Joe Biden Angkat Wakil Menteri Transgender, Senator Republikan Marah-marah
WASHINGTON, KEMPALAN: Senator Rand Paul berkonfrontasi dengan Rachel Levine, calon Wakil Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS pilihan Joe Biden pada Kamis (25/2) karena menyamakan operasi perubahan kelamin dengan mutilasi kelamin dan mendorong calon transgender jika mereka mengizinkan anak di bawah umur untuk memutuskan apakah mereka ingin menggunakan hormon untuk menghentikan pubertas.
“Kita seharusnya marah ketika seseorang berbicara kepada bocah berumur tiga tahun berkenaan dengan mengubah kelaminnya,” ujar Paul seperti yang dikutip dalam Daily Mail. Ia juga menambahkan bahwa mutilasi alat kelamin telah “dikutuk secara universal,” meskipun mutilasi kelamin tidak biasa dilakukan dengan paksa.
“Tetapi, seperti yang dicatat [WHO], bahwa konvensi sosial, norma sosial, tekanan sosial untuk menyesuaikan diri, untuk melakukan apa yang orang lain lakukan dan telah lakukan, serta kebutuhan untuk diterima secara sosial dan ketakutan bahwa akan ditolak oleh masyarakat,” tambahnya.
Paul juga menambahkan bahwa Amerika sedang menormalisasi gagasan bahwa minoritas dapat diberi hormon untuk mencegah perkembangan biologis dari karakteristik seks sekunder mereka.
“Menurut WHO, mutilasi alat kelamin diakui secara internasional sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Mutilasi alat kelamin dianggap sangat mengerikan karena seperti yang dicatat WHO, hampir selalu dilakukan pada anak di bawah umur dan merupakan pelanggaran hak-hak akan,” lanjut Paul yang sedang menyamakan pemberian hormon kepada anak sebagai pengebirian bagi lelaki atau sunat bagi perempuan.
Hal ini dijawab oleh Levine dengan menyampaikan bahwa pengobatan transgender adalah bidang yang sangat kompleks dan bernuansa dengan penelitian yang kuat serta standar perawatan yang telah berkembang. Ia menawarkan untuk bekerja sama dan berdiskusi tentang standar perawatan untuk pengobatan transgender.
Melansir CNN, Senator Patty Murray dari Partai Demokrat mengkritik Senator Rand Paul karena telah membuat “kesalahan representasi” dalam menyamakan gender confirmation surgery dengan “mutilasi alat kelamin.”
Ia menyampaikan bahwa mereka yang dinominasikan untuk suatu pos, harus diperlakukan dengan penuh hormat dan pertanyaan yang dilontarkan kepada mereka harusnya berfokus kepada kualifikasinya dan pekerjaan mereka ke depannya. (Daily Mail/CNN/Reza Maulana Hikam)
