Suella Braverman Bukan di Negeri Wakanda

waktu baca 3 menit

KEMPALAN: Tulisan ini lebih menjadi menarik jika ditulis dua atau tiga hari lalu. Sengaja tulisan ini disiapkan untuk upload akhir pekan. Ada perjanjian tak tertulis, agar akhir pekan suguhan pada pembaca sebaiknya diberikan yang ringan-ringan saja. Meski agak terlambat, tetap saya ingin menulis ini sebagai pelajaran akan keadaban moral.

Sebelumnya tidak banyak yang mengenal namanya. Tapi setelah ia memilih mundur dari jabatan prestisius yang disandangnya, setelah melakukan kesalahan yang tidak seberapa, orang sepenjuru dunia baru mengenalnya.

Suella Braverman, melakukan kesalahan kecil, tapi merasa ia mesti bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuatnya. Kesalahan yang dibuat, itu bisa dibaratkan sekecil upil anak balita. Kecil sekali. Bahkan bisa dikategorikan, itu bukanlah kesalahan. Lupa atau lalai, Itu hal manusiawi. Tapi tidak bagi Suella.

Suella melakukan kesalahan dalam mengirim email. Ia mengirim email kenegaraan dengan email pribadi. Suella menyebut itu sebagai kesalahan teknis. Baginya, itu tetaplah kesalahan. Menurutnya, memilih mundur adalah jalan keluar terbaik sebagai konsekuensi atas kesalahan yang dibuatnya.

BACA JUGA: Solilokui Nana

Suella Braverman, menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri baru 43 hari, di bawah kabinet Perdana Menteri Liz Truss–yang juga akhirnya memilih mundur disebabkan ekonomi Inggris yang merosot ditambah nilai mata uang negara yang jatuh. Praktis Liz menjabat sebagai Perdana Menteri “tersingkat”, hanya 45 hari, tapi dalam peralihan dua dinasti monarki Inggris yang bersejarah–Liz menjadi Perdana Menteri Inggris terakhir yang dilantik Ratu Elizabeth II.

Suella Braverman, perempuan keturunan India, ini mengajarkan keadaban bernegara, bahwa jabatan setinggi apapun dalam pemerintahan, itu punya batas-batasnya, di atas segalanya bukanlah peraturan atau statuta yang ada, tapi lebih dari itu, yaitu moral.

Bagi Suella, kesalahan tetaplah kesalahan. Tidak sampai dianggap sebuah kesalahan, itu sampai harus menimbulkan korban jiwa. Apalagi sampai ratusan jiwa melayang, sebagaimana tragedi penonton sepak bola di negeri Wakanda–peristiwa jatuhnya korban jiwa di Stadion Kanjuruhan.

Di negeri Wakanda, pilihan Suella Braverman, itu bisa dianggap pilihan tidak bertanggung jawab. Suella dianggap hanya mampu meninggalkan gelanggang dengan sedikit kesalahan yang dibuatnya, itu dianggap berlebihan. Mengakui kesalahan dan ambil tanggung jawab sebagai konsekuensi memilih mundur, itu dianggap aneh dan konyol. Bisa pula disebut perbuatan tidak terpuji.

BACA JUGA: Celotehan Bahlil

Menjadi tidak mengherankan, jika Ketua Umum PSSI, yang diminta mundur oleh publik, bahkan muncul rekomendasi dari tim yang dibentuk Presiden Jokowi (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta/TGIPF), agar mundur bersama jajarannya, tetap memilih tidak mundur. Di negeri Wakanda mundur dari jabatan yang dipegang, itu memang tidak diikat, atau berhubungan dengan moral.

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang, itu dianggap kesalahan yang bukan tanggung jawab langsung yang dibuat Ketua Umum PSSI, dan jajarannya. Saling lempar kesalahan, itu hal biasa di negeri Wakanda. Satu bukti moral memang tidak dihadirkan. Karenanya, tidak dikenal sikap ambil tanggung jawab kesalahan.

Suella Braverman bukan hidup di negeri Wakanda, seperti M. Iriawan, Ketua Umum PSSI dan jajarannya, yang menganggap jabatan tidak perlu dinahkodai moral, tapi cukup statuta PSSI.

Seorang Suella memilih mundur dari jabatan sebagai Menteri Dalam Negeri, itu karena ia hidup di sebuah negara yang moral masih dijunjung tinggi, dianggap sesuatu hal di atas segalanya.

Langkah Suella Braverman dan Liz Truzz, memilih mundur, dan itu mengedepankan suara moral–tentu dengan kesalahan masing-masing yang diperbuat, sengaja atau tidak disengaja, langsung maupun tidak langsung–sepertinya belum jadi tradisi di negeri Wakanda. Langkah Suella dan Liz, itu bahkan bisa disebut sebagai pansos, atau sekadar pencitraan. Di negeri Wakanda semua dibuat serba terbalik. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *