Eri Cahyadi Jangan Bangga Dulu

waktu baca 3 menit
Ilustrasi ErJi (Izzat -kempalan.com)

Oleh: Bambang Eko Meiyanto

SURABAYA-KEMPALAN: Eri Cahyadi, sebagai satu-satunya calon walikota Surabaya, akan menjalani momen historis pada pilkada kota Surabaya. Dalam situasi seperti ini, penting bagi Eri Cahyadi untuk tetap rendah hati, jangan terlalu bangga dulu, dan tetap menjaga komitmennya terhadap masyarakat kecil

Pilwalkot atau pilkada tanpa lawan nyata pada satu sisi memang bisa dilihat sebagai bukti dukungan besar, tetapi pada sisi lain juga dapat berisiko jika tidak diimbangi dengan keterbukaan terhadap aspirasi warga.

Partisipasi politik yang sehat tidak hanya dilihat dari siapa yang menang, tetapi bagaimana proses demokrasi berjalan dengan adil dan transparan.

Pilkada yang hanya diikuti satu calon bisa mencerminkan kurangnya pilihan bagi masyarakat, dan inilah yang akan menjadi penilaian bagi kualitas demokrasi itu sendiri. Sekaligus produk pemimpin calon tunggal yang dilahirkan dalam proses demokrasi itu

Minat politik masyarakat Surabaya memang menunjukkan pola beragam. Secara umum, selama ini partisipasi warga dalam pemilu cukup tinggi, mencerminkan kesadaran akan hak kewarganegaraan yang kuat.

Tiap kali pemilu atau pilwalkot menjadi momen di mana antusiasme politik masyarakat Surabaya masih terasa nyata. Mereka berbondong-bondong datang ke TPS, menunjukkan bahwa dalam konteks politik formal, seperti saat pemilihan umum atau pemilihan walikota, minat warga Surabaya masih terjaga.

Di balik tingkat partisipasi tinggi warga kota Surabaya dalam pemilu, tidak selalu menandakan ketertarikan yang mendalam terhadap politik.

Bagi banyak warga, ini hanya lebih merupakan bentuk kewajiban sebagai warga negara daripada cerminan keterlibatan politik sehari-hari.

Di saat pemilu usai, suasana berbeda terlihat. Masyarakat cenderung lebih apatis dan kurang antusias mengikuti perkembangan politik. Banyak yang merasa jenuh atau kehilangan kepercayaan pada politisi dan sistem politik yang ada.

Mereka meragukan kemampuan politisi dalam membawa perubahan nyata, sehingga ketertarikan terhadap politik dalam kehidupan sehari-hari sering kali memudar.

Di kalangan anak muda arek Suroboyo, Sebagian besar tampak kurang tertarik pada politik konvensional, seperti partai politik.

Mereka lebih memilih terlibat dalam isu-isu sosial atau aktifitas yang dianggap lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Media digital menjadi wadah bagi mereka untuk mengekspresikan pandangan politik dan keterlibatan sosial, melampaui sekadar mendukung satu partai atau tokoh politik tertentu.

Mereka mungkin tidak aktif di partai politik, tetapi ikut bergerak dalam komunitas atau gerakan sosial yang memiliki pengaruh politik.

Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun keterlibatan dalam politik formal berkurang, arek Suroboyo tetap memiliki kesadaran sosial yang kuat dan mencari cara lain untuk berkontribusi kepada kota Surabaya

Meski partisipasi dalam pemilu tinggi, apatisme warga Surabaya terhadap politik sehari-hari masih menjadi tantangan besar di Surabaya.

Jika Eri Cahyadi kembali terpilih sebagai pemimpin, tantangan yang perlu diwaspadai adalah bagaimana menjaga kepentingan masyarakat surabaya tidak tergerus oleh agenda kepentingan partai politik pendukungnya.

Pemerintahannya harus bisa membuktikan bahwa suara dan kepentingan warga masyarakat Surabaya tetap menjadi prioritas utama, dibanding kepentingan kelompok politik partai pendukungnya

Sebaliknya, jika kotak kosong yang menang dalam kontestasi politik pilkada kota Surabaya 2024, tentu saja ini bisa menjadi sinyal bahwa masyarakat Surabaya diam diam semakin sadar dalam menentukan pilihan politiknya.

Kemenangan kotak kosong bisa diartikan sebagai bentuk ketidakpercayaan yang semakin besar terhadap partai politik, di mana warga merasa bahwa kepentingan mereka selama ini tidak selalu sejalan dengan kepentingan elit politik.

Surabaya di bawah kepemimpinan Eri Cahyadi sebagai kelanjutan kesuksesan Tri Risma Harini, walikota sebelum Eri Cahyadi memang telah mencatat berbagai kemajuan signifikan, terutama dalam hal infrastruktur, keindahan kota, dan pelayanan publik.

Di tengah semua pencapaian tersebut, masih ada pekerjaan rumah besar menunggu untuk diselesaikan, yaitu ketimpangan sosial dan masalah kriminalitas yang masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dirasakan oleh sebagaian besar warga kota Surabaya selama ini.

27 Nobember 2024 pilwalkot Surabaya akan digelar. Mari kita tunggu, aiapa tahu dalamnya hati warga dan arek Suroboyo?  

Eri Cahyadi atau kotak kosong sebagai pemenangnya. (Izzat)

*(Jurnalis, alumnus Stikosa-AWS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *