Anggota DPR RI Cek Layanan Terminal Antar Negara di Kalbar
Pontianak – Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono melakukan sidak pengecekan layanan dan operasional Terminal Antar Negara ALBN Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya, pada Hari Rabu (9/10/2024) sore, setelah beberapa hari sebelumnya melakukan kunjungan ke Terminal Bimoku Tipe A internasional antar negara di Kupang.
Terdapat beberapa poin penting hasil peninjauan yang dilakukan olehnya di Terminal Antar Negara ALBN Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya, mulai dari kelengkapan prasarana dan sarana terminal, hingga mendorong Pertamina untuk memberikan kemudahan para sopir bus mendapatkan BBM.
“Kunjungan saya ke Kalbar ini fokusnya untuk melihat kondisi Terminal Tipe A ALBN yang dikelola oleh Kementrian Perhubungan. Terminal antar negara inikan melayani rute perjalanan luar negeri, jadi pengelolaan nya harus profesional,” tegas Bambang.
Setelah melihat langsung kondisi Terminal ALBN Sungai Ambawang, diapun menyimpulkan terdapat beberapa sarana prasarana yang perlu dilengkapi. Seperti sterilisasi terminal internasional, yang dilengkapi dengan X-Ray. Namun kenyataannya dari penjelasan petugas, bahwa x ray di sini sudah rusak.
Padahal fungsi x ray sangat penting. Sebab bisa menjadi alat mendeteksi barang barang berbahaya yang bisa dibawa oleh masyarakat, baik peledak maupun obat obat an terlarang. X-Ray ini harus diadakan lagi,” Tegasnya.
Dia juga menyoroti papan informasi digital seharusnya ada di terminal keberangkatan dan kedatangan Internasional, termasuk juga papan informasi digital untuk transportasi lanjutan AKDP yang terintegrasi dengan baik di Terminal Tipe A tersebut.
Menurutnya nya papan informasi ini sangat penting untuk penumpang yang yang akan berangkat ke luar negeri dan datang dari luar negeri. Dia pun minta di papan informasi dapat menampilkan semua jadwal keberangkatan bus tersebut. Baik jadwal dalam negeri dan luar negeri. Inikan terminal internasional.
Dia juga menyempatkan melihat bis internasional, baik kepemilikan Malaysia dan kepemilikan Indonesia (Damri), termasuk menyempatkan berinteraksi dengan pengemudi dan menanyakan tentang kesulitan transportasi untuk mendapatkan BBM di perjalanan.
“Keluhan Pengemudi, mereka kesulitan mendapatkan BBM di Wilayah Indonesia. Dan juga mutu dari BBM Solar Subsidi (Bio-Solar) sangat buruk dan sering menyebabkan mesin bus rusak / mogok di hutan. Sehingga mereka membeli bahan bakar dari Malaysia, yang mutunya lebih baik dan harganya lebih murah dari harga BBM Subsidi yang ada di Indonesia, Kalau mogok di hutan bagaimana? Perjalanan ke sana kan ada juga yang melewati kiri kanan hutan,” singgung Politisi Gerindra itu.
Selain itu, Keluhan pengemudi, di saat sampai ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN), penumpang nya diminta menurunkan barang untuk di X-Ray. Sehingga menyulitkan para penumpang bus, apalagi saat musim hujan. Ini diberlakukan setelah adanya Pos Lintas Batas Negara yang baru di bangun.
“Semua kesulitan akses transportasi internasional di atas harus saya selesaikan pada saat bertugas nantinya sebagai DPR-RI.” Tutup BHS.