Akibat Kudeta, Militer Myanmar Kesusahan Cari Kadet Baru

waktu baca 2 menit
Jenderal Min Aung Hlaing bertemu dengan para anggota Tatmadaw. (situs MAH)

NAYPYIDAW-KEMPALAN: Dikabarkan militer Myanmar kesusahan mencari anggota baru karena semakin sedikit orang yang mendaftar ke institusi tersebut usai kudeta yang mereka lancarkan pada Februari lalu. Hal ini ditambah dengan penindakan yang brutal terhadap pengunjuk rasa yang mendukung demokrasi.

Tidak hanya kekurangan anggota, instansi tersebut bahkan kehilangan anggota yang mana 1.500 personelnya keluar dari ketentaraan akibat dari tindakan mereka pada Februari itu. Sekarang mereka memperpanjang tenggat waktu pendaftaran untuk kedua kalinya, yang mana sebelumnya tenggat waktu diperpanjang hingga Agustus.

Melansir dari The Irrawaddy, Kapten Lin Htet Aung yang keluar dari ketentaraan Myanmar mengatakan bahwa mantan instansinya itu hanya mendapati 100 orang pendaftar untuk tiga akademi militer di Burma, adapun para pendaftar itu rata-rata berasal dari keluarga militer juga.

Menurut sang Kapten, sebelumnya, untuk ketiga akademi militer itu biasanya menarik lebih dari 1.200 pendaftar per tahunnya dan hanya 10 persen dari angkat pendaftar itu yang diterima oleh ketiganya.

“Dulunya ada banyak pemuda yang ingin menjadi perwira militer dan menjadi pahlawan. Tapi sekarang tidak ada yang ingin bergabung ke ketentaraan karena kudeta itu,” ujar Htet seperti yang dikutip Kempalan dari The Irrawaddy.

Semenjak kudeta, Lin Htet yang desersi dari militer membentuk People’s Embrace, sebuah grup yang dibentuk untuk mendorong personel ketentaraan untuk desersi atau keluar dari instansi militer Burma.

Ada juga Nyi Thuta yang keluar dari ketentaraan Burma pada Maret lalu. Ia mengatakan bahwa orang-orang malu untuk bergabung dengan Akademi Pertahanan atau dengan ketentaraan karena rezim junta militer.

Thuta juga membentuk kelompok sejenis dengan Htet, dengan nama People’s Soldier, yang menyediakan bantuan untuk menyerang tentara, dan mengajak personel militer untuk keluar dan bergabung melawan rezim junta militer. (reza hikam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *