UBAYA Teliti Kultivasi Spirulina dengan Limbah Tempe, Lebih Berkhasiat dan Aman Jadi Bahan Pangan
SURABAYA –KEMPALAN: Guru Besar Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Surabaya (UBAYA), Prof. Ir. Lieke Riadi, Ph.D. meneliti kultivasi spirulina dengan media alami limbah tempe. Penelitian ini bertujuan menumbuhkan spirulina dengan kandungan protein serta antioksidan lebih baik yang aman digunakan untuk bahan pangan dan pakan ternak. Prof. Lieke Riadi bersama mahasiswa menunjukkan proses kultivasi spirulina dengan limbah tempe dan menggunakannya untuk pembuatan gummy candy di Laboratorium Teknologi Bioproses dan Proses Lingkungan Gedung TG Lantai 1, Kamis (16/12/2021).
Spirulina adalah mikroalga berwarna hijau yang memiliki kandungan protein dan antioksidan tinggi yang baik bagi kesehatan tubuh. Umumnya, spirulina hidup di air laut atau air tawar. Spirulina juga dikenal sebagai super food karena kandungan komplit yang terkandung di dalamnya dan dibutuhkan untuk melengkapi gizi yang dibutuhkan tubuh.
Prof. Lieke Riadi menyampaikan jika sebelumnya belum ada studi yang membahas mengenai pemanfaatan air hasil rendaman kedelai dalam proses pembuatan tempe atau dikenal sebagai limbah tempe menjadi media dalam menumbuhkan spirulina. Oleh karena itu, pemanfaatan limbah tempe sebagai media kultivasi spirulina bisa dianggap hal yang baru.
Menurut Prof. Lieke Riadi, limbah tempe mempunyai kandungan protein yang tinggi dan cocok digunakan sebagai media kultivasi spirulina. Dalam proses kultivasi spirulina dibutuhkan faktor-faktor pendukung lain seperti intensitas cahaya atau suhu ruangan agar pertumbuhan spirulina lebih optimal. Dibutuhkan waktu kurang lebih 5-7 hari untuk menunggu spirulina siap panen. Hasil penelitian membuktikan bahwa perkembangbiakan spirulina dengan limbah tempe jauh lebih baik dibandingkan tanpa limbah tempe.
“Setelah diukur ternyata kandungan protein mencapai 63 persen, angka ini mendekati spirulina komersial. Bedanya, hasil spirulina kami lebih aman dan sehat karena tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Limbah tempe yang kami gunakan sudah dianalisa dan tidak mengandung logam berat,” ujar Prof. Lieke Riadi.
Spirulina yang dipanen akan sangat aman jika dikembangkan lebih lanjut menjadi berbagai macam produk. Mulai dari produk makanan hingga pakan ternak. Sejauh ini spirulina sering ditemui masyarakat dalam bentuk produk kosmetik seperti masker wajah untuk mencegah penuaan dini. Padahal spirulina sangat bagus sebagai produk pangan karena memiliki kandungan protein dan antioksidan yang cukup tinggi. Beragam manfaat spirulina bagi kesehatan antara lain memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, meredakan gejala alergi, mengurangi risiko terjadinya penyakit kanker, hingga menurunkan tekanan darah tinggi.
Masyarakat cenderung kurang suka mengonsumsi spirulina secara langsung karena memiliki bau amis atau kurang sedap. Meskipun spirulina dibuat dalam bentuk kapsul atau serbuk tetapi rasanya kurang terlalu enak. Melihat hal tersebut, Prodi Teknik Kimia UBAYA membuat kreasi produk gummy candy dari spirulina yang dikultivasi dengan memanfaatkan limbah tempe.
“Kami tambahkan kandungan gula supaya menimbulkan rasa manis dan menutupi bau tidak sedap. Gummy candy spirulina adalah permen yang mempunyai additional nutrisi karena ada proteinnya,” terangnya.
Selama proses kultivasi hingga pembuatan produk gummy candy spirulina, Prof. Lieke Riadi dibantu oleh Yuana Elly Agustin, S.T., M.Sc. selaku Dosen Prodi Teknik Kimia UBAYA dan dua orang mahasiswa yaitu Verenska Victoria Lauw dan Amelia Winoto. Proses pembuatan gummy candy spirulina cukup mudah. Langkah pertama, larutkan bubuk gelatin ke dalam 350 ml air dingin dan diaduk sampai semua larut. Langkah berikutnya, campur gula pasir, fruktosa, asam sitrat dan gelatin. Masak campuran sambil terus diaduk hingga mendidih.
Selanjutnya, campuran didiamkan kurang lebih 10 menit agar tidak terlalu panas. Tambahkan perisa leci, pewarna dan spirulina lalu diaduk rata. Kemudian cetak larutan ke dalam cetakan silikon dan masukkan ke dalam lemari pendingin. Setelah kurang lebih selama 2 jam atau lebih, gummy candy spirulina sudah siap untuk dikonsumsi. (*)
Editor: Freddy Mutiara