Tetap Lawan Junta Militer, Pemerintah Sipil Tandingan Myanmar Buka Kantor di Amerika Serikat

waktu baca 2 menit
Para pemimpin National Unity Government. (FB NUG)

WASHINGTON-KEMPALAN: Pemerintahan tandingan atau pemerintahan pengasingan Myanmar yang dinamai National Unity Government (NUG) membuka kantor pertamanya di Washington, Amerika Serikat untuk menjangkau pejabat AS, diplomat internasional, dan masyarakat sekitar.

Kantor ini dibuka pada Jumat (18/11) yang mana Zin Mar Aung, Menteri Luar Negeri pemerintahan tersebut mengatakan kepada Voice of America bahwa tujuan kantor itu adalah mempromosikan komunikasi antara pemerintahan bayangan dengan sejumlah kepentingan lain yang lebih luas.

“Kita bertujuan untuk bekerja secara dekat dan efektif dengan AS juga dengan masyarakat Myanmar di AS,” tambahnya. Hal itu bertujuan untuk mengefektifkan saluran diplomatiknya. Ia juga mencatat bahwa NUG memiliki perwakilan di negara-negara lainnya, seperti Australia dan Korea Selatan.

Adapun, NUG dibentuk oleh pejabat Myanmar yang tersingkir bersama sejumlah pemimpin etnis yang kontra terhadap junta dan mendukung gerakan perlawanan bersenjata yang menghadapi pemerintahan militer itu.

Adapun tanggapan dari penasihat senior dari Institute of Peace di AS, Priscilla Clapp, bahwa pembukaan kantor tersebut di ibukota Amerika adalah “hal besar” tapi mencatat bahwa lembaga itu tidak memiliki status resmi, hal ini dikarenakan negaranya memiliki kedutaan besar di Rangoon.

Lebih lanjut, Clapp menjelaskan, apabila AS mengakui secara resmi pemerintahan tandingan, maka negaranya akan kehilangan kedutaannya. Menurutnya, hal itu akan lebih mudah apabila sebuah negara tidak memiliki hubungan diplomatik, karena hubungan diplomatik adalah antar negara, bukan antar pemerintahan.

“Kami (AS) memiliki kedutaan besar di Rangoon, tapi mereka sebenarnya tidak berbicara dengan pemerintahan, maksud saya SAC (State Administration Council), di Myanmar,” ujarnya seperti yang dikutip Kempalan dari VoA.

Ia selanjutnya menguraikan bahwa sebelumnya pernah ada pemerintahan Burma dalam pengasingan, yakni National Coalition Government of the Union of Burma (NCGUB) yang tidak memiliki peluang untuk menyebarkan pengaruhnya seperti NUG.

“NCGUB tidak memiliki dukungan dan kehendak rakyat seperti perlawanan ini (NUG). Ini sangatlah serius – maksud saya, ada revolusi yang terjadi di negara ini dan hal itu belum pernah terjadi sebelumnya,” tuturnya.

NUG sendiri muncul sebagai reaksi terhadap kudeta yang dilakukan oleh tentara pada Februari 2021. Semenjak September 2022, kelompok itu mengumumkan perlawanan bersenjata terhadap junta militer, sehingga pemerintahan Min Aung Hlaing melabeli NUG sebagai kelompok teroris. (Reza Hikam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *