BPOM: Hati-hati Vaksin Covid untuk Lansia
JAKARTA-KEMPALAN: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI meminta proses pemberian vaksin Covid-19 pada lansia dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Sebab, kelompok lansia memiliki risiko tinggi karena cenderung punya komorbid atau penyakit penyerta.
“Khusus untuk lansia di atas 70 tahun, tentu perlu ada pertimbangan khusus, pendampingan dari dokter yang mendampingi dan melakukan skrining pada saat pemberian vaksin tersebut,” ujar Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam konferensi pers virtual.
Ia menyebut, izin penggunaan vaksin Coronavac untuk lansia ditetapkan berdasarkan kajian data hasil uji klinis fase III yang dilaksanakan di Brazil dan data uji klinis fase I dan II di Cina. Subjek yang digunakan dalam uji klinis tersebut adalah lansia 59-70 tahun.
“Jadi artinya bukan dilarang untuk di atas 70 tahun, namun data kami terima berdasarkan hasil uji klinis di Brazil untuk fase III adalah sampai dengan usia 70 tahun. Artinya apabila akan diberikan pada usia lansia di atas 70 tahun, memerlukan pertimbangan yang khusus, spesifik individu pada pada saat melakukan skrining,” ujar Penny.
WHO Selidiki Asal Covid
Para ilmuwan yang menyelidiki asal mula virus corona SARS-CoV-2 di China masih bergelut dengan penyelidikan panjang. Sejauh ini mereka menemukan petunjuk penting tentang pasar hewan dan seafood di Wuhan dalam pandemi Covid-19.
Peter Daszak, ahli zoologi yang berbasis di New York ikut membantu misi penyelidikan Covid-19 yang disponsori Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO). Dia mengatakan, temuan utama akan dirilis sebelum kepulangannya pada 10 Februari 2021 nanti.
Dilansir Bloomberg, para penyelidik ingin mengetahui bagaimana virus corona SARS-CoV-2 – yang kerabat terdekatnya berasal dari kelelawar sejauh 1.000 mil (1.609 kilometer) – menyebar secara eksplosif. Bagaimana pun, ini adalah penularan penyakit terburuk selama lebih dari satu abad terakhir. Daszak mengatakan penyelidikan ini menandai titik balik dalam mitigasi pandemi.
“Ini adalah awal dari pemahaman tentang apa yang terjadi, sehingga kita bisa menghentikan kejadian berikutnya,” katanya dalam pertemuan melalui Zoom. “Tujuan kami adalah mencoba memahami mengapa hal ini muncul, sehingga kita tidak terus-menerus mengalami kehancuran ekonomi global dan kematian yang mengerikan sementara kita menunggu vaksin. Ini bukan masa depan yang bisa dipertahankan.”
Video Orang Kaya Divaksin
Beredar sebuah video yang memerlihatkan ‘orang kaya’ sedang mengantre untuk vaksinasi COVID-19. Hal ini terungkap lewat unggahan Instagram stories dokter spesialis penyakit dalam yang juga penyintas COVID-19, RA Adaninggar Primadia Nariswari, @ningzsppd, pada Senin siang, 8 Februari 2021.
“Saya aja nakes, rawat Covid, penyintas dengan antibodi sudah low titer, nanya tentang vaksin aja dipermasalahkan. Lah ini bukan nakes, risikonya apa, tapi horang kaya bisa vaksin duluan,” tulis dokter Adaninggar.
Di video berdurasi 15 detik tersebut terlihat tiga orang wanita dan satu pria duduk menunggu antrean divaksinasi. Ini diketahui dari omongan salah seorang wanita yang mengenakan masker putih,”Lagi antre vaksin.”.
“Habis divaksin bisa terbang ke mana-mana. Semoga vaksinnya berhasil,” lanjut wanita tersebut. Keempatnya juga kompak memerlihatkan secarik kertas berupa nomor antrean untuk divaksin. (kom/lip/tem/ist)
