Malang Darurat LGBT

waktu baca 4 menit
Wali Kota Medan Bobby Nasution Sumber : VIVA/M Ali Wafa

KEMPALAN: Walikota Medan Bobby Nasution menegaskan bahwa Kota Medan adalah kota bebas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Pernyataan itu dia kemukakan pada malam tahun baru, ketika melihat pasangan sejenis yang berjalan bergandengan tangan di sebuah tempat di Medan.

Pernyataan Bobby itu menjadi viral dan menjadi headline nasional. Menurut Bobby, praktik gay dan lesbian bertentangan dengan agama, dan tidak sesuai dengan norma-norma manusia Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Fenomena LGBT menjadi hal umum yang banyak terlihat di berbagai kota besar di Indonesia. Di Malang fenomena itu juga muncul semakin mencolok. Mereka membentuk kelompok-kelompok di media sosial dan mempunyai beberapa tempat tertentu untuk berkumpul.

Beberapa kelompok LGBT di Malang bersoasiasi melalui grup di sosial media seperti Facebook, Whatsapp, sampai aplikasi tertentu untuk mencari pasangan. Selain itu terdapat beberapa tempat untuk mereka berkumpul seperti tempat kafe dan beberapa tempat hiburan.

Sebuah kelompok Whatsapp di Kota Malang yang berisi para aktivis LGBT mempunyai anggota sampai168. Sebuah grup Whatsapp lain yang beranggotakan kalangan gay di Malang punya anggota sampai 170 orang. Selain di aplikasi Whatsapp mereka juga membuat kelompok percakapan di aplikasi Telegram.

Fenomena tersebut dapat dikelompokkan ke dalam penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dengan kategori minoritas. LGBT di Kota Malang menjadi salah satu faktor dalam upaya penyebaran penyakit menular HIV/AIDS.

Data Januari sampai dengan Agustus 2022 di Kota Malang terdapat 298 orang penderita AIDS. Dan 219 orang di antaranya disebabkan dari perilaku LGBT. Selain menjadi salah salu faktor dalam penyebaran virus HIV/AIDS, pasangan kekasih sejenis yang menjalin asmara di Malang ini juga berujung kasus pembunuhan pada bulan Januari 2022 lalu.

Hal ini harus menjadi perhatian semua stake holder di Malang. Pemerintah daerah harus berani bertindak dan bersikap tegas seperti yang dilakukan Bobby Nasution.

LGBT menjadi ancaman yang sangat serius bagi kalangan milenial yang mulai longgar nilai-nilai moralnya. Mereka akan sangat mudah dipengaruhi oleh kampenye LGBT yang sekarang dilakukan dengan sangat masif pada skala nasional maupun internasional.
Kampanye dukungan terhadap LGBT dilakukan secara masif oleh industri perfilman Hollywood dan media besar di Amerika dan Eropa. Publik seluruh dunia keranjingan dan tergila-gila oleh tokoh-tokoh superhero rekaan Hollywood.

Superhero seperti Superman digambarkan sebagai sosok manusia sakti mandraguna yang bisa terbang dan punya kekuatan ekstra untuk menghancurkan kejahatan. Kekuatan dan kehebatan Superman identik dengan kejantanan yang macho. Akan tetapi, itu cerita lama. Versi terbaru menggambarkan Superman sebagai manusia yang mempunyai orientasi seksual yang menyukai sesama jenis.

Dalam salah satu episode digambarkan Superman mempunyai hubungan romantis dengan sesama laki-laki. Dengan kampanye yang sedemikian masif sangat mungkin anak cucu kita melihat bahwa LGBT adalah sesuatu yang harus diterima sebagai bagian dari keberagaman.

Youtuber Deddy Corbuzier sudah berani terang-terangan mendatangkan pasangan gay yang menikah sesama jenis untuk berbicara di kanalnya. Pasangan Indonesia dan Jerman ini blak-blakan menceritakan kehidupan mereka sebagai suami istri.

Reaksi netizen sangat keras. Ribuan komentar negatif menyerbu kanal Corbuzier. Puluhan ribu subscriber langsung berhenti berlangganan. Tagar ‘’Unsubscribe Deddy Corbuzier’’ menjadi trending topic. Akhirnya Corbuzier kelabakan dan meminta maaf. Ia kemudian menghapus konten pasangan LGBT itu.

Di Media sosial pasangan sesama jenis tidak lagi malu-malu memamerkan diri. Mereka secara terbuka melakukan ‘’coming out’’ pengakuan terbuka bahwa mereka pasangan lesbian. Berbagai foto kebersamaan dan kemesraan itu dipamerkan secara terbuka. Pasangan sesama jenis semacam ini mempunyai follower puluhan ribu.

Para penggemar sepak bola tentu sudah menyaksian bagaimana di Piala Dunia Qatar kemarin kampanye membela hak-hak LGBT begitu gencar dilakukan oleh tim-tim Eropa. Salah satu tim yang paling keras membela LGBT adalah timnas Jerman. Timnas Jerman melakukan foto tim dengan pose menutup mulut. Hal ini dilakukan sebagai protes terhadap larangan pemakaian ban kapten berwarna pelangi, yang menjadi logo LGBT.

Tuan rumah Qatar dengan tegas melarang pemakaian ban kapten dengan logo pelangi sebagai bentuk dukungan terhadap LGBT. Beberapa timnas negara Eropa semula akan memprotes aturan itu bersama Jerman. Inggris dan Belgia sempat menjadi pendukung Jerman, tapi kemudian menarik diri.

Tampilan Jerman di Piala Dunia Qatar jeblok dan tersingkir dari babak penyisihan. Jerman malu karena kalah dari timnas Jepang. Pendukung Jerman marah dan menuduh timnas Jerman lebih sibuk berpolitik daripada bermain sepak bola.

Kiper utama Jerman Manuel Neuer yang sekaligus kapten tim dikenal sebagai pendukung berat LGBT. Neuer juga yang berada di balik aksi foto tutup mulut timnas Jerman. Karena itu ketika Jerman tersingkir publik Jerman banyak yang marah terhadap Neuer. Kiper dan kapten Bayern Munich itu kemudian mengalami cedera patah kaki ketika berlibur dan bermain ski. Neuer harus menepi dari kegiatan sepak bola dan sangat mungkin karirnya akan habis.

Kampanye melawan pengaruh LGBT harus dimulai dari unit yang paling kecil yaitu keluarga. Pemerintah daerah harus berani dan tegas melarang praktik menyimpang ini. Pemerintah darerah Malang Raya harus berani bertindak tegas seperti yang dilakukan oleh Bobby Nasution. (dad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *