Sambangi Pronojiwo, Khofifah Pastikan Kebutuhan Permakanan Pengungsi Semeru Tercukupi

waktu baca 3 menit
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyambangi Kecamatan Pronojiwo, Lumajang guna memastikan kebutuhan permakanan pengungsi Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru aman tercukupi, Senin (6/12). Pemprov Jatim melalui Dinas Sosial telah membangun dapur umum sejak hari pertama bencana baik di Kecamatan Candipuro maupun Pronojiwo.

LUMAJANG-KEMPALAN: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyambangi Kecamatan Pronojiwo, Lumajang guna memastikan kebutuhan permakanan pengungsi Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru aman tercukupi, Senin (6/12). Pemprov Jatim melalui Dinas Sosial telah membangun dapur umum sejak hari pertama bencana baik di Kecamatan Candipuro maupun Pronojiwo.

“Sejak Sabtu (4/12) malam saya sudah berada di Lumajang untuk memimpin langsung tim Pemprov dan mengkordinasikan semua sinergi sumberdaya untuk percepatan penanganan APG Gunung Semeru. Termasuk memastikan semua yang berkenaan dengan kebutuhan para pengungsi,” ungkap Khofifah di Lumajang, Senin (6/12).

“InsyaAllah, Saya pastikan dapur umum yang ada telah mampu mencukupi semua kebutuhan pengungsi, jika ada yang belum tercukupi baik logistik, air bersih dan sebagainya dapat dilaporkan ke posko lapangan di kantor kecamatan Pasirian atau kordinator lapangan masing- masing” tambah dia.

Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim mendirikan dua titik  posko baik kesehatan maupun dapur umum di dua kecamatan yaitu Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro. Setiap harinya masing-masing dapur umum menyiapkan 2500 paket makanan, setiap pagi, siang, dan malam.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyambangi Kecamatan Pronojiwo, Lumajang guna memastikan kebutuhan permakanan pengungsi Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru aman tercukupi, Senin (6/12). Pemprov Jatim melalui Dinas Sosial telah membangun dapur umum sejak hari pertama bencana baik di Kecamatan Candipuro maupun Pronojiwo.

Terkait trauma healing bagi para pengungsi, Pemprov Jatim hari ini  juga mengerahkan tim yang bertugas untuk mendampingi pengungsi untuk mengurangi rasa trauma akibat bencana erupsi Gunung Semeru. Tim ini, kata Khofifah, berdampingan dengan tim medis Provinsi Jatim.

“Semua tim trauma healing kami kerahkan khusus untuk mendampingi ibu-ibu, anak-anak, disabilitas dan para lansia. Mereka masuk dalam kategori rentan,” imbuhnya.

Disinggung soal kerusakan fisik fasilitas umum dan rumah warga akibat terjangan guguran awan panas, Khofifah mengatakan Pemprov Jatim bersama Pemkab Lumajang dan BNPB tengah melakukan pendataan dan kategorisasi. Data ini menjadi acuan dalam menentukan langkah rekonstruksi, termasuk besaran bantuan yang diperoleh korban erupsi Gunung Semeru.

“Kerugian materil dan dampak lainnya dari APG  Gunung Semeru masih dalam pendataan,” imbuhnya.

Khofifah menyebut dirinya sengaja berkantor di Kabupaten Lumajang guna memastikan konsolidasi penanganan  dan koordinasi pencarian, penyelamatan, evakuasi dan penanganan pengungsi berjalan efektif dan tidak ada yang terlewat. Pun, seluruh kebutuhan dasar warga meliputi makanan, minuman, pakaian, dan obat-obatan tersedia.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga melakukan pemantauan situasi Kabupaten Lumajang yang terdampak APG  Gunung Semeru dengan menggunakan helikopter bersama Bupati Lumajang Thoriqul Haq. Khofifah pun melihat langsung  kondisi putusnya jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Pronojiwo dan Candipuro akibat APG  Gunung Semeru.

Khofifah memaparkan, berdasarkan hasil rapat bersama BNPB dan Pemkab Lumajang, maka diputuskan bahwa Posko Utama Bertempat di Pendopo Kabupaten Lumajang, sedangkan kecamatan Pasirian sebagai posko lapangan. Seluruh data informasi berupa gambar peta, data data bencana, foto foto lokasi kejadian dan lain lain ditempat kan dan ditampilkan di Kecamatan Pasirian sebagai Posko Lapangan.

“Posko ini akan dikomandani oleh Komandan Satuan Tugas Penangananan Bencana Erupsi  Semeru yaitu DANREM 083/BDJ,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya kembali guguran awan panas, Khofifah meminta warga untuk tidak beraktivitas dan menjauhi aliran sungai sepanjang daerah Mujur dan Curah Kobokan. (*)

Editor: Freddy Mutiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *