Georgi Gakharia Mengundurkan Diri, Parlemen Georgia Angkat PM Baru
TBILISI, KEMPALAN : Parlemen Georgia telah melaksanakan pemilihan pada Senin (22/2) untuk menunjuk perdana menteri baru beserta kabinetnya setelah perdana menteri lama, Georgi Gakharia, mengundurkan diri pada Kamis (18/2) setelah keputusan pengadilan untuk menahan politisi oposisi papan atas.
Perdana menteri yang baru, Irakli Garibashvili dan kabinetnya mendapatkan 89 suara dari parlemen Georgia, ia pernah menjadi perdana menteri negara itu pada tahun 2013 dan 2015 dan menjadi menteri pertahanan pada masa Gakharia. Ia dicalonkan oleh Georgian Dream Party.
Melansir dari AP News, alasan dibalik pengunduran diri Gakharia adalah penangkapan oposisinya, Nika Melia yang oleh pengadilan Georgia dituduh mengorganisir kekerasan massa selama protes anti-pemerintah tahun 2019 silam.
Gakharia menyampaikan bahwa penahanan pemimpin oposisi dapat mengarah kepada peningkatan lebih jauh atas krisis politik di negara itu. Setelah ia mengundurkan diri, Menteri Dalam Negeri langsung mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan menunda penahanan Melia.
Krisis politik di Georgia dimulai dari tahun lalu ketika Georgian Dream Party memenangkan pemilu pada bulan Oktober. Hasil pemilu ini ditolak oleh partai oposisi, United National Movement dan mereka meminta pemilihan ulang yang bermuara pada demonstrasi berhari-hari di Georgia.
Dalam pidatonya pada Senin (22/2) di parlemen, Garibashvili, perdana menteri yang baru, mengesampingkan kemungkinan adanya pemilu ulang.
“Kami secara kategoris menolak perundingan apapun yang berkaitan dengan pemilu sebelumnya. Permasalahan ini sudah ditutup. Permasalahan ini sudah tidak dipertimbangkan (lagi). Mereka (oposisi) tidak ingin pemilihan awal, pemilihan yang adil atau pemilihan yang demokratis. Mereka ingin pergantian pemerintahan dengan kekerasan, itu kenapa mereka (bertindak) di luar kerangka kerja konstitusional,” ujar Garibashvili seperti yang dikutip oleh AP News.
(AP News, Reza Maulana Hikam)
