Big Match, Laju Chelsea Dihadang Setan Merah
LONDON-KEMPALAN: Premier League Big Match tersaji di Liga Primer Inggris Pekan ini, Chelsea versus Manchester United, Minggu (28/2). Pertarungan sengit diperkirakan bakal terjadi di persaingan lima besar ini.
Kedua tim sama-sama menampilkan hasil yang positif di dua pertandingan terakhir mereka. Bahkan menariknya, dua klub raksasa Inggris ini sama-sama berhasil mencuri poin di pentas Eropa melawan tim-tim La Liga Spanyol.
The Blues sukses memberikan kekalahan laga kandang pertama bagi Atletico Madrid di babak sistem gugur Liga Champions. Sedangkan, Setan Merah sukses menyisihkan Real Sociedad di babak 32 besar eliminasi European League, meski bermain seri 0-0 dan agregat 4-0.
Laju manis sedang dialami oleh Chelsea. Juru taktik anyar Thomas Tuchel berhasil beradaptasi dengan baik setelah menggantikan Frank Lampard. Sejak ditangani pria Jerman ini Chelsea belum terkalahkan juga belum kebobolan di enam laga yang dijalani.
Sesuai dilansir dari situs resmi Chelsea FC, Tuchel tercatat menjadi manajer ke-16 sejak 1992/1993 yang sukses menjalani enam pertandingan awalnya tanpa kekalahan. Rekor ini terakhir ditorehkan pelatih Blues lainnya, Maurizio Sarri, pada 2018.
Namun rekor itu belum cukup untuk karirnya di Chelsea. Thomas Tuchel masih harus mengantarkan The Blues melewati ujian berat di musim ini, khususnya di Liga Primer.
Persaingan ketat masih terjadi di lima besar Premier League. Manchester City masih kokoh di peringkat pertama, disusul posisi kedua Man United, kemudian Leicester City dengan poin sama, posisi lima ada West Ham. Belum lagi dengan Juara Bertahan Liverpool, dan Everton yang terus menguntit di belakang dengan selisih poin tipis.
Selain itu, masih ada dua pertandingan penting FA dan Leg-2 Liga Champions kontra Atletico Madrid menanti mereka. Satu pekan ke depan yang dijalani Tuchel bersama Chelsea tak mudah.
Meski bermain kandang sendiri Chelsea tetap harus hati-hati dan rekor menang Manchester di Stamford Bridge patut diwaspadai. Manchester Merah meraih kemenangan di Bridge 2-0 pada Februari 2020. The Manchunians juga melibas lima pertandingan liga primer terakhir tanpa kekalahan.
Manchester United juga masih memiliki misi mengejar selisih poin dengan pemuncak klasemen Manchester City. Mereka siap menghadang Chelsea yang bersikeras mengamankan empat besar demi tiket Liga Champion musim depan.
Taktis Permainan
Puja-puji meluncur kepada Tuchel menyusul perubahan permainan Blues yang lebih solid dan terukur. Sejumlah Media Spanyol pun cukup terkesan atas Chelsea Tuchel, setelah sukses menjegal Atletico Madrid yang terkenal dengan gaya defensif yang solid.
Chelsea mempraktekan pressing yang intensif, kecepatan, recovery ball dan serangan balik yang tertata dengan baik. The Blues bahkan sukses mengisolir lini tengah Atletico untuk membuat peluang. Hasilnya, tidak ada sama sekali tembakan gawang yang tercipta.
Lini pertahanan yang dihuni Trio Ruediger, Christensen dan Azpilicueta juga bekerja dengan baik menjaga gawang Mendy yang masih perawan di lima laga terakhir. Tiga nama defender tadi seperti lahir kembali di tangan Tuchel. Ketiganya dapat membagi tugas dengan baik saat build-up serangan maupun menangkal penetrasi lawan.
Di lini depan, The Blues mampu menjaga penguasaan bola dengan nyaman di area sepertiga akhir lawan. Hanya saja, Timo Werner dkk masih belum maksimal dalam penyelesaian akhir. Beberapa kali pemborosan peluang masih terjadi. Fase scoring atau penyelesaian akhir ini rupanya masih menjadi pedang yang harus diasah kembali ketajamannya oleh anak-anak asuh Tuchel.
Meski demikian, Tuchel sukses memaksimalkan peran pemain-pemain muda jebolan Akademi seperti Callum Hudson-Odoi dan Mason Mount. Nama terakhir ini bisa jadi pemain kunci lantaran performanya yang tengah gemilang.
Di sisi setan merah, Manchester memiliki keuntungan setelah, Ole Gunnar Solskjaer mengistirahatkan sebagian besar pemain intinya saat melawan Real Sociedad pada hari Kamis lalu. Pemain seperti David De Gea, Harry Maguire, Marcus Rashford dan Luke Shaw mulai dari bangku cadangan.
Namun, beberapa pemain juga harus menepi. Edinson Cavani, Paul Pogba, Scott McTominay dan Donny van de Beek absen karena cedera.
United masih bertulangpunggung pada permainan Bruno Fernandes. Pemain asal Portugal itu menyumbang 29 persen dari gol United (7 penalti) dan 28 persen assist. Kunci efektivitas permainan United berasal dari eks pemain Sporting Lisbon ini. Serangan MU bisa diredam dengan mencegah Bruno mendekati kotak penalti Chelsea. Pemain ini harus dipaksa keluar dari sepertiga akhir lapangan The Blues.
Melihat apiknya bek sayap Chelsea (Marcos Alonso dan Hudson Odoi) saat melawan Atletico, bisa saja kembali menjadi ancaman bagi United. Mereka bisa menjepit bek sayap United yang maju menyerang di tengah blok tinggi permainan Chelsea.
Absennya Pogba, juga dimungkinkan mengurangi kreativitas dan kecerdikan lini tengah United untuk mengalirkan bola ke jantung pertahanan blues. Scott McTominay dan Fred kemungkinan akan diturunkan.
Di lini belakang, rasanya Maguire dan Lindelof masih belum tergantikan untuk pertandingan sepenting ini. Kemampuan duel udara pemain ini dibutuhkan untuk menangkal crossing Chelsea yang berbahaya. Apalagi, Blues kembali memainkan penyerang yang terkenal sebagai tukang sundul seperti Giroud, dan Timo Werner.
Namun, tandem bek tengah ini juga masih tampil naik-turun. Bukan tidak mungkin menjadi titik rentan yang justru bisa dieksploitasi Chelsea yang terakhir menerapkan formasi serangan 3-2-5. Inisiasi serangan bisa terjadi di tengah maupun kedua sayap. (psy)
