11 Juta Vaksin Lagi Tiba, Hari Ini Akumulasi Positif Covid-19 1,1 Juta
JAKARTA-KEMPALAN: Pemerintah kembali melaporkan jumlah kasus positif virus Corona (Covid-19), Selasa (2/2/2021). Data yang dihimpun hingga pukul 12.00 WIB tercatat pasien positif Covid-19 mencapai 1.099.687 orang.
Ada penambahan sebanyak 10.379 dibandingkan sebelumnya 1.089.308 orang. Jumlah tersebut merupakan hasil penelusuran (tracing) terhadap spesimen yang dilakukan dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).
Selain itu, juga dilaporkan pasien yang sembuh dari Covid-19 mencapai 896.530 orang. Ada penambahan 12.848 dibandingkan sebelumnya 883.682 Sementara jumlah yang pasien Covid-19 yang meninggal dunia mencapai 30.581 orang. Ada penambahan 304 dibandingkan sebelumnya sebanyak 30.277 orang.
Sebanyak 10 juta dosis bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac dan 1 juta dosis tambahan atau overfill tiba di Indonesia, Selasa (2/2/2021). Pengiriman ini merupakan tahap keempat dari kedatangan vaksin COVID-19.
Sebelumnya, Indonesia telah menerima 15 juta dosis bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac pada Januari lalu. “Sebanyak 10 juta dosis yang diterima hari ini rencananya akan digunakan vaksinasi tahap kedua pelayanan publik, memberikan perlindungan pada petugas pelayanan publik di tahap kedua,” kata juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmidzi, di YouTube Sekretariat Presiden.
Bahan baku vaksin COVID-19 ini disimpan di dalam envirotainer untuk menjaga sistem rantai dingin (cold chain system) dalam proses distribusi. Setelahnya, bahan baku vaksin COVID-19 dari Sinovac ini dibawa menuju terminal kargo Bandara Soekarno-Hatta sebelum dikirim ke PT Bio Farma di Kota Bandung, Jawa Barat.
Secara total, Indonesia memesan 125 juta dosis vaksin Sinovac. Vaksin ini telah dinyatakan aman untuk digunakan dalam uji klinis fase III di Bandung.
Menurut data baru semua manusia di seluruh dunia akan disuntik vaksin Covid-19 pada 2023 atau 2024. Ini karena butuh waktu untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin bagi miliaran penduduk dunia.
IDI Minta PSBB Ketat
Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto meminta pemerintah melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat jika tidak terjadi penurunan angka infeksi corona di Indonesia. Saat ini, PB IDI masih terus melihat dan akan melakukan evaluasi terhadap pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM) tahap kedua yang berlangsung pada 26 Januari lalu hingga 8 Februari mendatang.
Jika PPKM tahap kedua tidak juga menurunkan jumlah infeksi baru dan kasus kematian akibat Covid-19 maka solusinya adalah PSBB ketat. “Jalan terakhir ya PSBB superketat. Mobilisasi masyarakat disetop. Enggak ada jalan lagi, apa lagi jalannya? Vaksin (untuk masyarakat) belum tersedia,” katanya. (*)
