Elon Musk dan Herry Wirawan

waktu baca 6 menit
Elon Musk (kiri) & Herry Wirawan (kanan).

KEMPALAN: Elon Musk adalah jenis manusia galau yang selalu berpikir mengenai masa depan bumi dan manusia yang menghuninya. Menurut Musk, pada suatu ketika nanti bumi akan hancur atau lenyap ditelan kekuatan jagat raya dan umat manusia akan sebagai spesies bumi akan ikut punah akibat kehancuran planet bumi.

Musk, manusia paling kaya di atas bumi, sudah merancang proyek revolusioner untuk menyelamatkan masa depan manusia dengan merancang roket khusus yang bisa membawa manusia melakukan emigrasi ke Planet Mars. Dengan roket berkapasitas penumpang besar Musk akan mengangkuti umat manusia untuk menjadi transmigran di Mars. Dengan demikian Musk akan menyelamatkan spesies umat manusia ketika bumi kelak hancur.

Manusia beriman menyebut kehancuran bumi itu sebagai kiamat. Musk menyebutkannya sebagai kepunahan akibat disrupsi besar tata jagat raya. Pada hari kiamat itu kekuatan solar matahari akan menelan bumi dan menghancurkannya. Kiamat versi Musk diprediksi akan terjadi miliaran tahun ke depan.

Kiamat masih sangat jauh, tapi Musk sudah galau memikirkannya sekarang. Musk ingin menyelamatkan bumi dan kehancuran total dan kehancuran gradual akibat kerusakan lingkungan yang jika dibiarkan akan mempercepat kehancuran bumi. Musk menciptakan mobil listrik yang akan dijadikan moda transportasi masa depan manusia sebagai upaya untuk menghindari kehancuran bumi akibat penggunaan bahan bakar fosil yang membawa kerusakan bumi secara pelan namun pasti.

Musk bukan hanya galau mengenai masa depan umat manusia yang bakal punah karena bencana lingkungan dan ekologi. Musk mengungkapkan ancaman baru yang bakal menjadikan kepunahan umat manusia semakin cepat. Ancaman baru itu oleh Musk disebut sebagai resesi seks.

Sebagaimana resesi ekonomi yang mengakibatkan penurunan produktifitas tenaga kerja, resesi seks akan mengakibatkan penurunan produktifitas manusia dalam melahirkan bayi-bayi baru yang bakal meneruskan generasi umat manusia masa depan.

Jumlah penduduk dunia yang sekarang hampir mencapai 8 miliar kepala oleh Musk dinilai tidak cukup banyak untuk bisa menyelamatkan planet bumi. Jumlah pertumbuhan manusia semakin menurun dan pada titik tertentyu di masa depan nanti manusia akan punah karena proses regenerasi berhenti setelah manusia tidak mau lagi melahirkan anak.

Ia menginginkan agar manusia memiliki lebih banyak bayi lagi. Ia menganggap saat ini jumlahnya tidak cukup. Tidak cukup banyak orang di bumi. Begitu kata Musk. Ia khawatir tingkat kelahiran yang rendah dan menurun dengan cepat akan menjadi salah satu risiko terbesar bagi peradaban.

Kegalauan Musk muncul karena makin banyak orang memutuskan untuk tidak memiliki anak, dengan alasan kekhawatiran seperti perubahan iklim dan ketidaksetaraan. Berbeda dengan cara pikir kebanyakan orang bahwa populasi manusia di bumi tumbuh di luar kendali Musk justru berpikir agar semua orang memiliki lebih banyak anak lagi.

Musk mempraktikkan apa yang dia khutbahkan. Dia sekarang punya enam anak. Salah satunya dari hasil perkawinannya dengan bintang penyanyi pop Grimes. Anak Musk diberi nama unik X Æ A-12 Musk dan mengundang komentar banyak netizen. Entah apa arti nama anak itu. Mungkin itulah identitas manusia masa depan yang akan tinggal di Planet Mars.

Nama anak Musk ini dianggap paling unik di dunia dan bikin heboh. Tapi nama itu masih kalah heboh dari anak pasangan suami istri di Tuban, Jawa Timur yang memberi nama anaknya ‘’Rangga Madhipa Sutra Jiwa Cordosega Akre Ashkala Mughal Ilkhanat Akbar Sahara Pi-Thariq Ziyad Syaifudin Quthuz Koshala Sura Talenta’’.

Dispenduk Tuban menolak memberi akte anak itu karena namanya tidak bisa masuk ke sistem kependudukan Tuban. Tidak ada kabar bahwa anak Elon Musk ditolak oleh dispenduk setempat karena tidak bisa masuk di sistem dukcapil setempat.

Tren pasangan tanpa anak sudah menjadi sebuah gerakan di kalangan generasi sekarang. Menurut Musk, selain itu ada faktor lain yang berpengaruh yaitu tingkat kesuburan yang makin menurun akibat kondisi bumi yang makin buruk akibat perubahan iklim.

Sebuah penelitian di Amerika yang didukung oleh data Google menunjukkan perubahan iklim secara langsung dan tidak langsung mempercepat penurunan tingkat kesuburan. Jumlah kelahiran di Amerika turun dalam sembilan bulan setelah peristiwa panas yang ekstrem. Sebuah penelitian lain terhadap 18.000 pasangan di China menunjukkan bahwa perubahan iklim, dan polusi partikulat secara khusus, dikaitkan dengan peningkatan 20 persen kemungkinan kemandulan.

Angka kelahiran secara…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *