Syekh Ahmad Maeno, sang Mualaf Imam Besar dan Cendekiawan di Jepang
TOKYO-KEMPALAN: Syekh Ahmad Abu Hakeem Maeno atau lebih dikenal dengan Syekh Ahmad Maeno, merupakan salah satu imam dan cendekiawan Muslim di Jepang yang lahir pada tahun 1975. Dia memeluk Islam sejak tahun 1994 pada usia 18 tahun. Setelah lulus dari Universitas Kajian Luar Negeri Osaka, jurusan bahasa Arab dan bekerja untuk sebuah perusahaan Jepang di Masjid Osaka dan Nagoya, ia memulai perjalanan mencari Ilmu Suci di tanah Suriah. Syekh Ahmad sekarang tinggal di negara asalnya di Jepang dan berdakwah kepada masyarakat Jepang .
Melansir dari DOPStv, pada awalnya, persepsi Syekh Maeno tentang Islam sama dengan masyarakat Jepang pada umumnya yakni Islam itu negatif, fanatik, mengerikan, dan sangat tidak layak untuk diperhatikan. Stigma negatif tersebut didapatkan masyarakat Jepang dari pendidikan dan media.
Syekh Maeno telah mencoba untuk menemukan makna hidup dan kebenaran sejak umur 14 tahun. Dia menanyakan hal-hal yang tidak sesuai usianya seperti “dari mana aku datang, ke mana aka akan pergi, dan untuk apa aku hidup?”. Kemudian dia berpikir bahwa menjadi seorang biksu Buddha akan menjawab pertanyaannya itu. Namun, secara tak terduga, Islam hadir untuk menjawab pertanyaan itu
Hingga saat ia berumur 17 tahun, dia bertemu keluarga muslim ketika menjadi salah satu peserta pertukaran pelajar di Melbourne, Australia selama satu tahun. Keluarga itu memperlakukan Maeno muda dengan sangat baik, santun, dan ramah. Sejak saat itu, pandangannya tentang Islam telah mulai berubah dan merasakan bahwa itulah Islam sesungguhnya.
Setelah satu tahun berlalu dan kembali ke Jepang, Maeno muda kembali lagi ke Australia dan bertemu keluarga Muslim tersebut. Dia dihadiahi Al Quran terjemahan Inggris dan Maeno muda merasa bahagia dan juga merasa dihargai atas rasa ingin tahunya yang sangat besar akan agama dan kebenaran.
Maeno muda kemudian menengok anak laki-laki di keluarga itu yang sangat tertarik dengan bukti-bukti ilmiah yang sesuai dengan isi Quran. Anak itu menunjukkan gambar-gambar dan membandingkannya dengan isi Al Quran, “Kamu lihat, fakta-fakta saintifik itu telah dibuktikan, dan mereka tahu dan telah menyatakannya lebih dari 1.000 tahun sebelumnya. Lihatlah bagaimana Al Quran itu benar dan bagaimana Islam itu benar.” Dia terus bercerita tentang fakta-fakta kebenaran Islam secara saintifik.
Maeno muda merasa jengkel diceramahi oleh anak itu sehingga ia merasa bahwa apa yang dikatakan oleh anak itu hanyalah sebuah bujukan semata. Bagi orang yang sangat terbiasa dengan ilmu pengetahuan, Maeno muda merasa bahwa ia tidak membutuhkan bujukan dan tahu akan yang benar dan yang salah terutama tentang agama.
Hingga pada akhirnya, Maeno muda mempelajari sendiri tentang Islam melalui Al Quran dan tidak ingin terpengaruh oleh pendidikan dan media yang selalu menyebarkan stigma negatif tentang Islam. Semakin mendalam mempelajari Islam, dia meyakini bahwa Islam merupakan jawaban pertanyaan ketika dia berusia 14 tahun. Islam mengajarkan tentang Fitrah sebagai manusia dan secara epistemologis menjawab pertanyaan Maeno muda. Alhamdulillah, pada umur 18 tahun Maeno mengucapkan dua kalimat syahadat dan kini menjadi salah satu imam dan cendekiawan Muslim terkemuka di Jepang. (DOPStv, Belva Dzaky Aulia)
