Berkumpul di Surabaya, PWNU se-Indonesia Sepakat Menolak Rencana MLB NU

waktu baca 4 menit
Ketua PWNU Jawa Tengah KH Abdul Ghaffar Rozin (tengah). (Foto: Dwi Arifin/kempalan.com).

SURABAYA-KEMPALAN: Rapat koordinasi Pengurus Wilayah NU (PWNU) se-Indonesia yang digelar di Hotel Bumi Surabaya, Sabtu (30/11), menyepakati beberapa hal terkait beragam dinamika yang terjadi.

Kesepakatan ini diambil saat rapat koordinasi PBNU dan PWNU yang dipimpin langsung Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen Gus Saifullah Yusuf, Wakil Ketua Umum Lora Amin Said Husni, dan Bendum Gus Gudfan Arief.

“Ada beberapa kesepakatan di antaranya PWNU se-Indonesia akan senantiasa mendukung kebijakan PBNU guna bersinergi dengan Pemerintah Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” kata KH Abdul Ghaffar Rozin, Ketua PWNU Jawa Tengah, usai pertemuan.

Para ketua PWNU se- Indonesia berharap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mampu mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Apalagi ada beberapa program unggulan yang saat ini sedang dinanti, di antaranya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, hilirisasi, swasembada pangan dan energi, serta makan siang bergizi gratis.

Dalam kesempatan rakor kali ini, PWNU se-Indonesia juga menyatakan menolak dengan tegas rencana Muktamar Luar Biasa (MLB) NU yang digagas dan dipropagandakan oleh segelintir orang yang ingin merongrong dan memecah belah keutuhan NU.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf didampingi Sekjen Saifullah Yusuf..

Menurut Gus Rozin, sejarah telah mencatat bahwa setiap upaya percobaan untuk mengadakan MLB yang dilakukan oleh para bughat tidak pernah berhasil.

“Karena tidak sejalan dengan nilai-nilai Ahlus Sunnah wal Jamaah dan budaya organisasi yang berkembang di lingkungan NU selama ini,” ujarnya.

Selain mendukung Prabowo dan menolak MLB, para ketua PWNU se-Indonesia ini juga menyuarakan aspirasinya atas kesuksesan pelaksanaan Pilkada serentak yang telah menghasilkan para kepala daerah pilihan rakyat melalui Pemilu yang berlangsung secara damai dan demokratis.

“Kini saatnya masyarakat bersatu kembali dan bahu membahu bersama para kepala daerah terpilih untuk memperjuangkan terwujudnya kesehjahteraan masyarakat,” katanya.

Sekadar diketahui, PBNU mengundang seluruh Ketua Wilayah NU se- Indonesia untuk berkumpul di Surabaya. Mereka menggelar rapat koordinasi sekaligus menghadiri pelantikan PWNU Jawa Timur yang rencananya akan digelar malam ini (30/11) di Pesantren Tebuireng Jimbang.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa rapat koordinasi PWNU se-Indonesia ini merupakan kegiatan berkala yang dilakukan untuk mengkoordinasikan beberapa hal. Sekaligus digabungkan dengan pelantikan PWNU Jawa Timur  yang digelar Sabtu (30/11) malam ini di Pesantren Tebu Ireng, Jambang.

“Tadi kita mendiskusikan berbagai macam masalah aktual. Antara lain terkait dengan selesainya Pilkada yang baru saja kita lalui,” katanya.

Menurut Gus Yahya, pihaknya ingin mendorong PWNU agar melakukan konsolidasi sampai jajaran paling bawah untuk memelihara suasana harmonis, yang selama ini sudah berhasil dipertahankan. “Ini harus terus dijaga,” ujarnya.

Kedua, lanjut Gus Yahya, ia mengimbau agar PWNU ikut aktif berperan dalam membangun konsolidasi masyarakat secara keseluruhan.

“Jadi kita punya aspirasi bahwa dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan, kami berbarap seluruh bangsa bisa berkonsolidasi menjadi satu kekuatan yang koheren bersama-sama pemerintah,” tuturnya.

Pada kesempatan itu Gus Yahya juga menyatakan bersyukur pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sebab, Prabowo dinilai telah melakukan upaya-upaya yang sangat intens untuk mengkoordinasikan pemerintahan bersama kekuatan yang lain.

Mengenai segelintir orang yang berencana menggelar MLB NU, Gus Yahya menyatakan tidak begitu yakin. “Kita masih belum cukup yakin ya. Ini orang mau beneran apa cuma mau iseng. Karena nggak ada apa-apa kok tiba-tiba mau mengelar MLB. Ngak ada hujan nggak ada angin,” ucapnya.

Namun, jika segelintir orang itu nekat menggelar MLB, para pengurus PWNU se-Indonesia sepakat untuk menolak, karena dinilai mengganggu integritas organisasi.

Pasalnya, integritas organisasi yang telah  dicapai selama ini merupakan hasil kerja keras bersama selama tiga tahun terakhir dan telah membawa hasil yang bisa dirasakan oleh seluruh jajararan NU.

“Sehingga kita tidak mau hasil kerja keras ini kemudian diganggu oleh siapapun,” tegas Gus Yahya.

“Kalau mau bikin organisasi baru ya silakan aja. Bikin organisasi sendiri silakan aja. Kalau mau menggelar MLB NU bagaimana caranya, wong sebagian besar PWNU dan PCNU tidak ada yang mau,” pungkasnya. (Dwi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *