Ribuan Masyarakat Ikuti Silaturahmi Toleransi Kebangsaan di Tugu Pahlawan
SURABAYA-KEMPALAN: Ribuan masyarakat dari berbagai suku, ras dan agama di Indonesia terlihat tumplek blek memadati Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (28/10) malam. Seluruhnya tampak antusias dan sumringah mengikuti jalannya acara Silaturahmi Toleransi Kebangsaan yang dipusatkan di sisi timur Tugu Pahlawan Surabaya.
Kegiatan yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sejak pukul 18.00 WIB tersebut, merupakan rangkaian dari acara refleksi Peringatan Sumpah Pemuda. Sebelumnya, pada pagi harinya, pemkot juga menggelar upacara dengan dilanjutkan Deklarasi Surabaya Damai yang dilakukan 38 komunitas pencak silat dan beladiri di Kota Pahlawan.
Silaturahmi Toleransi Kebangsaan yang digelar malam hari ini diramaikan 12 penampilan seni budaya dari berbagai suku, ras, dan agama di Indonesia. Di antaranya, yakni Tari Remo dari Jawa Timur, Jaipong dari Sunda, Tati Sigeh Pengunten dari Organisasi Daerah Lampung, Mocopat dari Penghayat Kepercayaan Kota Surabaya, Tarian Empat Etnis dari Suku Bugis, Tari Pasambahan dari Suku Minang, dan Kasuari Dance dari Papua.
Kegiatan ini dihadiri langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Hadir pula para pejabat di lingkungan pemkot, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya, serta para ketua organisasi keagamaan di Kota Pahlawan.
Selain pertunjukan seni dan budaya, kegiatan yang berlangsung di Jalan Pahlawan ini juga dilaksanakan Doa Bersama Lintas Agama serta Deklarasi Persamaan Satu Negara Indonesia dari berbagai suku, ras, dan agama dari para pemuda di Surabaya. Sementara di akhir acara, kegiatan ini diisi dengan ceramah kebangsaan yang disampaikan Tokoh Ulama Nasional, Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal Gus Miftah.
Dalam sambutannya, Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan, dari dulu hingga hari ini Surabaya dikenal sebagai kota toleransi yang menjunjung tinggi harkat-martabat manusia. Bahkan, saat berperang melawan penjajah pada 10 November 1945, seluruh agama, suku dan ras turut bersama berjuang di Kota Pahlawan.
“Maka hari ini di tanggal 28 Oktober di Hari Sumpah Pemuda dilaksanakan di depan Tugu Pahlawan mengingatkan perjuangan Surabaya sebagai Kota Pahlawan yang tidak boleh kita dilupakan,” kata Eri Cahyadi.
Karena itu, Eri mengajak seluruh masyarakat untuk terus memberikan keamanan dan kenyamanan bagi umat agama apapun yang menjalankan ibadah di Surabaya. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Surabaya yang telah menjaga perdamaian dan persaudaraan satu dengan yang lainnya.
“Saya yakin jikalau Surabaya dengan pemuda-pemudanya yang hari ini membacakan Deklarasi Persamaan Satu Negara Indonesia, maka dalam darah kita terpatri NKRI harga mati,” tegas Eri Cahyadi.
Tak lupa, Eri juga kembali mengajak masyarakat di Kota Pahlawan untuk terus mengumandangkan bahwa Surabaya adalah kota terbuka bagi seluruh golongan dan menjaga toleransi. “Jikalau rasa ini kita wujudkan terus, saya yakin Insya Allah Surabaya tidak ada radikalisme, Surabaya tidak ada yang namanya kekacauan. Karena semuanya terjaga oleh arek-arek Suroboyo yang cinta perdamaian,” imbuhnya.
Di akhir sambutannya, Eri Cahyadi mengajak seluruh warga yang hadir dalam Silaturahmi Toleransi Kebangsaan untuk bersama-sama mengumandangkan “NKRI Harga Mati” sebanyak tiga kali. “NKRI… Harga Mati, NKRI… Harga Mati, NKRI… Harga Mati!” tutup Eri Cahyadi diikuti seluruh masyarakat yang hadir. (Dwi Arifin)
Editor: DAD