Menko Muhadjir Blusukan di Kalbar, “Kami Perlu Tokoh untuk Memahami Kondisi Kami”

waktu baca 3 menit
Menko PMK Muhadjir Effendy blusukan ke Puskesmas Desa Mekarsari, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (26/5/2023)

KUBU RAYA–KEMPALAN: “Kehadiran Bapak Menko PMK membuat spirit bagi kami, karena memang kami memerlukan tokoh nasional untuk benar-benar memahami kondisi kami,” tutur Abdul Rohman dengan nada penuh haru.

Abdul Rohman, Kepala Puskesmas Desa Mekar Sari, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat mengatakan itu saat Menko Muhadjir mengunjungi Puskesmas itu, Jumat (26/5/2023).

Muhadjir tiba di Bandara Internasional Supardjo Pontianak, dan disambut oleh Bupati Kubu Raya Muda Hendrawan serta Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat Pintauli Romangasi Siregar. Setelah itu menuju Balai Desa Mekar Sari melalui perjalanan darat yang memakan waktu kurang lebih 20 menit.

Dia blusukan ke desa itu untuk memastikan penanganan kemiskinan ekstrem dan prevalensi stunting terus berjalan dengan baik. Seperti biasanya, Muhadjir langsung melakukan dialog dengan masyarakat tanpa protokoler yang kaku. Bahkan tidak jarang Muhadjir keluar dari skedul protokol. Sehingga acaranya bener-benar apa adanya, bukan settingan.

Kepada Abdul Rohman, Muhadjir menanyakan jumlah anak yang mengalami stunting di desa tersebut. Dari hasil pengukuran dan penimbangan balita, terdapat 15 anak yang mengalami stunting.

Menurut Rohman, angka tersebut terus berkurang seiring dengan upaya bantuan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Merujuk pada data BPS yang dirilis bulan Maret 2022, persentase kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 0,38 persen, berada di urutan ke dua terendah dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat, angka ini turun 0,35 persen dari 2021. Sedangkan, tingkat kemiskinan ekstrem secara keseluruhan di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 1,41 persen.

Pada penanganan prevalensi stunting, Kabupaten Kubu Raya berdasarkan data SSGI tahun 2022 berada di angka 27,6 persen, hasil ini menempatkan wilayah tersebut berada di urutan ke delapan dari 14 kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Barat. Angka tersebut menurun cukup banyak sebesar 12,7 persen dari tahun sebelumnya.

Muhadjir menerangkan bahwa kebutuhan mineral dan zat besi harus tercukupi dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari, baik oleh ibu hamil. Konsumsi kebutuhan tersebut akan membantu mengurangi risiko terjadinya stunting dan gangguan kesehatan lain pada anak setelah lahir.

Menurut dia, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kubu Raya telah cukup baik. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari warga, Muhadjir menemukan bahwa warga di wilayah tersebut juga telah mendapatkan bantuan pelayanan kesehatan gratis sampai RSUD Kubu Raya yang ditanggung langsung oleh APBD.

“Penanganan cukup bagus. Bapak Bupati telah mengambil terobosan yang menurut saya bagus. Semua warga miskin di sini ditanggung jaminan kesehatannya tidak dari pusat, tetapi dari APBD,” katanya.

Selajutnya dia mengatakan, bahwa Bupati Kubu Raya juga telah secara mandiri melakukan pengadaan USG Portabel sehingga dapat dibawa satu Posyandu ke Posyandu lain. Sehingga ibu-ibu hamil tidak perlu datang ke Puskemas langsung, dapat melalui Posyandu disekitar tempat tinggal.

Bupati Kubu Raya Muda Hendrawan juga menyampaikan strategi lainnnya yang telah lakukan dalam mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem di wilayahnya, antara lain melakukan verifikasi data P3KE melalui tenaga penggerak pada 123 desa, serta sinkronisasi data P3KE dengan Data Dasar Rumah Tangga yakni sistem satu data geoportal.(*/ANO)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *