41 Sejak Kudeta, Jumlah Korban Tewas Mencapai 92

waktu baca 2 menit

NAYPYIDAW – KEMPALAN: Setidaknya 92 orang tewas dalam 41 hari sejak kudeta pada 1 Februari setelah sembilan orang watga sipil kembali tewas ditangan militer Myanmar pada hari Sabtu (13/3).

Di wilayah Pyay dari Bago, Ko Htet Myat Aung yang berusia 19 tahun, seorang mahasiswa di Universitas Maritim Myanmar, tewas setelah ditembak dua kali di bagian perut. Setidaknya empat orang lainnya juga terluka parah ketika petugas keamanan rezim menggunakan peluru tajam untuk membubarkan pengunjuk rasa mahasiswa. Rahang seorang pemuda patah dan berubah bentuk setelah peluru mengenai mulutnya.

Melansir dari Irrawaddy, di kawasan Sein Pan di wilayah Mandalay, setidaknya lima orang ditembak mati. Jumlah korban diperkirakan akan meningkat lebih tinggi karena tentara dan polisi memberikan tembakan brutal dan melukai banyak orang.

Penduduk setempat melaporkan sekitar 20 lainnya terluka, termasuk seorang biksu Buddha. Banyak dari mereka yang terluka berada dalam kondisi kritis. Televisi yang dikelola pemerintah mengumumkan pada Sabtu malam bahwa 36 pengunjuk rasa juga ditangkap.

Di antara mereka yang terluka adalah seorang penduduk Daw Pyone yang ditembak di kepala karena memberikan perlindungan kepada pengunjuk rasa lain yang berusaha bersembunyi dari petugas keamanan. Tentara dan polisi menyeret tubuhnya yang terluka menjauh dari rumahnya setelah mereka menembaknya. Pihak keluarga belum bisa memastikan kondisinya.

Protes anti-kudeta di Twantay di wilayah Yangon juga diserang dengan kekerasan pada Sabtu sore. Tujuh orang terluka. Seorang penduduk di Twantay mengatakan kepada The Irrawaddy setidaknya dua kematian telah dikonfirmasi. Korban tewas bisa lebih tinggi.

Di Kotapraja Chauk di wilayah Magway, seorang pria dilaporkan ditembak mati ketika tentara dan polisi menembaki pengunjuk rasa anti-kudeta pada sore hari. Sedikitnya 13 pengunjuk rasa ditangkap.

Beberapa penangkapan lainnya juga dilaporkan di Yangon Thingangyun, Mogok Mandalay dan Aung Pan Negara Bagian Shan. (abdul manaf farid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *