Masuki Enam Bulan Perang Rusia-Ukraina, Berikut Ringkasannya

waktu baca 4 menit
Rusia-Ukraina-China Briefing

MOSKOW-KEMPALAN: Sejak akhir tahun 2021, foto citra satelit telah menunjukkan bahwa pasukan Rusia sudah mulai mendekat ke arah Ukraina. Kemudian, terlihatnya pergerakan pasukan Rusia tersebut menjadi semakin panas di dunia internasional—hingga pada akhirnya, tepat enam bulan lalu pada hari ini, Rusia mendeklarasikan Operasi Militernya di Ukraina.

Rusia melancarkan apa yang disebutkan sebagai Operasi Militer dengan tujuannya melakukan Demiliterisasi dan De-Nazifikasi di Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022.

Kemudian pada saat ini, tepat enam bulan sudah berjalan, Rusia sudah berhasil mengambil 1/5 bagian dari teritorial Ukraina.

Berikut adalah ringkasan konflik yang berdampak besar bagi dunia internasional.

 

  1. Hari Pertama Invasi-Optimisme Baik dari Putin

Tepat pada tanggal ini, enam bulan lalu, yaitu bulan Februari, Presiden Rusia yaitu Putin telah meluncurkan Operasi Militer dengan membawa pasukan Rusia dari empat arah—yaitu arah Utara, arah Timur Laut, Arah Timur, dan arah Selatan.

Ledakan sudah mulai terdengar secara jelas di seluruh penjuru Ukraina dan misil Rusia telah mengenai banyak target.

Ukraina kemudian mengajukan Negara Darurat dan mengatakan bahwa Rakyat Ukraina akan melindungi negaranya.

 

  1. Satu Bulan Pertama Invasi-Rusia Mengambil Banyak dari Ukraina

Dalam minggu pertama, Rusia sudah mengambil banyak daerah penting untuk menekan Ukraina—seperti kota Kyiv, Kharkiv dan Kherson.

Meskipun kemudian, Rusia menghadapi banyak hambatan mulai dari sulitnya mengambil alih secara penuh Kyiv karena kurangnya logistik, hingga perlawanan dari rakyat Ukraina.

Foto satelit juga menunjukkan bahwa konvoi Rusia terhenti sepanjang 40 KM di luar ibukota Kyiv.

 

  1. Kriminal Perang di Bucha

Bucha merupakan sebuah kota di luar Kyiv—yang menjadi tempat strategis bagi Rusia untuk maju ke kota Kyiv.

Namun, ketika Rusia sudah meninggalkan Bucha, Human Rights Watch (HRW) menemukan banyak bukti bahwa Rusia telah melakukan kriminal perang.

HRW menemukan banyaknya indikasi Rusia melakukan pembunuhan, penyiksaan, eksekusi hingga penghilangan secara paksa.

 

  1. Fase Kedua Perang-Restrategi Rusia

Rusia gagal untuk mengambil alih Kyiv karena mendapatkan banyaknya perlawanan dan kemudian Rusia mulai meluncur ke Donbas serta Mariupol—yang kemudian menandai fase kedua perang Rusia-Ukraina.

Fase kedua perang Rusia-Ukraina dimulai pada akhir April silam—dimana kemudian Rusia mengumumkan empat tujuannya yaitu 1). Ambil alih Donbas, 2). Buat Jalan Koridor ke Krimea, 3). Blokade Pelabuhan Laut Hitam Ukraina, dan 4). Ambil alih Selatan Ukraina.

 

  1. Mariupol-Peperangan Sengit Kedua Pihak

Kota Mariupol yang berada di pesisir sudah secara penuh diduduki oleh Rusia—dan membuat bantuan kemanusiaan terhambat karena jalan koridor tertutup oleh Rusia.

Mariupol menjadi tempat pertempuran sengit antara kedua pihak, dengan banyaknya bom yang dijatuhkan.

Kemudian tepat pada 21 April, Putin memerintahkan kepada pasukan militer Rusia untuk mendesak semua pihak Ukraina yang melakukan perlawanan.

Hasil akhirnya, 1,700 pasukan militer Ukraina menyerah—dan 1000 diantaranya dikirim ke Rusia.

 

  1. Saat ini-Peperangan Tanpa Progress

Meskipun Rusia sudah melakukan reorientasi dan restrategi ke Timur Ukraina, namun nyatanya, serangan Rusia masih tidak terlalu mumpuni.

Peperangan menjadi jarang terjadi—namun Rusia masih mengklaim daerah-daerah sekitarnya sudah diambil alih.

Pada saat ini juga sedang terjadi peperangan di dekat dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir—yang kemudian menimbulkan kekhawatiran dunia internasional.

 

  1. Ledakan di Krimea

Pada tanggal 9 Agustus, telah terjadi ledakan di pangkalan militer Rusia di Krimea.

Ledakan tersebut membunuh satu orang dan melukai 14 orang, berdasarkan Gubernur Krimea.

Foto satelit juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa pesawat yang hancur karena ledakan tersebut, dan juga pangkalan militer milik Rusia tersebut mengalami kerusakan parah.

Pihak Ukraina mengklaim bahwa bukan negaranya yang menjadi pelakunya—namun jika memang terbukti, maka kemungkinan besar tensi peperangan akan naik secara signifikan.

 

  1. Pembunuhan Anak Alex Dugin

Alex Dugin adalah sahabat terdekat Putin yang dikatakan memiliki pengaruh terhadap pandangan Putin terhadap dunia internasional.

Beberapa hari silam, anak dari Alex yang bernama Darya Dugina terbunuh dalam ledakan mobil—dan pihak keamanan Rusia menuduh bahwa intelijen Ukraina yang menjadi pelakunya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri sudah memberikan ultimatum bahwa pembunuhan tersebut memiliki keterkaitan dengan Ukraina, maka mereka tidak akan segan membalasnya.

Enam bulan berjalan, peperangan Rusia-Ukraina masih berjalan—dan tidak sedikit yang merasakan dampaknya. Mulai dari adanya 6,6 Juta Pengungsi, hingga dampak lainnya seperti misalnya harga minyak dunia dan harga gandum, semuanya merupakan dampak dari peperangan tersebut.

Apakah dalam waktu depat akan terjadi rekonsiliasi dari konflik tersebut?

 

(Muhamad Nurilham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *