Gubernur Khofifah Optimistis Jatim Mampu Antarkan Indonesia Wujudkan Swasembada Daging
SURABAYA-KEMPALAN: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri gelar prestasi pembangunan peternakan Jawa Timur 2023 di Graha Samudera Bumimoro, Sabtu (25/11).
Melalui kegiatan yang mengusung tema “Peternakan Bersatu, Jawa Timur Terus Melaju” ini, Gubernur Khofifah meminta seluruh insan peternakan di Jawa Timur tetap menjaga dan memaksimalkan kinerjanya.
Dengan harapan Jawa Timur akan terus mampu mempertahankan seluruh capaian prestasi gemilang di sektor peternakan dan tetap menjadi gudang ternak nasional dan mempertahankan posisi sebagai lumbung pangan nasional.
“Pada akhir tahun 2023 ini saya berharap semua tetap memaksimalkan seluruh kinerjanya. Tetaplah jaga bagaimana sektor peternakan Jawa Timur menjadi juara umum dari seluruh prestasi yang ada di Indonesia,” kata Gubernur Khofifah dalam sambutannya.
Apa yang disampaikan Gubernur Khofifah itu bukan tanpa alasan. Berdasarkan data BPS, kontribusi Jawa Timur terhadap peternakan nasional di tahun 2022 sangat menggembirakan.
Populasi sapi di Jawa Timur tahun 2022 mencapai 5.070.240 ekor atau setara 27% terhadap populasi sapi nasional. Lalu populasi sapi perah Jawa Timur sebanyak 314.385 ekor menyumbang 52% populasi sapi perah nasional.
Tingginya populasi sapi di Jatim didorong dengan adanya Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) di Singosari. Dengan capaian ini dan modal besar yang dimiliki, ia yakin bahwa Indonesia dalam kurun waktu 4-5 tahun akan mampu menjadi negara yang swasembada daging.
“Kita bisa swasembada daging, hitungannya sangat terang, kita punya Balai Besar inseminasi buatan. Jadi kembali saya ingin mendorong bagaimana komitmen kita sebagai sebuah bangsa untuk mampu Swasembada daging. Karena kita punya toolsnya kita punya pakarnya kita punya perguruan tingginya,” jelasnya.
Menurutnya hal ini bukan hal mustahil karena telah dihitung secara detail serta didukung dengan sarana prasarana yang telah ada dan sumber daya manusia yang memadai. Ia menegaskan bahwa ada hal lain yang harus disiapkan, yaitu kebijakan makro yang lebih besar dari pemerintah pusat.
“Jadi kalau sudah ada artificial insemination artinya digital IT sudah masuk di dalamnya, harusnya tidak ada kata ‘tidak bisa’ yang ada adalah ‘bisa, bisa, bisa, Insya Allah kita bisa,’ tapi harus ada kebijakan makro level nasional,” tegasnya.
Selain sapi potong, populasi kambing Jawa Timur juga sangat tinggi mencapai 3.897.185 ekor atau sekitar 18% dari populasi nasional. Begitu juga dengan populasi domba yang mencapai 1.458.157 ekor setara 9% dari populasi nasional.
Tak hanya itu, populasi ayam petelur juga terbilang tinggi mencapai 119.485.975 ekor yang berkontribusi sebesar 32% terhadap populasi ayam petelur nasional. Sedangkan ayam pedaging populasinya hingga 493.647.833 ekor menyumbang 12% populasi ayam pedaging secara nasional.
Produksi daging sapi Jawa Timur juga menempati posisi tertinggi secara nasional dengan produksi mencapai 93.000 ton setara 21% produksi nasional. Produksi susu sapi murni Jawa Timur juga berada di posisi teratas tingkat nasional yang produksinya mencapai 556.000 ton menyumbang 57% terhadap produksi nasional.
Begitu juga dengan produksi telur ayam ras Jawa Timur yang menduduki peringkat I secara nasional. Produksi telur ayam ras Jatim mencapai 1.711.888 ton setara 32% produksi telur ayam ras nasional. Sedangkan produksi daging ayam ras Jatim mencapai 442.000 ton telah menyumbang 12% terhadap produksi daging ayam ras secara nasional.
Berbagai capaian di atas adalah buah kerja keras dari semua insan peternakan. Oleh sebab itu di momentum ini Khofifah menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholders yang mendukung kinerja peternakan Jawa Timur.
“Ini adalah kerja keras panjang semuanya tidak ada sukses yang bisa dihasilkan sendirian ini karena kerja kita keseriusan kita bersama komitmen dan termasuk doa kita bersama, terima kasih” ucapnya.
Selain itu, tingginya produksi sektor peternakan ini tentu didukung dengan sarana, prasarana yang memadai serta sumber daya manusia yang mendukung. Seperti 1 unit bank sprema di UPT inseminasi buatan, 134 unit pusat kesehatan hewan dengan 1 rumah sakit hewan. Lalu 7 unit UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan Ternak, 175 pasar hewan, 3 unit lab kesehatan hewan dan 10 titik checkpoint.
Selanjutnya, ada Rumah Potong Hewan – Ruminansia (RPH-R) di Jawa Timur ada sebanyak 131 unit, 37 unit diantaranya telah bersertifikasi halal dan 35 unit bersertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Sedangkan Rumah Potong Hewan – Unggas (RPH – U) di Jawa Timur yang bersertifikat halal sebanyak 47 unit, yang memiliki NKV 49 unit dan badan usaha yang ber-NKV sejumlah 835 unit.
Capaian gemilang sektor peternakan Jatim juga didukung dengan SDM insan peternakan Jatim. Dimana Jatim memiliki 950 orang dokter hewan atau medik veteriner, 636 para medik veteriner kesehatan hewan, 1.508 petugas pelayanan reproduksi, 24 pengawas mutu pakan, 82 pengawas mutu bibit, 73 pengawas obat hewan, 154 dokter hewan penanggung jawab obat hewan, 7 auditor NKV dan 124 pengawas kesehatan masyarakat veteriner.
“Ini adalah bagian penting yang harus menyatu semua stakeholder dan elemen strategis insan peternakan di Jawa Timur,” tuturnya.
Di sisi lain Jawa Timur juga memiliki komitmen tinggi dan keseriusan dalam pengendalian penyakit dan vaksinasi hewan. Terbukti untuk vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyasar sapi potong, sapi perah dan kerbau telah mencapai 5.017.793 dosis, vaksin PMK pada kambing, domba dan babi sebanyak 3.819.438 dosis. Berdasarkan data dari ISIKHNAS Kementerian Peternakan RI, total vaksinasi PMK Jatim mencapai 36% secara nasional.
“Saya menyampaikan, saya blusukan sekali untuk memastikan bahwa vaksinasi PMK masih kita lakukan, masih kurang 8% di tingkat desa dan kelurahan dan kurang 2% di tingkat kecamatan,” ungkapnya.
“Saya rasa stok vaksin ada, monggo saling berkoordinasi memaksimalkan, karena kalau sudah terkonfirmasi PMK produksi susu mungkin bisa tinggal 20% saja,” imbuhnya.
Tak berhenti di situ, capaian prestasi Jawa Timur di sektor peternakan juga tidak sedikit. Sepanjang 2019-2023 Jawa Timur meraih sejumlah penghargaan diantaranya Peringkat I Provinsi Pelaksana Embrio Transfer Terbaik Tingkat Nasional, Peringkat I Provinsi dengan Tingkat Vaksinasi PMK Terbaik secara Nasional, Peringkat I Provinsi dengan Realisasi Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau Tertinggi Nasional, Peringkat I Provinsi dengan Kompartemen Bebas Flu Burung Terbanyak di Indonesia, dan masih banyak lagi lainnya.
“Apresiasinya banyak sekali, jadi ini adalah kerja keras panjenengan semua karena kalau ada penghargaan harus ada yang menerima biasanya dari jajaran Pemprov yang menerima. Tapi pada dasarnya penghargaan ini adalah untuk panjenengan semuanya,” pungkasnya.
Sementara itu, Sesditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI drh. Ma’mun menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur Khofifah atas capaian kinerja yang selama ini dilakukan, hal tersebut menjadikan provinsi Jawa Timur menjadi yang terbaik secara nasional di Kementerian Pertanian.
Salah satunya adalah realisasi akseptor secara nasional 2,8 juta dan Jawa Timur menyumbang 1,26 juta setara 44,1% support yang diberikan Jawa Timur.
Tak hanya itu, ia menyebut kelahiran sapi di Jawa Timur juga menyumbang 50,2% terhadap kelahiran sapi secara nasional. Ia mengatakan peternakan Jawa Timur juga dinilai sangat tumbuh dan mudah digerakkan, ketika dibutuhkan selalu siap dan membuka diri.
“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya, karena dari segala capaian kinerja yang ada secara nasional di Kementerian Pertanian, Jawa Timurlah juaranya dari semua aspek,” katanya.
Di kesempatan yang sama, didampingi Ka. Dinas Peternakan Prov. Jatim Gubernur Khofifah juga menyerahkan Penghargaan Prestasi IB dan menyerahkan Sertifikat Halal. Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menerima cinderamata berupa buket bunga dan patung sapi.
Usai itu, Khofifah bersama rombongan berkesempatan meninjau pameran teknologi pembangunan peternakan dan hasil peternakan Jawa Timur yang terdiri dari 18 booth pameran. (Dwi Arifin)