Lagi, Netizen Sumenep Dibuat Heboh soal Video Mesum
SUMENEP-KEMPALAN-Netizen Sumenep kembali dibuat heboh adanya video mesum yang beredar di sejumlah grup WhatsApp.
Video mesum kali ini, diduga diperankan sejumlah muda-mudi
dengan 2 versi. Video pertama berdurasi 0.05 detik, sementara video kedua durasinya 0.12 detik.
Informasi dari sumber berinisial IM, 2 video mesum itu diduga kuat diperankan satu perempuan yang sama dengan pria berbeda.
Dalam video pertama, terlihat pemeran pria membelakangi kamera sedang asyik mengisap gunung kembar si perempuan yang masih terbalut BH warna hitam.
Sementara video kedua, pasangan dimabuk cinta itu tengah melakukan hubungan layaknya suami istri tanpa melepas baju.
“Sudah banyak yang punya video itu, sudah bukan rahasia lagi, Mas, sudah viral,” kata IM, Selasa (18/1/2022).
Menurut IM, perempuan dalam 2 video viral tu disebut-sebut berasal dari kepulauan terdekat yang kini tinggal di wilayah Kota Sumenep.
“Dia putri pengusaha ternama di Sumenep, yang pernah bekerja di bank,” tutur IM.
Sedangkan pemeran pria dalam video pertama diduga lulusan kesehatan. Sementara pemeran kedua informasinya putra pengusaha di Sumenep.
“Teman-teman sudah banyak yang tahu kok,” kata IM menambahkan terkait identitas pemeran video mesum.
Merespon video mesum yang tengah viral tersebut, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumenep, Musthafa mengajak semua pihak agar bersama-sama menjaga nama baik Sumenep.
“Sumenep menjadi tidak elok kalau seperti itu. Ayolah sama-sama menjaga ketentraman,” kata Musthafa, Selasa (18/1/2022).
Menurut Musthafa, menyebarnya video mesum itu akan merusak mental. Apalagi agama jelas melarang perbuatan tersebut.
“Kan video itu akan terus menyebar,” ujarnya.
Musthafa mengajak warga Sumenep agar kembali pada ajaran agama untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang, seperti video mesum tersebut.
Menurut Sekretaris MUI Sumenep itu, perilaku tidak baik disebabkan banyak faktor. Sehingga, setiap individu perlu mawas diri.
“Bisa terjadi karena pengaruh lingkungan atau juga faktor ekonomi. Dan bisa saja karena didorong oleh sebuah keinginan, sehingga ingin mengulangi lagi,” jelas Musthafa. (ham)