Hari Ke-20 Operasi Militer Rusia: Apa Saja yang Sudah Terjadi?
MOSKOW-KEMPALAN: Operasi Militer Rusia di Ukraina yang sudah dilancarkan oleh Putin sejak 24 Februari silam, sudah memasuki hari ke-20 pada hari ini.
Berita ini akan merangkum kejadian penting yang terjadi pada hari Selasa (15/3).
Pertarungan masih Berlanjut
Pasukan Militer Rusia masih terus melanjutkan serangannya di beberapa kota di Ukraina.
Di ibukota Ukraina yaitu Kyiv, terdengar dua ledakam besar akibat serangan roket oleh pasukan militer Rusia.
Selain itu, sirene juga berbunyi di beberapa kota di Ukraina seperti di Odesa, Chernihiv, Cherkasy, dan Smila.
Fasilitas Nuklir Chernobyl
Listrik yang berasal dari Fasilitas Nuklir Chernobyl sudah berhasil dikembalikan, berdasarkan laporan dari media nasional Ukraina yaitu Ukraine 24.
Diplomasi
Ronde kelima dialog antara Rusia-Ukraina dikabarkan akan dilakukan dalam waktu dekat setelah sebelumnya, pada rondek keempat, tidak ada kemajuan yang dihasilkan dari dialog tersebut.
Berdasarkan pihak negosiator Ukraina, Ukraina menginginkan Perdamaian dengan cara gencatan senjata dan penarikan semua pasukan militer Rusia dari Ukraina.
Selain itu, Perdana Menteri dari Polandia, Republik Ceko dan Slovenia berencana untuk melakukan kunjungan ke Kyiv sebagai bagian dari misi Uni Eropa untuk menunjukkan dukungan kepada Ukraina.
Kemudian, pihak Rusia juga menolak adanya disinformasi bahwa pihak Rusia meminta bantuan kepada Tiongkok.
Bahaya Kelaparan
Ketua PBB yaitu Antonio Guterres mendesak kepada pemimpin-pemimpin di dunia untuk segera mencegaj adanya gelombang kelaparan yang diakibatkan oleh adanya konflik Rusia-Ukraina.
Evakuasi
Pihak Resmi Ukraina mengatakan bahwa pada saat ini, terdapat lebih dari 4000 orang yang sudah dievakuasi dari beberapa kota di Ukraina.
Kemudian berdasarkan data dari Badan PBB yang mengatur Pengungsi yaitu UNHRC. Disebutkan bahwa terdapat 3 juta warga Ukraina yang kabur dari negaranya, dan sekitar 1,8 juta diantaranya pergi ke Polandia.
Sanksi
Negara-negara anggota Uni Eropa telah menyetujui untuk memberikan sanksi keempat kepada Rusia.
Sanksi keempat ini akan menargetkan kepada komoditas baja dan besi Rusia serta melakukan larangan ekspor terhadap barang-barang mewah dan juga larangan ekspor terhadap sektor energi Rusia.
(Muhamad Nurilham, diambil dari beberapa sumber)