Roma Menang Tapi Tidak Selebrasi, Ini Alasan Mourinho
ROMA-KEMPALAN: Jose Mourinho tinggal selangkah lagi mewujudkan mimpinya bisa membawa AS Roma memenangi Liga Europa semusim setelah suksesnya memenangi di ajang Liga Conference Europa musim lalu.
Dalam first leg semifinal Liga Europa menghadapi Bayer Leverkusen di Stadio Olimpico, Roma, Jumat dini hari WIB (12/5), Mou sukses mengantarkan Roma memenangi duel itu dengan sebiji gol dari Edoardo Bove pada menit ke-63.
Dengan kemenangan tersebut, artinya Mou hanya tinggal meminta anak asuhnya untuk bermain aman ketika bertandang ke markas Leverkusen di BayArena, Leverkusen, pada pekan depan (19/5). Minimal dengan bermain imbang lawan tuan rumah Leverkusen.
BACA JUGA: Bukan di Semifinal, di Sini Seharusnya Juventus-Sevilla Bertemu
Akan tetapi, setelah kemenangan tersebut, pelatih yang berjuluk The Special One itu tak segembira biasanya seperti ketika dia memenangi pertandingan. Mou mengungkapkan alasannya dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Sebagaimana yang dikutip dari laman Forza Roma, Mou pun mengungkapkan alasannya. ’’Saya tidak butuh pujian kalian karena kami masih menjalani satu pertandingan. Saya tidak pernah merayakan (kemenangan) leg pertama,’’ ucap Mou.
’’Saya pun tidak pernah menangisi leg pertama di saat saya kalah,’’ tutur pelatih yang di dalam karier melatihnya sudah pernah memenangi trofi juara Liga Europa ketika masih membesut Manchester United pada edisi 2016—2017 itu.
Pengalaman Mourinho selama menjalani fase knockout ajang Eropa yang membuat sang pelatih berkebangsaan Portugal tersebut jadi belajar. Terutama pengalaman pahitnya bersama Inter Milan semusim sebelum treble winners pada musim 2009—2010 silam.
Nerazzurri (julukan Inter) saat itu sudah memenangi first leg 16 Besar melawan Chelsea 2-1 di Stadio San Siro, Milan. Tetapi saat second leg di Stamford Bridge, London, Inter kalah 0-1. Inter tersingkir setelah kalah dari jumlah gol tandang.
’’Kami akan pergi ke sana (BayArena, Leverkusen) dengan mentalitas yang sama (tetap memburu kemenangan). Kami tidak akan berhenti memukau di Eropa,’’ harap tactician yang berusia 60 tahun itu. (Yunita Mega Pratiwi)