Sastra Jawa di Jawa Timur Masih Ada

waktu baca 3 menit
Foto: wordpress.com

KEMPALAN: BEBERAPA waktu lalu, Paguyuban Pengarang Sastra Surabaya (PPSJS) bersama Forum Sastra Bersama Surabaya (FSBS), menerbitkan kumpulan guritan yang dilengkapi terjemahan-nya bahasa Indonesia. Tajuk yang diangkat dalam kumpulan guritan adalah Gurit Bandha Donya (September, 2014).

Sebelum menerbitkan itu, di tahun yang sama, PPSJS juga menerbitkan kumpulan guritan Mlesat Bareng Ukara (April, 2014) dengan banyak melibatkan penulis di luar PPSJS, termasuk penulis dari Pamarsudi Sastra Jawi Bojononegoro (PSJB), Kostela Lamongan, dan Sanggar Triwida, Tulungagung. Waktu itu tidak hanya dibedah dan dibacakan di Surabaya, tapi juga di Taman Budaya Jawa Tengah, Solo.

Terbitan buku yang agak unik guna merayakan ulang tahun PPSJS yang ke-37 pada tahun 2014 berjudul Gurit Bandha Donya itu, dalam kata pengantarnya, Ketua PPSJS, Suharmono Kasijun mengatakan, “Usaha menerjemahkan geguritan yang dipelopori oleh Aming Aminoedhin memang satu ide yang kreatif, namun tidak mudah dilaksanakan, sebab bahasa Indonesia mempunyai roh Melayu yang berbeda dengan roh Jawa.”

BACA JUGA: Sastra Jawa di Jawa Timur

Terlepas dari itu, yang pasti PPSJS telah mencoba buat buku gurit yang lengkap dengan ada terjemahan bahasa Indonesianya. Satu langkah maju, yang mana banyak anak-anak sekarang kurang tahu persis kosa kata bahasa Jawa, jadi agak mengerti artinya. Setidaknya menjadi agak mudah menangkap makna arti guritan yang termuat.

Para penyair yang karyanya dimuat dalam buku ini adalah Aming Aminoedhin, Widodo Basuki, R.Djoko Parakosa, Deny Tri Aryanti, Trinil, Suharmono K., R.Giryadi, Razuno Kaori, dan Suparto Brata. Setiap puisi ditulis secara berurutan dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Pada sampul depan tertulis judul dalam bahasa Jawa dengan ukuran lebih besar, sedangkan judul Puisi Kekayaan Dunia tertulis di bawahnya dengan ukuran lebih kecil. Posisi dan ukuran huruf pada judul buku tersebut mengisyaratkan bahwa puisi yang berbahasa Jawa (guritan) lebih ditonjolkan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *