Review Film ‘Losmen Bu Broto’: Drama Keluarga yang Menyentuh Hati

waktu baca 3 menit
Cuplikan Film 'Losmen Bu Broto'.

KEMPALAN: ‘Losmen Bu Broto’ merupakan serial legendaris yang tayang di stasiun televisi TVRI pada tahun 1980-an. Diadaptasi menjadi sebuah film, dasar cerita utama masih tetap sama yakni tentang Losmen milik Bu Broto.

Film ini sudah tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 18 November lalu. ‘Losmen Bu Broto’ dibintangi oleh sejumlah bintang-bintang ternama di antaranya, Mathias Muchus, Maudy Koesnaedi, Maudy Ayunda, Putri Marino, Baskara Mahendra, Kiky Ex Cjr, dan Marthino Lio.

Sinopsis ‘Losmen Bu Broto’

Pak Broto dan Bu Broto dengan ketiga anaknya mengelola sebuah Losmen di kota Yogyakarta yang dikenal mampu memberikan rasa kekeluargaan kepada para tamunya. Keseharian mereka yang tampak berjalan biasa-biasa saja ternyata menyembunyikan masalah dari masing-masing anak.

Anak sulungnya bernama Mbak Pur, selalu terbayang-bayang duka kematian dari calon suaminya, lalu ada Jeng Sri yang kurang disetujui atas hobinya dalam bernyanyi karena diberi tanggung jawab oleh sang ibu untuk mengurus Losmen, dan si bungsu Tarjo yang susah menemukan motivasi untuk berkuliah.

Masalah itu pun kemudian menyatu dan meledak ketika terjadi sebuah skandal besar yang menguji keluarga tersebut. Berhasilkah Bu Broto dan Pak Broto menyelesaikannya?

Review

Film ini dibuka dengan tampilan yang memanjakan mata para penonton karena selain gambaran visualnya yang apik, penempatan nama-nama dari kru yang terlibat juga terbilang unik dan menarik. Semua nama tersebut ditempatkan dalam kredit pembuka yang dikemas secara kreatif melalui pemanfaatan properti yang ada di losmen tersebut.

Sebelum masuk ke konflik, film ini menggambarkan masing-masing karakter dari keluarga Bu Broto, mulai dari sosok Bu Broto (Maudy Koesnaedi) yang lebih dominan dalam mengatur segala keperluan losmen dan bersifat keras kepala, lalu ada Mbak Sri (Maudy Ayunda) yang digambarkan memiliki kehidupan lain di luar losmen sebagai seorang penyanyi cafe.

Kemudian, Mbak Pur (Putri Marino) digambarkan bersifat ketus dan selalu memasang wajah datar di sepanjang waktu. Ada pula si bungsu Tarjo (Baskara Mahendra) yang digambarkan memiliki kepribadian bebas dan Pak Broto (Mathias Muchus) yang lebih banyak berdiam diri dan menjadi pengamat.

Sutradara Eddie Cahyono…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *