Turun Langsung di Stasiun Jatinegara, Bambang Haryo Soroti Hal Ini

waktu baca 2 menit

Jakarta – Anggota DPR-RI Fraksi Partai Gerindra, Selasa (15/10) melakukan kunjungan ke stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.

Menurut pemilik sapaan akrab BHS, Stasiun Jati Negara merupakan Stasiun HUB / Sentral yang di datangi oleh 26 Kereta Antar Provinsi dan 400 Kereta Komuter (KRL) , LRT yang menghubungkan seluruh Wilayah Kota Jakarta dan Kota Bekasi, Karawang, serta Bogor.

“Stasiun ini merupakan stasiun dengan Traffic ter-padat mulai dari Jaman Kolonial Belanda, yang dibangun pada tahun 1910. Stasiun ini juga merupakan Stasiun Sentral di ujung Kota Jakarta yang juga terkoneksi dengan angkutan Bus Trans Jakarta” Kata BHS

Dikatakan BHS, Sudah seharusnya Pemerintah sangat memperhatikan Stasiun ini, terutama dari segi pelayanan : Kapasitas, Kenyamanan, Kemanan dan Keselamatan.

Dalam kunjungannya, alumni ITS Surabaya ini melihat banyak fasilitas publik yang mengalami kerusakan. Pihak KAI menginfokan penanganan perbaikan dan perawatan masih ditangani oleh SATKER , Kementrian Perhubungan, belum dilimpahkan ke KAI. Sehingga penanganan kerusakan fasilitas publik sering mengalami keterlambatan.

Lebih lanjut, kata BHS, ia dalam kunjungan itu juga menyempatkan melihat Pusat Kendali Pengatur Perjalanan Kereta Api. ( PPKA ). Ini adalah yang terpenting untuk pengaturan Traffic Kereta Api yang akan melalui Stasiun tersebut dengan radius jarak 3 kilometer dari Stasiun.

“Dengan padatnya traffic dari 26 Kereta Antar Provinsi dan 400 KRL, masih ditambah lagi dengan adanya Depo Kereta Api di Stasiun tersebut, maka PPKA harus benar benar dikelola dan dikendalikan oleh Sumber Daya Manusia yang handal, konsentrasi dan produktif” Imbuh BHS

Namun, saat peraih suara tertinggi di Dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo), ia melihat langsung Saruang PPKA hanya dikendalikan oleh 1 orang Petugas.

“Ini sangat membahayakan, karena tingkat kepadatan traffic, serta berisiko Petugas mengalami kelelahan, sakit, atau bahkan meninggal di tempat kerja. Maka perlu adanya Cadangan Sumber Daya Manusia untuk ikut memantau pengendalian traffic. Agar Transportasi Kereta Api bisa menuju Zero Accident” Pungkas BHS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *