Semeru

waktu baca 5 menit
Erupsi Gunung Semeru.

KEMPALAN: Erupsi Gunung Semeru (4/12) menjadi momen yang mengerikan bagi warga Lumajang, Jawa Timur. Perut gunung menggelegak dengan suara gemuruh, kemudian terdengar ledakan menggelegar, disusul dengan semburan awan hitam pekat bergulung-gulung membubung ke angkasa.

Langit hitam pekat. Sebagian wilayah Lumajang menjadi gelap gulita tidak ada cahaya. Orang-orang panik berlarian menyelamatkan diri. Anak-anak lari dan berteriak ketakutan dengan wajah penuh horor. Teriakan kesakitan terdengar dari korban yang tersambar gulungan debu panas.

Kejadian ini mirip gambaran lukisan Edvard Munch ‘’The Scream’’ yang dibuat pada 1893. Sampai sekarang karya itu dianggap sebagai masterpeace lukisan ekspresionis terbaik di dunia. Lukisan itu dianggap sebagai mahakarya seni yang sejajar dengan lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci.

The Scream menggambarkan suasana horor yang sangat mengerikan. Gambar utama menunjukkan muka seseorang yang berteriak sambil berlari ketakutan. Di belakangannya mengejar gulungan pekat seperti semburan api dan debu dari ledakan yang amat keras.

Lukisan itu merupakan gambaran letusan gunung berapi Krakatau atau Krakatoa di Jawa Barat yang terjadi pada 26 Agustus 1883. Dalam buku hariannya Munch mengakui bahwa ia terinspirasi dari ledakan Krakatau yang guncangannya terasa sampai ke Australia dan Samudera Hindia yang jaraknya 4.500 kilometer.

Sampai sekarang tercatat ada 250 kali tsunami vulkanik akibat letusan gunung. Tetapi, tsunami yang dihasilkan ledakan Krakatau tetap masih tercatat sebagai tsunami paling ganas, dengan ketinggian hampir 100 meter dan menelan korban 35.500 orang, 4.500 di antaranya meninggal karena luka bakar.

Ledakan Krakatau menjadikan atmosfer gelap gulita dan menyebabkan penurunan suhu bumi di seluruh dunia. Ledakan itu menimbulkan berbagai bencana susulan di seluruh dunia terutama karena perubuhan suhu bumi drastis.

Peristiwa ledakan yang jauh lebih dahsyat terjadi sekitar 77.000 tahun yang lalu di wilayah Toba, Sumatera Utara, sekarang. Ledakan Toba disebut sebagai super-erruption dunia yang menyebabkan musim dingin vulkanik selama 10 tahun dan cuaca dingin berlanjut sampai seribu tahun. Ledakan Toba mengakibatkan penyusutan drastis jumlah populasi dunia termasuk manusia dan berbagai jenis hewan dan binatang melata.

Ledakan Toba dan Krakatau menunjukkan bahwa geografi Indonesia adalah sentral bumi atau ‘’punjer dunia’’. Apa yang terjadi di Indonesia akan membawa perubahan signifikan di seluruh dunia.

Para peneliti sejarah dan para peminat studi pra-sejarah meyakini bahwa Indonesia pernah menjadi pusat peradaban dunia yang dikenal sebagai ‘’Atlantis’’ yang dinyatakan hilang. Studi ilmiah dilakukan oleh Prof. Arysio Santos dari Brazil mengungkap bahwa lokasi ‘’The Lost Atlantic’’ ada di wilayah Indonesia sekarang. Atlantis digambarkan sebagai pusat peradaban dunia yang sangat maju di berbagai bidang, mulai dari eknomi, budaya, sampai teknologi. Hikayat Atlantis diungkapkan oleh filosof Yunani, Plato, dan karenanya eksistensinya diyakini ada.

Kisah Atlantis yang hilang dianggap sebagai mitos. Tapi, penelitian Prof. Santos mengungkap bukti-bukti ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Cerita-cerita mistis menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari legenda masyarakat terutama di Jawa. Gunung-gunung di wilayah Jawa yang menjadi bagian dari ‘’ring of fires’’ selalu dikaitkan dengan kisah-kisah mistis.

Gunung Semeru atau…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *