. Ia malah lebih aktif menulis buku dan saja dari balik jeruji. Bagi Voltaire, penjara adalah ruangan inspirasi untuk tenang berpikir dan merumuskan gagasan-gagasan mengenai kebebasan.

Seorang bangsawan kaya marah terhadap kritik Voltaire. Bangsawan itu kemudian menghina dan memukul Voltaire di depan umum. Voltaire menantang bangsawan itu untuk berduel satu lawan satu.  Sang aristokrat yang dipermalukan Voltaire mengupah tukang pukul mempermak Voltaire dan sekaligus menjebloskannya lagi kedalam penjara Bastille. Voltaire dibebaskan dengan syarat dia harus meninggalkan Prancis. Lalu ia memilih menyeberang ke Inggris dan tinggal di sana selama dua setengah tahun.

Dari pengungsian ia aktif berkorespondensi dengan teman-temannya dan tetap mengajukan gagasan-gagasan perubahan untuk melawan rezim yang otoriter. Ketajaman pikirannya membuat Voltaire banyak dikagumi di Inggris dan Prancis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *