Ketika Conte “Kembali” ke Inter

waktu baca 2 menit
Penampilan Antonio Conte setelah jadi analis pertandingan Liga Champions di Sky Sport. (foto: Sky Sport)

MILAN-KEMPALAN: Antonio Conte sudah bukan lagi allenatore Inter Milan. Dia telah pergi dari Appiano Gentile (sebutan kamp latihan Inter) setelah mempersembahkan scudetto pada 26 Mei lalu.

Tapi Kamis (16/9) dia kembali berada di samping Inter. Conte ikut mengawal perjalanan Inter di pertandingan pertama fase grup Liga Champions-nya menghadapi Real Madrid di Stadio Giuseppe Meazza, Milan.

Bukan menemani di bangku cadangan tentunya. Karena sudah ada Simone Inzaghi yang duduk di bangku cadangan sebagai juru racik strategi klub berjuluk Nerazzurri tersebut. Conte hanya menemani Inter dari kursi empuk di studio Sky Sport.

Mantan nahkoda Inter, Chelsea, dan Juventus itu mengawali hari-hari pertama pekerjaan barunya sebagai analis pertandingan di Sky Sport. Dia pun menyaksikan mantan anak asuhnya tumbang 0-1 lewat gol menit-menit akhir Rodrygo. Duel di Milan jadi satu dari beberapa laga pertama fase grup Liga Champions musim ini yang dia analisis.

Pelatih yang biasa disapa dengan The Godfather oleh anak asuhnya itu turut berkomentar dengan penampilan sayap kanan Inter. Simone memainkan Denzel Dumfries sebagai pengganti Matteo Darmian pada menit ke-55.

’’Dia (Dumfries) bisa menjadi pengganti yang tepat untuk (Achraf) Hakimi,’’ kata Conte. Hakimi merupakan salah satu pilar Inter di sayap kanan dalam musim terakhir Conte membesut Inter.

Kepergian Conte dari Inter pun diikuti Hakimi yang memilih hengkang ke klub kaya raya Paris Saint-Germain (PSG) musim panas lalu. Conte berharap Dumfries bisa seperti Hakimi saat masih belum dibeli Inter dari Real pada musim panas 2020.

Ketika itu Hakimi hanyalah pemain yang dipinjamkan Real ke klub Bundersliga Borussia Dortmund selama dua musim, 2018 – 2020. Dumfries baru musim ini diboyong Inter dari klub Eredivisie Belanda PSV Eindhoven.

’’Saya ingat kesalahan yang dia (Hakimi) lakukan di Valdebebas (tempat latihan Real). Tapi, sejak saat itu dia banyak mengalami peningkatan. Dia mau berubah,’’ sambung pria yang berusia 52 tahun tersebut dalam celotehannya di Sky Sport.

Inter di tangan Conte dan Inter di tangan Simone mencatatkan hasil yang sama di dalam laga pertama fase grup Liga Champions. Dalam dua musim, 2019 – 2020 dan 2020 – 2021, Inter selalu menuai hasil seri di kandang sendiri dalam laga pertama fase grup Liga Champions.

Inter di tangan Conte juga tak pernah lolos dari fase grup. Tapi, kali ini Conte mengharap Inter di tangan Simone hasilnya berbeda. ’’Saya berharap yang terbaik untuk Nerazzurri. Kami hanya kurang beruntung di Eropa,’’ klaim Conte. (La Gazzetta dello Sport, Yunita Mega Pratiwi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *